Anda di halaman 1dari 17

KELUARGA

BERENCANA ALAMIAH
(KBA)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update – CTU)


Jakarta, 19 – 23 Mei 2011

1
Metode KBA

 Metode Kalendar
 Suhu Tubuh Basal (STB)
 Metoda Mukosa Servik (Billings)
 Simptotermal (STB + Mukosa Servik)

2
KBA: Pemanfaatan
Untuk Kontrasepsi:
 Menghindari sanggama dalam periode subur dalam
siklus menstruasi untuk menghindarkan terjadinya
kehamilan
Untuk Kehamilan:
 Melakukan sanggama dalam periode subur (disekitar
pertengahan siklus menstruasi) dimana peluang
terjadinya kehamilan cukup besar.

3
KBA: Manfaat Kontraseptif
• Jika dilakukan dengan taat dan benar, dapat
untuk mencegah terjadinya kehamilan.
• Sebaliknya, jika ingin hamil, maka metode ini
dapat membantu untuk menentukan saat
terbaik untuk terjadinya kehamilan
• Secara metode dan aspek klinik, tak ada risiko
atau efek samping
• Murah karena tidak menggunakan alat atau
memerlukan pasokan ulangan

4
KBA: Manfaat Non-kontraseptif

 Menambah wawasan dan pengetahuan


tentang sistem dan kesehatan reproduksi
 Mempererat tanggung-jawab dan kerjasama
kedua belah pihak (pasangan) dalam
kesehatan reproduksi
 Kepedulian dan keterlibatan pasangan atau
suami dalam Keluarga Berencana

5
KBA: Keterbatasan
 Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (9-20
kehamilan per 100 wanita) di tahun pertama penggunaan
 Tingkat efektifitasnya tergantung dari ketaatan dan
konsistensi dalam mengikuti petunjuk penggunaan
 Memerlukan banyak konseling dan contoh-contoh nyata
untuk dapat menggunakannya secara benar
 Memerlukan mediator atau tenaga terlatih (non-medis) untuk
kesinambungan informasi dan komunikasi
 Harus mampu mengendalikan hasrat atau tidak bersanggama
selama periode subur (agar tidak hamil)

6
KBA: Keterbatasan ..........
 Perlu membuat catatan harian tentang mukus,
suhu basal dan gejala biologis penting lainnya
 Gangguan (misalnya: infeksi regio genitalia) akan
menyulitkan interpretasi lendir serviks
 Diperlukan termometer khusus (suhu basal
dengan skala sensitif) untuk MSB
 Tidak memberi perlindungan terhadap PMS
(misalnya: HBV, HIV/AIDS)

7
KBA Sesuai Untuk Wanita/Pasangan :
 Di Usia Subur (dalam kurun reproduksi sehat)
 Berbagai Paritas (termasuk Nullipara)
 Yang oleh alasan Religius atau Kultural, tidak boleh
menggunakan metoda kontrasepsi modern/tertentu
 Karena alasan Medik, tidak dapat menggunakan
kontrasepsi yang bahan aktifnya mempunyai efek sistemik
 Mampu untuk mengendalikan hasrat atau tidak
bersanggama selama periode subur
 Menyenangi atau bersedia untuk mengamati, mencatat
dan menginterpretasikan gejala-gejala fisiologis yang
berhubungan dengan kesuburan atau kesehatan
reproduksi

8
KBA:
Hal-hal Penting Yang Perlu Diketahui Klien
Beberapa wanita harus mempertimbangkan KBA :
 Karena masalah umur, paritas atau kesehatannya, kehamilan
merupakan risiko tinggi/kontraindikasi
 Siklus haidnya tidak teratur atau ditentukan secara pasti (sedang
menyusui, pascakeguguran, atau salah mencatat)
 Siklus haid dan kondisi lendir perlu diamati dan dikenali dengan
benar sehingga hanya klien yang termotivasi dan mau mengenali
karakteristik pola subur-tak subur yang sesuai dengan metode ini
 Pasangannya tidak mau bekerjasama atau dapat menahan hasrat
bersanggama dalam periode subur
 Tidak suka memantau, memeriksa atau menyentuh organ
genitalia untuk pencatatan gejala fisiologis harian
9
KBA: Kondisi-Yang Perlu Diwaspadai

 Haid yang tidak atau jarang teratur


 Vagina atau serviks yang selalu
mengeluarkan sekret atau cairan
sehingga sulit ditentukan akibat iritasi
atau sesuatu yang normal
 Sedang menyusukan bayinya

10
KBA: Informasi Untuk Klien Yang
Menggunakan Metoda Kalendar
• Pantau jumlah hari dari 6 siklus haid sambil menahan hasrat
sangama pada periode subur atau menggunakan berbagai metoda
kontrasepsi lainnya. Kemudian hitunglah periode subur dengan
melihat data atau hasil penghitungan dibawah ini.
• Dari rata-rata hari siklus terpanjang dan dikurangi 11, maka inilah
hari subur terakhir dalam satu siklus menstruasi.
• Dari rata-rata hari siklus terpendek, kemudian dikurang 18, maka
inilah hari subur pertama (awal) dari siklus menstruasi.
• Periode subur dihitung dari hari subur awal hingga subur terakhir
(misalnya hari ke 8 -19 dari siklus menstruasi) sehingga diperlukan
abstinensia atau hari pantang sanggama atau menggunakan
metode pelindung (kondom) selama 12 hari dalam 1 siklus
menstruasi yang sedang berlangsung.
11
KBA: Grafik Suhu Basal

Temp.
(Celsius)
37,1
37,0
36,9 Tidak Subur
36,8
36,7
36,6
36,5
36,4 Garis suhu (pelindung)
36,3
36,2
36,1
36,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Day
12
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metoda Suhu Basal Tubuh (SBT)

Aturan Perubahan Suhu/Temperatur :


 Ukurlah suhu pada jam yang sama setiap pagi (sebelum bangkit dari
tempat tidur) dan catat pada grafik yang tersedia
 Gunakan grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus haid untuk
mengidentifikasi suhu puncak harian “normal dan rendah” dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya
 Abaikan suhu yang tingginya abnormal yang disebabkan adanya
demam atau gangguan lainnya
 Tariklah sebuah garis 0.05 hingga 0.1ºC melalui yang tertinggi dari
semua nilai suhu dalam 10 pertama ini. Garis ini disebut garis
pelindung atau garis suhu.

13
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh (SBT)

 Periode tidak subur dimulai pada sore hari setelah tiga hari berturut-turut suhu
tubuh berada diatas garis pelindung/suhu basal (Aturan Perubahan Suhu).
 Hari pantang sanggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode tak subur).
Masa pantang sanggama untuk metode ini lebih panjang dari metode ovulasi
billing. Perhatikan pula kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
 Jika salah satu dari kenaikan diatas suhu basal yang seharusnya berurutan
ternyata terjadi penurunan hingga melewati ambang bawah garis pelindung, hal
ini dapat menjadi pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Kejadian ini tak dapat
diambil sebagai patokan fase tak subur
 Bila periode tak subur telah terlewati klien boleh untuk tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan sanggama hingga akhir siklus haid dan
kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

14
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi
 Secara normal, mukus (lendir) vagina dapat berubah beberapa kali
dalam sehari sehingga perlu dilakukan pengenalan sekresi normal
harian sebagai patokan penggunaan metode ini.
 Tentukan tingkat kesuburan berdasarkan hasil pengamatan lendir
(setiap malam) dan beri tanda atau simbol yang sesuai dengan
tingkat kesuburan yang sesuai (telah dipelajari)
 Untuk mengetahui jenis lendir normal harian, paling tidak kedua
pasangan tidak melakukan sanggama selama 1 siklus.
 Selama hari-hari kering (tiada lendir) setelah menstruasi,
sanggama pada dua hari berikut masih tergolong aman.
 Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur
(hari pantang sanggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan
lengket menunjukkan masa tidak subur.

15
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi .....

 Tandailah hari terakhir dari adanya lendir bening, licin dan


elastis dengan huruf X. Ini adalah hari puncak dalam periode
subur (fase paling subur)
 Pantang sanggama dilanjutkan hingga 3 hari setelah puncak
subur, karena kemampuan hidup sel telur masih berlanjut
hingga periode tersebut dan bila terjadi pertemuan dengan
sperma, dapat terjadi pembuahan
 Hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur, mulai
kembali periode tak subur sehingga sanggama dapat dilakukan
hingga datang haid berikutnya

16
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Simptotermal
 Setelah menstruasi berhenti, klien dapat melakukan sanggama
hingga dua hari kering berikutnya (periode tidak subur sebelum
ovulasi)
 Setelah periode tidak subur awal tersebut, terjadi ovulasi yang
ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina
(sama dengan metode lendir serviks), lakukan pantang sanggama
karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung
 Pantang sanggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari
berurutan dan hari puncak lendir subur.
 Apabila kombinasi dua gejala ini tidak dapat menentukan periode
tak subur awal, periode subur, dan periode tak subur akhir maka
ikuti penghitungan periode subur yang terpanjang dimana masa
pantang sanggama harus dilakukan.

17

Anda mungkin juga menyukai