Anda di halaman 1dari 18

By Steviany Stezan

 Seorang perempuan, usia 38 tahun, hamil keempat, datang ke


IGD dengan keluhan nyeri perut dan keluar darah dari jalan
lahir sejak 6 jam yang lalu.
 Identitas: nama, alamat, umur, pekerjaan
 Keluhan utama: nyeri perut dan keluar darah dari jalan lahir (onset? nyeri? perdarahan?
warna darah?)
 Keluhan tambahan: sakit kepala? pusing? mual muntah? sesak nafas? gangguan BAB & BAK?

 Riwayat haid: HPHT? siklus? lama? banyak? nyeri?


 Riwayat kehamilan, persalinan & abortus

 Riwayat penyakit dahulu: penyakit jantung, asma, diabetes, hipertensi, trauma


 Riwayat penyakit keluarga: penyakit herediter (hipertensi, diabetes, jantung, asma, alergi)
 Riwayat pribadi: merokok, minum alkohol, menggunakan obat-obatan, diet, kondisi
lingkungan
 Complete Blood Count / PDL
Hb 7 g/dL (11-14)
Ht 22% (30-46)
Leukosit 12.000/uL (6000-17000)
Trombo 150.000/uL (150000-400000)
 Radiologi
RPS: darah kecoklatan, jumlah tidak banyak, nyeri perut terus
menerus, lemas, trauma (-)
RPD: hipertensi sejak 5 tahun yg lalu, tidak minum obat
teratur.
Riw. ANC: 2x di bidan, terakhir 1 bulan yang lalu.
Riw. haid terakhir = 7 Sept 2016 (siklus 28 hari)
Tanggal pem. = 31 Mei 2017
Usia kehamilan = 38 minggu
USG: Plasenta berimplantasi di fundus uteri, meluas ke corpus
anterior tidak sampai segmen bawah rahim.
Status Paritas
– G (Gravida) -> 4
– P (Para) -> 2
– A (Abortus) -> 1

Estimasi Kelahiran
– HPHT + 1 Tahun – 3 Bulan + 7 Hari
• 7 September 2016 -> 7 September 2017 -> 7 Juni 2017 -> 14 Juni
2017

Menghitung Usia Kehamilan (Trimester ketiga)


– HPHT = 7 September 2016
– Tanggal Pemeriksaan = 31 Mei 2017
• 23 + 31+ 30 + 31 + 31 +28 + 31 + 30 + 31
– 266/7 = 38 minggu

G4P2A1, 38 tahun, 38 minggu.


Perdarahan Antepartum
Kehamilan muda (<20 minggu) : abortus, KET, mola
hidatidosa
Kehamilan tua (>20 minggu) : plasenta previa, solusio plasenta
Perdarahan Postpartum
Solusio Plasenta Plasenta Previa

Definisi Terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
implantasi yang normal (corpus uteri) setelah kehamilan rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh
20 mg dan sebelum janin lahir. atau sebagian dari ostium uteri internum.

Anamnesis Sakit perut tiba tiba, perdarahan pervaginam darah segar Perdarahan tanpa sadar dari jalan lahir berwarna
& bekuan darah yang kehitaman,, pusing, lemas, merah segar, tanpa nyeri
muntah, pucat, mata berkunang, trauma

Inspeksi Gelisah, kesakitan, pucat, sianosis, berkeringat dingin, Perdarahan pervaginam encer sampai
darah keluar pervaginam menggumpal, tampak anemis

Palpasi Tinggi fundus uteri tidak sesuai, uterus tegang & keras Janin belum cukup bulan, tfu sesuai umur, kel.
(papan), nyeri tekan (+), bagian janin sulit dikenali letak janin, nyeri tekan (-), uterus tidak tegang

Auskultasi Sulit dilakukan, DJJ > 140 – 100 – hilang (bila plasenta DJJ normal
lepas lebih dari 1/3 bagian)

Pem. TD  (syok) TD 
Umum Nadi cepat dan kecil Nadi, RR 
Solusio Plasenta Plasenta Previa

