merupakan serangkaian kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang harus dilaksanakan segera pada tanggap darurat krisis kesehatan untuk menyelamatkan jiwa khususnya pada kelompok perempuan dan remaja perempuan. Tujuan paket pelayanan awal minimum kesehatan reproduksi Mengidentifikasi koordinator PPAM kesehatan reproduksi Mencegah dan menangani kekerasan seksual Mengurangi penularan HIV Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif dan terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil. Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal Pada tanggap darurat krisis kesehatan, koordinator kesehatan reproduksi harus memastikan bahwa setiap ibu yang akan bersalin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan dan apabila sewaktu waktu akan bersalin, terdapat petugas kesehatan yang siap menolong persalinan. Di samping itu, perlu dipastikan tersedianya pelayanan PONED dan PONEK 24 jam per hari, 7 hari per minggu sebagai fasilitas rujukan apabila sewaktu waktu terjadi komplikasi obstetri dan/neonatal Kegiatan yang harus dilakukan koordinator kesehatan reproduksi pada situasi bencana: Pendataan dan pemetaan ibu hamil dan bayi baru lahir di tempat-tempat pengungsian Pemetaan puskemas PONED dan rumah sakit PONEK. Hal-hal yang harus diobservasi adalah keadaan bangunan, kondisi geogafis, transportasi, peralatan, obat-obatan dan ketersediaan sumber daya manusia Memastikan petugas dapat menjangkau ibu hamil dan ditempatkan di dalam satu tenda Berkoordinasi dengan penanggung jawab bidang gizi untuk ketersediaan konselor ASI di pengungsian Mendistribusikan buku KIA pada ibu hamil Mendistribusikan kit bidan, kit kesehatan reproduksi, kit individu apabila dibutuhkan Memastikan ketersediaan pelayanan PONED dan PONEK 24 jam/7 hari Berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD untuk menyediakan tenda kesehatan reproduksi dan tenda pemenuhan kebutuhan khusus perempuan Berkoordinasi untuk memastikan adanya sistem rujukan yang berfungsi dari masyarakat, puskesmas, rumah sakit 24 jam/7 hari Memastikan terpasangnya informasi tentang prosedur pelayanan kesehatan, yang menyebutkan kapan, dimana dan bagaimana merujuk pasien dengan kondisi kegawatdaruratan maternal dan/neonatal ke tingkat pelayanan kesehatan lebih lanjut Memastikan nutrisi yang cukup bagi kelompok rentan khususnya ibu hamil dan menyusui Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pelayanan kegawatdaruratan neonatal meliputi: Resusitasi Perlindungan suhu tubuh Pencegahan infeksi (kebersihan, memotong dan merawat tali pusar secara higienis, perawatan mata) Pengobatan penyakit pada neonatal dan perawatan bayi prematur/berat badan lahir rendah Memastikan Tersedianya Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Fasilitas Kesehatan Rujukan
Koordinator kesehatan reproduksi memfasilitasi
bantuan bagi rumah sakit setempat dalam penyediaan tenaga kompeten, sarana dan prasarana, termasuk obat-obatan dan peralatan operasi sesar, yang diperlukan untuk menyelenggarakan PONEK. Pelayanan PONEK meliputi Pemberian antibiotik melalui infus Obat uterotonika melalu iinfus (oksitosin) Obat anti konvulsi melalui infus (magnesium sulfat) Pengeluaran sisa hasil konsepsi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual Melakukan manual plasenta Kelahiran melalui vagina yang dibantu (dengan vakum) Resusitasi neonatal Melakukan pembedahan dengan anestesiumum (operasi sesar, laparatomi) Memberikan transfusi darah yang aman dan rasional