Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN

• NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat
alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta
menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004).

• NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang
mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak,
seberapa sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang
dikonsumsi (kemenkes RI, 2010).
ETIOLOGI/PENYEBAB PENGGUNAAN NAPZA
1. Faktor keluarga
Keluarga sering kali menjadi pemicu anak untuk memakai narkoba karena keadaan keluarga yang
kacau Ataupun tidak harmonis. Konflik didalam keluarga dapat mendorong anggota keluarga
merasa frustasi, sehingga terjebak untuk memilih narkoba sebagai solusi.
Adapun hal-hal yang dapat menyudutkan anak kearah narkoba adalah :
- Anak merasa kurang mendapat kasih sayang dalam keluarga, merasa kesal, kecewa, dan
kesepian.
- Anak merasa kurang dihargai, kurang mendapatkan kepercayaan, dan selalu dianggap salah.
- Anak mengalami konflik dengan orang tua dalam masalah memilih pasangan hidup, atau
menentukan pilihan profesi, cita-cita dan sebagainya.
- Anak kesal dan kecewa karena ayah dan ibunya kurang harmonis atau broken home.
2. Faktor orang lain
Bentuk pengaruh orang lain itu dapat bervariasi, mulai dari bujuk rayu, paksaan,
rasa setia kawan, sampai ke tipu daya. Akibat pengaruh adanya paksaan, banyak
anak muda yang mengawali pemakaian narkoba karena dipaksa oleh sekawanan
atau seseorang yang mengancam akan mencelakainya.

3. Faktor internal
Alasan internal ini dapat berupa karena ingin dianggap hebat, adanya
ketidaktahuan dan rasa ingin tahu, dan adanya perasaan kecewa, frustasi, atau
kesal. Ingin dianggap hebat merupakan sifat alami yang positif, namun karena
ketidaktahuan sifat positif ini juga dapat dipakai oleh masalah negatif.
JENIS- JENIS NARKOBA YANG TERTERA DI
UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tersebut juga mengatur tentang penggolongan jenis narkotika dan zat-zat
terkait. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Narkotika golongan I
Yang termasuk ke dalam golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak diperuntukkan sebagai terapi. Contoh narkotika yang termasuk narkotika golongan
i adalah opium, tanaman ganja, heroin, amfetamin, dan lain-lain.
2. Narkotika golongan II
Narkotika golongan II adalah jenis yang memiliki efek terapi namun digunakan sebagai pilihan terakhir dalam
pengobatan dan/atau digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Beberapa yang termasuk dalam
narkotika golongan ii adalah metadon, morfin, petidin, dan lain-lain.

3. Narkotika golongan III


Pada golongan ini, termasuk di dalamnya adalah narkotika yang memiliki efek terapi dan lazim digunakan
dalam pengobatan dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Contoh obat-obatan yang
merupakan narkotika golongan iii adalah kodein, karkodein, dan sejenisnya.
JENIS-JENIS NAPZA
Jenis- jenis narkoba yang tidak tertera di undang-undang nomor 35 tahun 2009 atau jenis terbaru :
1. Tembakau gorila/ super cap gorilla

Inilah jenis narkoba terbaru dengan efek mematikan. Contohnya seorang yang menghisap tembakau gorilla ini
akan merasakan halusinasi seperti tertimpa seekor gorilla.
a. Narkotika CC4
Narkotika kelas satu, CC4 memiliki efek lebih tinggi hingga 10 kali lipat dibandingkan inex atau pil
ekstasi. Seperti halnya ekstasi sebagai zat amphetamine yang dapat memberikan rangsangan kuat kepada sang
pengguna hingga akan mengalami gairah tinggi, halusinasi,dll.
b. Zolpidem, sleep walking pill
Pada dasarnya obat zolpidem memang dibuat sebagai pengganti obat tidur valium, yang bisa dipastikan
orang tersebut akan mengalami halusinasi sampai menyebabkan munculnya tindakan gila ketika ia
tidur seperti agresif, mudah marah, tidur sambil berjalan dan menyiksa diri sendiri.
c. Dimethylheptylpyran (DMHP)
Terapi relaksasi/ mengatasi stress dan despresi para tentara karena memiliki efek menyeramkan,
seorang penggunanya bila memakai 0,0002 g DMHP akan tertawa keras meringkik seperti keledai.
d. Nutmeg
Buah pala/Nutmage tujuannya untuk membuat diri mereka menjadi berhalusinasi. Banyak sekali efek
berbahaya dari nutmeg atau buah pala, mulai dari halusinasi sampai kematian.
e. Human growth hormone (HGH)
HGH merupakan hormon pada manusia yang berguna untuk pertumbuhan biasanya dengan cara
menyuntikan pada tubuh mereka. Keuntungan penyuntikan HGH akan menyebabkan kulit menjadi
tebal, tubuh membengkak, garis rahang menjadi jelas, dan gigi menjadi agak merenggang.
f. Bromo dragonfly
Obat ini mampu memberikan efek 3 hari selama berturut-turut. Efek sampingnya seperti seperti
kejang, penyempitan pembuluh darah, dan bahkan beberapa kasus memerlukan amputasi.
g. Rimonabant
Rimonabant digunakan sebagai obat peningkat sperma, penetralisir ganja, dan bahkan sangat berguna
dalam dunia medis. Akan tetapi obat tersebut kini telah ditarik dari pasaran, sebab konsumsi
rinomabant terlalu banyak menyebabkan 90 % orang mengalami depresi dan bunuh diri.
h. Etorphine, super heroin
Obat satu ini dibuat oleh para ahli medis untuk membius hewan-hewan besar seperti kuda nil dan
gajah. Selain itu obat ini apabila terkena tangan manusia maka dia akan mengalami overdosis. Sebab
kekuatan dari etorphin 5000 kali lipat lebih tinggi dari pada heroin.
i. Oxycontin oxycodone
Efek yang dirasakan saat menggunakan narkoba jenis oxycontin oxycodone ini bagi penggunanya
akan merasakan sensasi euforia, kebahagiaan dan kedamaian imitasi seperti berada di ‘surga’.
j. Jamur tahi sapi/ magic mushroom
Magic mushroom (psilocybin mushroom) yang lebih dikenal di indonesia dengan istilah jamur tahi
sapi atau jamur kotoran kerbau. Jamur tahi sapi juga mengandung zat aktif psilosina yang dapat
membuat penggunanya mengalami fly, merasakan tingkat halusinasi tinggi sampai keadaan tidak bisa
menontrol/menguasai diri (tidak dapat mengenali orang lain).
k. Krokodil (desomorphine)
Narkoba jenis terbaru terakhir adalah krokodil atau sering disebut desomorphine. Obat ini memiliki
efek yang sama dengan heroin, namun bila dikonsumsi secara berlebihan narkoba krokodil dapat
menyebabkan keracunan darah, kerusakan arteri sampai mengalami pembusukan pada bagian
daging dan tulang.
TANDA FISIK DAN KESEHATAN PSIKOLOGIS DARI
PECANDU NARKOBA
1. Dampak fisik
• Gangguan pada sistem saraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan syaraf tepi.
• Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah.
• Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
• Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
pengerasan jaringan paru-paru.
• Gangguan pada endokrin,seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron,testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
• Bagi pengguna napza melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian,
risikonya adalah tertular penyakit shepatitis b, c, dan hiv yang hingga saat ini belum ada obatnya.
2. Dampak psikis
• Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
• Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
• Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku brutal
• Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
• Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
DAMPAK PENGGUNAAN NAPZA
1. Dampak NAPZA terhadap fisik akan mengalami berat badannya akan turun secara drastis,
matanya akan terlihat cekung dan merah, mukanya pucat, bibirnya menjadi kehitam-hitaman,
tangannya dipenuhi bintik-bintik merah., Buang air besar dan kecil kurang lancer.
2. Dampak NAPZA terhadap emosi akan mengalami perubahan emosi sebagai berikut sangat sensitif
dan mudah bosan , jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang,
emosinya tidak stabil, kehilangan nafsu makan.
3. Dampak NAPZA terhadap perilaku akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut malas
sering melupakan tanggung jawab, jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya menunjukan sikap
tidak peduli, menjauh dari keluarga, mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan,
menggadaikan barang-barang berharga di rumah.
ASUHAN KEPERAWATAN NAPZA AKIBAT
GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA
1. Pengkajian
• Kaji situasi kondisi penggunaan zat (kapan zat digunakan, kapan zat menjadi lebih sering
digunakan/mulai menjadi masalah, kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara)
• Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat (Berbagi peralatan suntik ,menyetir sambil
mabuk, riwayat over dosis, riwayat serangan (kejang) selama putus zat)
• Kaji pola penggunaan (Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan makan malam),
Penggunaan selama seminggu, Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan tv) )
• Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak menggunakan.
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ancaman kehidupan 2. Intoksikasi
• Gangguan keseimbangan cairan: mual, • Cemas berhubungan dengan
muntah berhubungan dengan
intoksikasi ganja.
pemutusan zat opioda.
• Resiko terhadap amuk berhubungan • Kerusakan komunikasi verbal
dengan intoksikasi sedatif hipnotik. berhubungan dengan intoksikasi
• Resiko cidera diri berhubungan sedatif hipnotik, alcohol,
dengan intoksikasi aklkohol, sedatif, opioda.
hipnotik.
• Panik berhubungan dengan putus zat
alcohol.
3. Withdrawl 4. Pasca detoksikasi
• Perubahan proses pikir: waham • Gangguan pemusatan perhatian
berhubungan dengan putus zat berhubungan dengan dampak
alcohol, sedatif, hipnotik. penggunaan zat adiktif.
• Nyeri berhubungan dengan putus • Gangguan konsep diri : harga
zat opioda, mdma: extasy. diri rendah berhubungan dengan
• Perubahan nutrisi kurang dari tidak mampu mengenal kualitas
kebutuhan berhubungan dengan yang positif dari diri sendiri.
putus zat opioda. • Resiko melarikan diri
berhubungan dengan
ketergantungan terhadap zat
adiktif.
TINDAKAN
1. Kondisi overdosis
KEPERAWATAN
Tujuan : klien tidak mengalami ancaman kehidupan
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda – tanda vital, kesadaran pada 15 menit pada 3 jam pertama, 30 menit pada 3 jam
kedua tiap 1 jam pada 24 jam berikutnya.
2. Bekerja sama dengan dokter untuk pemberian obat.
3. Observasi keseimbangan cairan.
4. Menjaga keselamatan diri klien.
5. Menemani klien.
6. Fiksasi bila perlu.
2. Kondisi intoksikasi
Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi, kecemasan berkurang/hilang
Rencana tindakan:
1. Membentuk hubungan saling percaya.
2. Mengkaji tingkat kecemasan klien.
3. Bicaralah dengan bahasa yang sederhana, singkat mudah dimengerti.
4. Dengarkan klien berbicara.
5. Sering gunakan komunikasi terapeutik.
6. Hindari sikap yang menimbulkan rasa curiga, tepatilah janji, memberi jawaban
nyata, tidak berbisik di depan klien, bersikap tegas, hangat dan bersahabat.
3. Kondisi withdrawl
Rencana Tindakan :
1. Observasi tanda- tanda kejang.
2. Berikan kompres hangat bila terdapat kejang pada perut.
3. Memberikan perawatan pada klien waham, halusinasi: terutama untuk menuunkan
perasaa yang disebabkan masalah ini: takut, curiga, cemas, gembira berlebihan,
benarkan persepsi yang salah.
4. Bekerja sama dengan dokter dalam memberikan obat anti nyeri.
4. Kondisi detoksikasi
Rencana Tindakan :
1. Melatih konsentrasi: mengadakan kelompok diskusi pagi.
2. Memberikan konselin untuk merubah moral dan spiritual klien selama
ini yang menyimpang, ditujukan agar klien menjadi manusia yang
bertanggung jawab, sehat mental, rasa bersyukur, dan optimis.
3. Mempersiapkan klien untuk kembali ke masyarakat, dengan bekerja
sama dengan pekerja social, psikolog.
TERIMA KASIH
-SEKIAN DARI TINGKAT 3B-

Anda mungkin juga menyukai