Diagnosis dan Penanganannya: Ulasan literatur Review Artikel Abstrak • biopsikososial, genetik, perinatal, neuroanatomi, • gangguan jiwa paling parah Skizofrenia Penyebab neurokimia dan kelainan biologis lainnya
• penyakit no. 1 dari 10 Faktor
penyakit yang berkontribusi • psikologis, lingkungan sosial terhadap beban penyakit WHO resiko global • singkirkan penyakit kejiwaan dan medis lain, gangguan lain spt • 1 % dari seluruh dunia Prevalensi Diagnosis keracunan logam berat, efek samping obat, dan kekurangan vitamin yang bermanifestasi psikosis • ♂ awal 20-an • ♀ akhir 20-an (karena • integrasi medis, psikologis, Onset Pengobatan psikososial,rehabilitas pengaruh antidopaminergic dari estrogen) psikososial Latar Belakang • Skizofrenia adalah sindrom klinis dari berbagai hal yang sangat mengganggu, melibatkan aspek kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku. • Ciri gejala skizofrenia adalah psikosis, seperti halusinasi pendengaran dan waham. Etiologi 1. Faktor genetik Keluarga tingkat pertama pengidap skizofrenia risiko sebesar 10%. Kedua orang tua skizofrenia, risiko skizofrenia sebesar 40% pada anak, 10% untuk kembar dizigot dan 40-50% untuk kembar monozigot. Cara penurunan genetik pada skizofrenia belum diketahui, tetapi ada beberapa gen dan lokus gen yang diketahui memberikan kontribusi timbulnya skizofrenia. 2. Neurotransmitter (faktor biokimia) Dopamin, serotonin, norepinefrin, GABA dan glutamat adalah neurotransmiter umum yang terlibat dalam patogenesis skizofrenia. 3. Komplikasi kehamilan dan kelahiran Wanita yang kekurangan gizi atau yang memiliki penyakit virus tertentu selama kehamilan berisiko lebih besar melahirkan anak yang kemudian mengalami skizofrenia. 4. Musim kelahiran Anak yang lahir di musim dingin berisiko lebih besar mengidap skizofrenia. 5. Penggunaan ganja Penggunaan ganja berat pada remaja berusia 15-17 tahun dapat mempercepat timbulnya psikosis pada mereka yang berisiko tinggi untuk mengidap gangguan psikotik. Epidemiologi • Prevalensi global skizofrenia 4/1000 penduduk berisiko terkena skizofrenia. Prevalensi negara maju lebih rendah dibanding negara berkembang. • Faktor demografi sosial Skizofrenia didiagnosis lebih sering pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih. Prevalensi skizofrenia sama pada pria dan wanita. Onset skizofrenia lebih lambat pada wanita dibandingkan pada pria, dan manifestasi klinisnya kurang parah. • Bunuh diri dan agresi pada skizofrenia 50% pasien skizofrenia mencoba bunuh diri dan 13% kematian akibat bunuh diri disebabkan karena skizofrenia. Orang dengan skizofrenia memiliki 8 kali lipat risiko bunuh diri lebih besar. Orang dengan skizofrenia berisiko empat kali lebih sering terlibat dalam tindakan kekerasan.