Anda di halaman 1dari 36

KEPERAWATAN INTENSIF DASAR

PENGERTIAN ICU
 Adalah unit perawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan
kritis, cedera dengan penyulit yang mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga
terlatih serta didukung dengan kelengkapan peralatan khusus
(standar pelayanan kep. ICU,Depkes, 2006).

 Klasifikasi Pelayanan ICU


1. Pelayanan ICU Primer
RJP dan pengelolahan jalan nafas ( intubasi , Verntilasi Mekanik / ventilator ), terapi
oksigen pemasangan vena sentral , pemantauan EKG , terapi titrasi dan pemeriksaan
laboratorium .
2. Pelayanan ICU Sekunder
Sama dengan pelayanan primer , pemasangan CVC , prosedur Isolasi,
HD(Haemodialisis).
3. Pelayanan ICU Tersier
Pemasangan CVC dengan monitor , ECHO .
INDIKASI PASIEN MASUK ICU

1. PRIOTITAS SATU
Pasien kritis , tak stabil , perlu terapi suportif secara intensif ( ventilasi mekanik ,
Vasoaktif ) Contoh : Hipotensi , Syok , Post Bedah Thorax.

2. PRIORITAS DUA
Perlu Pemantauan Intensif dan Kompleks : tak Stabil , Antisipasi terhadap
kemungkinan timbul dekompensasi . Contoh : Pasca Cardiac Aresst , Post Bedah
Mayor, Gagal Ginjal Akut atau kronis.

3. PRIORITAS TIGA
Penyakit dasarnya berat atau Terminal tetapi pasien keadaan kritis , tak stabil , Akut .
Contoh : pasien dengan keganasan ( Metastase) , Mendapatkan terapi intensif hanya
untuk mengatasi penyakit akut , tetapi tidak sampai intubasi dan RJP.
I. ASAM BASA

 Kondisi Asam Basa ditentukan oleh PH


 PH  P : POWER/POTENSIAL/KEKUATAN dari POWER HIDROGEN
H: ion HIDROGEN
 Ion HIDROGEN kondisi tubuh Asam  PH ion Hidrogen berbanding terbalik dgn PH
 Ion HIDROGEN kondisi tubuh Basa  PH

Teory Handerson Hasselbach


BACA HASIL AGD
BATAS NILAI NORMAL DARI MASING – MASING :
 PH : 7,35 – 7,45
 PCO2 : 35 – 45  paru – paru
 H3C03 : 23 – 28  Ginjal

PH  JIKA PH ↑ DISEBUT BASA / ALKALOSIS


JIKA PH ↓ DISEBUT ASAM / ASIDOSIS
PH CO2 HCO3

ASIDOSIS RESPIRATORIK N

ASIDOSIS METABOLIK N

ALKALOSIS RESPIRATORIK N

ALKALOSIS METABOLIK N
II. PENGOLAHAN JALAN NAPAS ( MANAGEMENT
AIRWAY)

 Adalah tindakan yang dilakukan untuk membebaskan


jalan napas dengan dengan tetap memperhatikan control
servikal

 Tujuan :
Membebas jalan napas untuk menjamin jalan masuknya
udara ke paru secara normal sehingga menjamin
kecukupan oksigenisasi tubuh .
PENGELOLAAN JALAN NAPAS :

1. Pemeriksaan Jalan Napas .


2. Memahami Tanda – tanda Kegawatan
Napas.
3. Pembebasan Jalan Napas.
4. Pemberian oksigen tambahan/terapi
oksigen.
5. Memberikan bantuan napas.
MACAM – MACAM CARA PEMBERIAN NAPAS DENGAN
ALAT BANTU :
 O2 NASAL  kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%.

 O2 SIMPLE MASK  konsentrasi oksigen 40-60% dengan kecepatan aliran


5-8 liter/menit.

 O2 Rebreathing Mask  konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan aliran


8-12 liter/menit.

 O2 NRM  konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan aliran


10-12 liter/menit

 GUEDEL / OPA

 NPA ( NASOPHARYNGEAL AIRWAY )

 INTUBASI
BENTUK DAN UKURAN NPA
ETT DAN MANDRAIN
III. PARAMETER HEMODINAMIK INVASIF
CENTRAL VENOUS PRESSURE ( CVP ) MONITORING

 Adalah Central Venous Presure (CVP) , merupakan tekanan pada


vena besar thorax yang menggambarkan aliran darah ke jantung
(BLOUK,GLORIA DAROVIC , 2002 )
 CVP merefleksikan TD di atrium kanan atau Vena Cava , pada
umumnya jika venous return ( Aliran balik ke Vena ) turun , CVP
Turun dan Jika Venous Return naik , CVP Meningkat
 Nilai normal CVP: 2- 6 mmHg atau 3-8 cmH2O
 Lokasi pemasangan:
a. Lokasi sentra  Vena jugularis interna, Vena subklavikula,
Ven femuralis.
b. Lokasi perifer  Vena cephalika, Vena basilica, Vena jugularis
ekternal,
INDIKASI PEMASANGAN CVP
PERSIAPAN UNTUK PEMASANGAN
 Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pd klien dan klg ttg:
1. Tujuan pemasangan
2. Daerah pemasangan
3. Prosedur yang akan dikerjakan

 Persiapan alat
1. Kateter CVP
2. Set CVP
3. Spuit 2,5 cc
4. Antiseptik
5. Obat anaestesi local
6. Sarung tangan steril
7. Bengkok
8. Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
9. Plester
CARA MENILAI CVP DAN PEMASANGAN MANOMETER

Cara menentukan titik nol :


1. Penderita tidur terlentang mendatar.
2. Dengan menggunakan slang air tang berisi air
± setengahnya -> membentuk lingkaran dengan
batas air yang terpisah.
3. Titik nol penderita dihubungkan dengan batas air
pada sisi slang yang satu. Sisi yang lain
ditempatkan pada manometer.
4. Titik nol manometer dapat ditentukan.
5. Titik nol manometer adalah titik yang sama
tingginya dengan titik aliran V.cava superior,
atrium kanan dan V.cava inferior bertemu
menjadi satu.
PENILAIAN CVP
 Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan
stopcock -> amati infus lancar atau tidak
 Penderita terlentang
 Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai
dengan angka tertinggi -> jaga jangan sampai cairan
keluar
 Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock
hubungkan manometer akan masuk ke tubuh penderita
 Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi
undulasi sesuai irama nafas, turun (inspirasi), naik
(ekspirasi)
 Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP
 Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O
 Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
POSISI PASIEN SAAT PENGUKURAN CVP
EKG
 Elektrokardiografi (EKG) adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik
jantung.
 Manfaat dari EKG yaitu:
1. Mengetahui kelainan irama jantung(Disritmia)

2. Mengetahui kelainan miokardium

3. Mengetahui pengaruh efek obat-obatan

4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit

5. Penilaian fungsi pacu jantung

Persiapan Pemasangan EKG:


VENTRICULAR TACHYCARDI
VENTILATOR

 Ventilator adalah satu alat bantu mekanik yang


berperan berguna serta mempunyai tujuan
untuk memberi pertolongan nafas pasien.

 Ventilasi mekanik adalah alat bantu napas


bertekanan positif atau negative yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian
oksigen dalam waktu yang lama.
ADA 2 JENIS VENTILATOR

1. Ventilator tekanan negatif  Merupakan Ventilator


Original / tidak memerlukan konektor ke jalan nafas
(tidak menggunakan ETT ) .

2. Ventilator tekanan Positif  Saat ini sering di gunakan


dan dilakukan dengan cara baging manual selama
masing – masing 8 jam atau menggunakan jalan napas
buatan ( ETT , TRAKEOSTOMI ) Dengan prinsip
menggunakan tekanan positif untuk mendorong
kealam paru-paru pasien.
JENIS – JENIS VENTILATOR TEKANAN NEGATIF
JENIS – JENIS VENTILATOR TEKANAN POSITIF
VENTILATOR MODE NON INVANSIF
INDIKASI VENTILASI MEKANIK
Pemberian Ventilasi tekanan positif memerlukan suatu
alat sebagai penghubung antara pasien dengan ventilator
salah satunya dengan indikasi intubasi Endotrakeal.
Indikasi Intubasi:
a) Kegagalan Oksigenasi
b) Kegagalan Ventilasi

Komplikasi:
a) Gangguan Haemodinamik
b) Ventilator Associted Pneumonia (VAP)
c) Perdarahan Gastrointestinal
d) Keseimbangan cairan berlebih dan hiponatremia
MODEL TYPE VENTILASI MEKANIK
1. Mode control (pressure control, volume control, continuous mode).
 Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya
 Pada mode ini pasien dibuat tidak sadar (tersedasi) sehingga
pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator.
 Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada
ventilator.
2. Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV).
 Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan
sesuai dengan yang di set pada ventilator.
 Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut pasien bebas
bernafas, misalkan respiratory rate (33) di set "4, maka setiap 7detik
ventilator akan memberikan bantuan nafas, diantara 7 detik tersebut
pasien bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator. Kadang
ventilator memberikan bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri,
sehingga terjadi benturan antara kerja ventilator dan pernafasan
mandiri pasien.
3. Mode Syncronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

 Sama dengan mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) hanya


saja ventilator tidak memberikan bantuan ketika pasien sedang
bernafas mandiri. sehingga benturan terhindarkan.

4. Mode Pressure Support atau mode spontan.

 Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi.

 Inisiasi nafas sepenuhya oleh pasien.

 Ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume


yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN VENTILATOR

1. Gangguan Pertukaran gas


2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas
3. Gangguan komunikasi Verbal
4. Resiko terjadinya komplikasi VAP
5. Gangguan mobilitas fisik
6. Resiko terjadinya disfungsi respon weaning ventilator
IMPLEMENTASI
 Edukasi kepihak keluarga dan pasien jika pasien masih bisa diajak komunikasi
tentang pentingkan dilakukan intubasi dan pemesangan ventilator.
 Observasi TTV setiap JAM.
 Hitung Balance dan Deuresis / Jam
 Suction berkala
 Pertahankan posisi ETT jangan sampai bergeser
 Lakukan oral Hygiene
 Program mika – miki setiap 2 jam sekali.
 Atur posisi kepala lebih tinggi > 30°
 Ciptakan suasana yang tenang disekitar pasien
 Orientasikan waktu dan jam kepada semua pasien ICU
 Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat.
 Berikan dukungan kepada semua pasien icu untuk menghilangkan rasa cemas dan
ketakutan dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai