Anda di halaman 1dari 41

WOOD, BAMBOO, RATTAN

ANGGOTA KELOMPOK :
MARIA LESTARI DJAYA / 615170011
WILLIAM TANTOWI / 615170022
YOSSEVANI S.S / 615170030
MADELINE ROSALIE / 615170032
WOOD
(KAYU)
WOOD (KAYU)
BIASA
DIGUNAKAN
DALAM

ARSITEKTUR

KEMUDIAN
LANTAI & ATAP SESUAI DENGAN
TEMPAT ASAL
BAHAN-BAHAN
INTERIOR
Karakteristik Kayu :
• Dapat menyusut dan memuai
• Dapat teroksidasi dan memudar
• Memiliki warna natural dan tekstur yang khas
Bagian-Bagian Kayu
Sebatang pohon dipotong melintang akan diperoleh secara kasar
gambaran dari bagian-bagian kayu.
WOOD TERDIRI DARI
(KAYU) 2 JENIS
1. KAYU LUNAK (SOFTWOOD)
• Merupakan kayu yang cepat tumbuh
• Mudah dipotong dengan gergaji,dibentuk dengan palu dan
paku.
Contoh Softwood:
-kayu pohon cemara

-redwood dan cypres (semacam pohon cemara) dengan


banyaknya kandungan minyak yang membuat bagian luar
mereka awet meskipun tidak dilapisi cat.

redwood cypres
2. KAYU KERAS (HARDWOOD)
•Dari pohon buah-buahan dan kacang-kacangan yang
menggugurkan daunnya pada musim gugur.

•Lebih padat dan keras daripada softwood.


Hardwood
• Digunakan untuk furnitur agar penampilannya lebih menarik
dan lebih mudah dicat.
Contoh: - Pohon birch dan maple (lantai dan furnitur)

Birch Maple

- Mahogany, oak, walnut (multifungsi)

Mahogany Oak Walnut


Hardwood

• Sebagian sebagai barang dekoratif


Contoh: - Pohon cherry

- Pohon zebrawood

-Pohon egony
WOOD JOINTS

Cara-cara untuk Terbagi dalam


menggabungkan banyak jenis karena
beberapa kayu adanya beberapa
menjadi 1 permasalahan
Permasalan tersebut diantaranya :
•Kayu menjadi mengecil/membesar dikarenakan kelembaban
•Perubahan bentuk pada kayu (warping)
•Kayu menjadi tidak rapih karena bagian permukaan kayu
menjadi terekspos sehingga menimbulkan penampilan yang
tidak memuaskan (endgrain)
•Beberapa jenis perekat pada wood joints tidak dapat menahan
kayu menjadi satu ketika sudah tua atau ketika terkena hujan dll
sehingga pengembangan pada wood joints masih dibutuhkan
WOOD JOINTS
Proses Pengolahan Kayu
• 1. Logs
Kayu-kayu berbentuk bundar dari hasil penebangan pohon di hutan dan belum melalui
proses apapun. Kemudian dilakukan pengupasan kulit pohon untuk mempercepat
pengeringan kayu. Kayu log ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran papan
dan balok sesuai kebutuhan. Untuk hasil log yang baik dengan kualitas tinggi diperlukan
kayu-kayu yang berkualitas dan berumur tua.
• 2. Penggergajian
Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu, pembelahan log dibuat
sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran ruangan
pengering kayu dan ukuran perabot yang akan dibuat. Mesin yang
digunakan adalah bansaw atau gergaji pita.
• 3. Pengeringan kayu
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk
seiring dengan kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat
digunakan untuk pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan kuat.

Pengeringan dengan oven kecil

Pengeringan secara alami Pengeringan dengan oven besar/


dalam gedung oven
• 4. Pembahanan Dasar
Pada proses ini harus mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran komponen
untuk perabot. Bahan kayu dibuat pola hingga ukuran kasar tapi sudah
dilakukan pemilihan kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal
dan cacat kayu alami yang lainnya.
• 5. Konstruksi
Dimulai dengan penyerutan kayu, lalu pemotongan pada sisi panjang sebagai
ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses
pada mesin yang sama secara berulang-ulang.
Proses kontruksi meliputi:
1. Pembuatan lubang dowel
2. Pembuatan tenon & mortise
3. Alur dan takikan
4. Pingul pada sisi ujung kayu; dll
• 6. Pengamplasan
Proses ini membutuhkan beberapa kali grit amplas yang berbeda secara
bertahap. Tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak
atau warna. Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit dilakukan dengan
amplas manual/ tangan. Pada produk furniture seperti kursi, lemari, meja
dilakukan setelah proses perakitan.
• 7. Perakitan
Tergantung pada jenis produk, apabila produk tersebut adalah produk Knock
Down atau Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun
demikian untuk komponen semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih
dahulu. Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah
disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah
kemudian finishing.
• 8. Finishing
Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture,
dilakukan setelah tahap perakitan dan pengamplasan selesai kemudian
dilanjut dengan pengecatan atau plitur/vernis sesuai kebutuhan. Untuk
finishing pada industri menengah sudah menggunakan mesin-mesin.
Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk menyemprotkan angin
sehingga hasil plisturan akan lebih rapi dan merata.
BAMBOO
(BAMBU)
BAMBOO (BAMBU)
• Digunakan sejak zaman kuno sebagai bahan berbiaya rendah untuk
rumah, jembatan, dll
• Bahan serbaguna yang ditandai dengan kekuatan tinggi dan bobot
rendah
• Diperkirakan ada 1200 spesies yang tumbuh di sekitar 14,5 jt hektar
• Merupakan tanaman kayu dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Tumbuh sekitar 7,5 sampai 40 cm sehari
Jenis-jenis Bambu :
• Bambu Tali (apus) cocok untuk mebel dan kerajinan tangan,
diameter 4-10cm.

