Termasuk kanker terbanyak yang menyerang perempuan Indonesia
Deteksidini masih sangat rendah sebagian besar
terdiagnosis sebagai kanker serviks stadium lanjut DETEKSI KANKER SERVIK DI INDONESIA
1. pap smear
2. Tes IVA (Inspeksi Visual dengan asam
asetat) PRIMER
SEKUNDER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM DETEKSI DINI
1. sumber daya yang terlatih
2. sistim kesehatan yang mendukung diberlakukannya program tersebut (evaluasi dan pengawasan hasil deteksi dini) (Kowonga dan Fonn, 2006) 3. Fasilitas kesehatan yang bisa melakukan deteksi dini (Agurto et al., 2005) 4. Faktor perempuan : pengetahuan, faktor sosial ekonomi, hambatan budaya dan perilaku (Agurto et al., 2005) Alliance for Cervical Cancer Prevention (ACCP): pelatihan kader mengenai pencegahan kanker serviks, faktor risiko kanker serviks dan prioritas usia untuk dilakukan deteksi dini, sekaligus melakukan sensus di masyarakat untuk menjaring populasi deteksi dini meningkatkan cakupan deteksi dini dari 4,62% menjadi 6,56%. (Coffey et al., 2004) KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TES IVA Kelebihan IVA Test •1. Mudah, praktis untuk dilaksanakan •2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah •3. Sensitivitas dan spesifikasi cukup tinggi •4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi , dapat dilakukan oleh bidan dan tenaga medis terlatih •5. Alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan sangat sederhana •6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana Kekurangan IVA Test: 1. Spesifisitas lebih rendah dari tes Pap (positif palsu lebih tinggi). 2. Angka hasil tes positif palsu tinggi (10-35%). 3. Nilai Prediksi Positif untuk hasil tes positif rendah (10-30%). 4. Terapi akan berlebihan bila dilakukan skrining dan terapi sekaligus. 5. Kemampuan yg amat terbatas untuk mendeteksi lesi pada endoserviks. •Teknik IVA Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum dengan tampilanya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung klemahan- kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif. Kategori pemeriksaan IVA Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah: •1. IVA negatif = Serviks normal •2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks) •3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks prakanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ)