Dibedakan menjadi :
1. Hidrokarbon alifatik jenuh
2. Hidrokarbon alifatik tidak jenuh
I. Alkana
Disebut juga hidrokarbon paraffin. Parafin berasal dari bahasa latin parum affinis yang artinya
afinitas kecil.
Alkana yang kehilangan satu atom hydrogen disebut radikal alkil.
2. Makin tinggi massa rumus suatu alkna semakin tinggi lebur dan titik didihnya. Alkana yang
bercabang titik didih dan titik leburnya lebih rendah dari isomernya yang normal.
3. Alkana yang berwujud gas dan padat tidak berbau sedangkan yang berwujud cair berbau khas.
4. Semua alkane tidak larut air tetapi larut dalam pelarut non polar.
Hasil nitro alkane tersebut seketika mengalami pembelahan yang akan diperoleh berupa campuran
senyawa-senyawa nitro alkane.
H3C—C—C—H + HO—NO2 → H3C—C—C—NO2 + H3C—CH2—NO2 + H3C—NO2 + CO2 +H2O
| | | |
H2 H H2 H2
c. Halogenasi
Dibawah pengaruh sinar UV atau pada suhu 250 - 400⁰ metana dan Cl2 bereaksi dengan cara substitusi
menurut reaksi :
H2C—H + Cl—Cl → CH3—Cl + HCl
Jika dalam reaksi di atas Cl2 yang direaksikan berlebih, maka terjadi reaksi substitusi lebih lanjut
sehingga terjadi :
H3C—Cl + Cl—Cl → H2C—Cl + HCl