Iwan 175020207111037 Pengembangan Organisasi sangat menitikberatkan pada proses penentuan tujuan Pengembangan organisasi definisi nya adalah perubahan yang direncana kan, untuk membuat perubahan itu terjadi, perlu ada nya penetapan tujuan. Sehingga dapat kita simpulkan pengembangan organisasi dan penentuan tujuan tidak dapat dipisahkan Teori Goal Setting ( Penetapan Tujuan) Goal Setting adalah proses yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan dengan menentukan tujuan yang diinginkan secara spesifik kepada, individu, atau kelompok yang bekerja pada organisasi tersebut.
Dasar pemikiran yang melandasi teori Goal Setting
menurut Edwin Locke dan Gary Latham adalah, aksi yang dilakukan oleh individu didasarkan kepada perilaku dan nilai yang mereka tuju, sementara “goal” adalah sesuatu yang harus di capai oleh individu/ kelompok. Tujuan Goals yang lebih tinggi, menciptakan kinerja yang lebih baik.
Selain menetapakan tujuan yang sulit dan menantang agar
menjadi yang terbaik, tujuan harus ditetapkan secara spesifik
Tujuan yang tinggi atau sulit akan ditinggalkan karena tujuan
setidaknya harus mendekati atau dapat dicapai.
Partisipasi dalam menetapkan tujuan (goals) diperlukan
karena akan meningkatkan komitmen dalam mencapai tujuan tersebut.
Kombinasi dari feedback dan goal setting yang diberikan
kepada kinerja individu memiliki efek positif pada kinerja tersebut.
Perbedaan antar individu cinderung tidak mempengaruhi
goal setting.
Goal Setting di dalam tim harus lebih dipertimbangkan
daripada tujuan individu.
Dukungan dari Manajerial sangat penting dalam penetapan
tujuan agar keberhasilan dapat diperoleh. Model untuk Goal Setting Hasil dari Goal Setting
Penelitian tentang efek dari goal setting
menunjukkan hasil positif pada tingkat individu dan pada tingkat organisasi. Pada suatu studi menemukan bahwa dalam 90 persen kasus, tujuan spesifik dan menantang mengarah pada kinerja yang lebih baik daripada tujuan yang mudah, tujuan “do your best”, atau tidak ada tujuan. Management by object (MBO) Management by object (MBO) adalah teknik yang digunakan oleh organisasi untuk menetapkan tujuan.
MBO dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen
yang dibentuk untuk membantu dalam perencanaan, pengorganisasian, menyelesaikan masalah, memotivasi, dan kegiatan manajerial penting lainnya. Tujuan Program MBO
Tujuan MBO adalah memperjelas tujuan dan
rencana organisasi di semua tingkatan dan untuk mendapatkan motivasi dan partisipasi yang lebih baik dari anggota organisasi. Proses MBO Langkah 1
Bawahan mengusulkan kepada manajer serangkaian tujuan
untuk periode waktu mendatang yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi.
Langkah 2
Bawahan dan manajer bersama-sama mengembangkan tujuan
dan target spesifik.
Langkah 3
Periode kinerja di mana individu yang terlibat berusaha untuk
mencapai tujuan individu. Langkah 4
Manajer memberi umpan balik hasil kepada
bawahan dan memberikan penghargaan yang sesuai untuk kinerja.
Langkah 5
Hasil tinjauan kinerja untuk menetapkan tujuan
kinerja baru dan mendaur ulang proses penetapan tujuan.
MBO adalah proses pembaruan diri yang
berkelanjutan Kritik terhadap MBO Menerapkan MBO itu mahal dan memakan waktu, dan biasanya membutuhkan upaya besar. Hasil dari MBO Beberapa studi menunjukkan bahwa MBO telah meningkatkan kinerja organisasi, sedangkan yang lain menunjukkan inefisiensi dan kelemahan dalam aplikasi.
Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa
penetapan tujuan menghasilkan peningkatan kinerja dan motivasi. Bangkrut nya Perusahaan KODAK Di kutip dari Liputan6.com, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun. Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital. Bangkrut nya Perusahaan KODAK
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan
tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka. "Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan pengaruh pada perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia," kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju." tandasnya. Menurut kelompok kami, setidak nya ada beberapa kesalahan yang dilakukan perusahaan KODAK khususnya pada penepatan tujuan :
1. Penetapan tujuan yang cenderung sama dari
tahun ke tahun, seperti yang dikatakan pada kutipan berita tsb, KODAK sebagai perusahaan pelopor fotografi justru bergerak dengan sangat lambat dalam hal inovasi dan cenderung berada di zona nyaman, dan menetapkan target baik dari sisi produksi, inovasi dan penjualan yang tidak jauh berubah dari tahun ke tahun. Berangkat dari dasar bahwa mereka merupakan “raja” atau pelopor dalam bisnis fotografi. 2. Penetapan tujuan yang cenderung sama ini mengakibatkan, KODAK mudah tersaingi oleh perusahaan-perusahaan baru yang dinamis dan dibekali target yang dinamis pula. Inovasi yang terus menerus dilakukan oleh perusahaan perusahaan baru ini lama kelamaan mulai mengikis dominasi KODAK dalam bisnis fotografi. 3. Goal Setting yang cenderung salah dan tidak tepat sasaran, mengapa? Karena salah satu langkah Recovery dilakukan KODAK adalah dengan mengeluarkan dua kamera baru yang lagi-lagi dianggap tidak revolusioner oleh para pengamat fotografi, karena fitur-fitur yang ada pada kamera tersebut hanya lah fitur tambahan yang cenderung dilebih-lebihkan SARAN
KODAK bisa menjadi sebuah Platform
Media sosial yang berguna untuk menyimpan, berbagi dan mengedit foto secara online, alih-alih tetap pada tujuan mereka yang sedari lama = yaitu menjual kamera.