• Bambu Hitam (Wulung) cocok untuk bahan bangunan dan


furnitur karena lebih tahan hama, diameter hingga 14cm,
tinggi >20m.
• Bambu Petung (Betung) cocok untuk tiang atau penyangga
bangunan, diameter >20cm.

• Bambu Kuning cocok untuk hiasan pagar. Warna bulu dan


batangnya berwarna kuning emas.
PONDASI

LANTAI KEGUNAAN ATAP


BAMBU

DINDING
KELEBIHAN
• Kuat (setara dengan kayu keras/Hardwood)

• Fleksibel (bisa dibengkokkan)

• Ringan (bangunan dengan bambu dapat dikerjakan lebih


cepat dengan alat sederhana)

• Hemat biaya (Ekonomis)

• Daya tahan lama


KEKURANGAN
•Karakteristiknya tidak seragam (karena langsung dari alam ,
karakteristik bambu seperti diameter, jarak ruas dsb tidak
pernah sama)

•Rentan serangan rayap

•Mudah terbakar

(struktur bambu tidak tahan api)


Pengawetan Bambu

(Pencegahan terhadap Hama dan Jamur)

Bambu dikeringkan dalam keadaan berdiri di tempat yang teduh, kemudian


direndam seluruhnya selama 1 bulan di dalam air tawar/air payau/air laut
yang mengalir sehingga kanji tersebut hilang. Bambu yang telah direndam
dalam air harus berwarna pucat dan berbau asam yang khas, bila dibelah
bagian dalam

dari ruas tidak boleh terdapat bulu dalam,

seperti terdapat di dalam bambu yang

belum direndam.
RATTAN
(ROTAN)
KARAKTERISTIK ROTAN
•Dapat memantulkan cahaya dan menimbulkan kilap

•Dapat menahan gaya/tekanan tertentu karena elastis


RATTAN (ROTAN)
WARNA

• ROTAN SEMAMBU
(COKLAT KEKUNING-KUNINGAN)
Kuning / kuning
keputih-putihan
• ROTAN BUYUNG
(KECOKLAT-COKLATAN)
CARA PENGGUNAAN
ROTAN

Weaving Wrapping
(jalin/anyam) Binding (bungkus)
(ikat)
Proses Pengolahan Rotan

• Penggorengan
Bertujuan untuk menurunkan kadar air dan untuk mencegah
terjadinya serangan jamur.
• Penggosokan dan pencucian
Rotan yang telah digoreng digosok dengan kain perca (sabut
kelapa) yang dicampur dengan serbuk gergaji dan tanah/pasir
sehingga kulitnya bersih dan mengkilap.
• Pengeringan
Rotan dijemur sampai kering dengan kadar air berkisar 15%-19%.

• Pengupasan dan Pengolesan


Dilakukan menggunakan alat poles berupa kain amplas yang berputar
untuk menghilangkan kulit rotan sehingga diameter dan warna lebih
seragam.
• Pengawetan
Proses perlakuan kimia/visis untuk meningkatkan asa pakai
rotan serta mencegah kerusakan rotan akibat organisme
perusak.

• Pelurusan
Dilakukan dengan menekuk rotan pada 2 buah tonggak agar
batang rotan menjadi lurus dan mudah disusun.
KELEBIHAN
•Murah (jika dibandingkan dengan harga perabotan lainnya)
•Indah dan unik.
•Ringan, elastis, kuat dan padat
•Terlihat alami
•Mudah dijumpai (di berbagai daerah terutama Indonesia)
KEKURANGAN
•Rentan terhadap hama dan rayap
•Pada material bangunan memiliki banyak celah atau
lobang yang di anyam sehingga susah untuk dibersihkan dari
debu dan kotoran lainnya.
•Mudah rusak (apabila terkena sinar matahari dan hujan terus
menerus)
•Perawatannya rumit
(agar keindahan tetap terjaga)
Sumber :
•Pile, John F. , 2007, Interior Design, 4th edition, Pearson Publisher.

•Frick, Heinz, 1999, Ilmu Bahan Bangunan, Seri Konstruksi Arsitektur 9, Penerbit
Kanisius dan Soegijapranata University Press.

•Godsey, Lisa, 2017, Interior Design Materials and Specifications 2nd edition, Fairchild
Books.

•https://www.klikteknik.com/blog/alur-proses-pembuatan-furniture.html

•https://www.slideshare.net/mobile/jchikara/pengolahan-rotan-rattan-processing
•https://steemit.com/engineering/@fulsketch/utilization-of-rattan-as-building-material
•https://www.slideshare.net/BishnuGariagadu/bamboo-as-construction-material

Anda mungkin juga menyukai