PP Urin: albumin (+) Darah: Hb 


Darah: Hb , tes kuantitatif fibrinogen

Plasenta Tipis, cekung di bagian yang terlepas, ada Teraba plasenta sekitar ostium uteri internum
koagulum/ darah beku yang menempel di belakang
plasenta (*)

USG Terlihat daerah terlepasnya plasenta, janin, GOLD STANDARD


kandung kemih, darah dan tepian plasenta Plasenta menutupi keseluruhan/ 2cm dari ostium uteri
internum
 Menurut derajat pelepasan plasenta:
 Totalis: plasenta terlepas seluruhnya.
 Parsialis: plasenta terlepas sebagian.
 Marginalis: sebagian kecil pinggir plasenta terlepas.

 Menurut derajat perdarahannya:


 Ringan: pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Perut agak sakit dan tegang terus menerus.
Janin masih mudah diraba.
 Sedang: sakit perut terus menerus yang tidak lama disusul perdarahan pervaginam (bisa mencapai 1000mL), ibu
syok, dinding uterus tegang terus menerus – nyeri tekan – janin susah diraba, pelepasan plasenta >25-50%
 Berat: tiba-tiba, ibu syok, uterus tegang seperti papan & sangat nyeri, janin meninggal, kelainan pembekuan darah
& gangguan fungsi ginjal, pelepasan plasenta >2/3 atau seluruh bagian permukaan
o Faktor kardiorenovaskuler: hipertensi, preeklamsia, eklamsia

o Faktor trauma

o Faktor paritas ibu: multipara >>

o Faktor usia ibu: semakin tua  resiko hipertensi >>

o Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)

o Faktor penggunaan kokain

o Faktor kebiasaan merokok

o Riwayat solusio plasenta

o Pengaruh lain: anemia, defisiensi gizi


- Insiden solusio plasenta tidak terlalu banyak, bervariasi dari 1

diantara 75–830 persalinan.

- Penyebab dari 20-35% kematian perinatal.


1. Ringan:

 <36 mg, ada perbaikan – perdarahan berhenti, perut tidak sakit,


uterus tidak tegang, janin hidup
tirah baring, atasi anemia, monitor keadaan janin (KTG, USG),
tunggu persalinan spontan
 perburukan – perdarahan berlangsung terus, gejala solusio makin
jelas & bertambah luas
akhiri kehamilan, janin hidup di SC, janin mati diamniotomi lalu
infus oksitosin untuk percepat persalinan.
2. Sedang & berat:

resusitasi cairan, transfusi darah (atasi anemia), amniotomi


(merangsang persalinan & mengurangi tekanan intrauterine), infus
oksitosin, persalinan pervaginam/ SC (kalo perlu)  perdarahan
belum berhenti, histerektomi.
 Syok perdarahan (hipovolemia)

 Gagal ginjal akut: karena hipovolemia – nekrosis tubuli ginjal – perfusi ginjal
terganggu, oliguria
 Kelainan pembekuan darah (hipofibrinogenemia): < 100 mg% (N= 300-700
mg%)
 Uterus couvelaire: karena perdarahan dalam otot rahim – gang. Kontraktilitas
uterus – uterus berwarna kebiru/unguan
 Komplikasi pada janin: fetal distress, gangguan tumbuh kembang, hipoksia dan
anemia, kematian
- Hindari alkohol, rokok, obat-obatan narkotika & psikotropika

- Rutin kontrol kehamilan

- Mengenali & mengatasi masalah kesehatan pada ibu hamil (DM,


hipertensi)
 Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan terkait, dapat
disimpulkan bahwa ibu ini menderita solusio plasenta. Solusio
plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
sebelum janin lahir disebut juga abruption plasenta. Akan lebih baik
jika cepat ditangani segera, karena semakin cepat ketepatan dan
kecepatan penanganan akan semakin baik pula bagi ibu dan bayinya.

Anda mungkin juga menyukai