Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN GERONTIK

PERUBAHAN SISTEM URINARIA PADA


LANSIA

Kelompok 8:

1. Chindy F Heumasse (C1714201009)


2. Fitriani ( C1714201018 )
3. Iriani Bate ( C1714201023 )
4. Megawati (C1714201033 )
5. Nofriska Posuka (C1714201037)
6. Verrel Brayen Siahaya ( C1714201052 )
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan atau sistem urologi merupakan suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh larut
dalam air dan dikelurkan berupa urine (Nuari dan Widayati,
2017)
Lanjut Usia

• Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh


kembang. Perkembangan manusia berawal dari bayi,
anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua, jadi
manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Dimasa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan
sosial secara bertahap. Lanjut usia bukanlah suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses
kehidupan yang ditandai penurunan kemampuan tubuh
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Azizah,
2011)
Organ sistem perkemihan
• Ginjal
• Ureter
• Kandung kemih
• uretra
Perubahan sistem urinaria pada lansai
• Perubahan anatomi sistem berkemih pada lansia
berhubungan dengan inkontinensia urine. Pada lansia dapat
berkaitan dengan perubahan struktur anatomi pada sistem
urinaria, yaitu:

1) Ginjal (Ren) merupakan unit fungsional dari ginjal adalah


nefron. Pada masa dewasa lanjut, jumlah nefron telah
berkurang setengahnya dari jumlah nefron dewasa muda.
Selain itu nefron yang tersisa memiliki lebih banyak
ketidaknormalan (Stanley dan Beare, 2013).
2) Kandung kemih (Vesica Urinaria) terjadi perubahan yang
pada umumnya menyertai penuaan, termasuk kapasitas
kandung kemih yang lebih kecil (Stanleydan Beare, 2013).
KONSEP INKONTINENSIA URINE
PADA LANSIA
1. Definisi Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine didefinisikan oleh International


Continence Society (ICS) sebagai keluhan atas kebocoran
urin yang tidak disadari. Inkontinensia urine menyebabkan
masalah sosial dan higienis pada penderitanya.

Inkontinensia urin merupakan kehilangan kontrol berkemih


yang bersifat sementara atau menetap. Klien tidak dapat
mengontrol sfingter uretra eksterna
2. Etiologi inkontinensia urine

Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa


perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih, antara
lain disebabkan melemahnya otot dasar panggul,
kebiasaan mengejan yang salah ataupun karena
penurunan esterogen
3.Dampak Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine juga memiliki efek terhadap kualitas


hidup, bahkan pada kegiatan sehari-hari sederhana,
seperti bekerja, berjalan, kegiatan interpersonal, aktifitas
fisik, fungsi seksual, dan tidur. Pasien dengan inkontinensia
urine juga memiliki kualitas hidup yang lebih rendah
disetiap domain (fungsi fisik, peran, sosial, kesehatan
mental, persepsi kesehatan dan nyeri).
4.Tipe-tipe inkontinensia urin:
• Inkotinensia dorongan
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa sadar,
terjadi setelah merasa dorongan yang kuat setelah berkemih.

• Inkotinensia total
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus-
menerus dan tidak dapat diperkirakan

• Inkotinensia stress
Tipe ini ditandai dengan adanya urine menetes dengan peningkatan
tekakan abdomen, adanya dorongan berkemih, dan sering miksi.

• Inkotinensia reflex
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak
dirasakan.

• Inkotinensia fungsional
Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak di
rasakan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai