Anda di halaman 1dari 18

HUKUM

PERUSAHAAN

DOSEN :
ISWI HARIYANI, S.H., M.H.

Fakultas Hukum
Universitas Jember
2018
1. LATAR BELAKANG

Kondisi di indonesia Tumbuh dan


berkembang eregulasi pemerintah
berdampak pada perkembangan hukum
bisnis berubahnya ketentuan tentang PT,
Hukum Kepailitan, HKI, dll.
Di Indonesia sudah lama dikenal bentuk
organisasi bisnis sejak zaman Belanda yakni :
Firma (Fa), Commanditaire Vennootschap (CV),
Namloze Vennootschap (perseroan) -> yang
semuanya itu sering disebut dengan
perusahaan -> contohnya kita sering
menyebut semua usaha dengan istilah
perusahaan. Misal perusahaan roti,
perusahaan sepatu, dll.
Padahal, apa seperti itu yang disebut
Perusahaan?
•Awalnya istilah Perusahaan tidak ditemukan
dalam KUHD, karena yang dikenal hanya istilah
Pedagang (Pasal 2-5 KUHD).
•Pada 17 Juli 1938 dengan S. 1938. 276, istilah
pedagang diganti menjadi perusahaan, namun
pengertian perusahaan itu sendiri tidak diatur.
•Oleh karena itu, ilmu pengetahuan mencoba
mencari dan mengembangkannya sendiri
lewat teori-teori empiris maupun peraturan-
peraturan pengaturan tentang hukum
perusahaan.
2. Pengertian Perusahaan menurut:
1. UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Pasal 1 huruf b :
Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan
setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus
dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
negara RI, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan laba.
Pasal 1 huruf d :
Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apa
pun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap
pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/
laba.
Pasal 1 huruf e :
Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau
badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.
• 2. Molengraaf : Perusahaan adalah
keseluruhan perbuatan yang dilakukan terus
menerus, bertindak keluar, untuk
mendapatkan penghasilan, dengan cara
memperniagakan barang-barang,
menyerahkan barang-barang atau
mengadakan perjanjian perdagangan.
3. Polak : Baru ada perusahaan
bila diperlukan adanya perhitungan-
perhitungan tentang laba rugi yang dapat
diperkirakan dan segala sesuatu itu dicatat
dalam pembukuan.
4. Purwo Sutjipto : Perusahaan adalah
keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara
tidak teputus-putus, dalam kedudukan
tertentu dan untuk mencari laba.
HUBUNGAN HUKUM PERUSAHAAN DENGAN
HUKUM DAGANG DAN HUKUM PERDATA
• Apabila Hukum Perusahaan diartikan
sebagai komplek hukum yang mengatur
organisasi dan kegiatan perusahaan
untuk mencari keuntungan, maka secara
paradigma dapat digambarkan sbb:
Hubungan Hukum Perusahaan dengan
Hukum Dagang adalah: Lex Specialis
Derogat Lex Generalis.
Hubungan Hukum Dagang terhadap Hukum
Perdata adalah: Lex Specialis Derobat Lex
Generalis.
Ruang Lingkup Hukum Perusahaan Bentuk Usaha
Kegiatan Usaha

Hukum Perusahaan Keseluruhan aturan


hukum yang mengatur tentang bentuk dan
kegiata usaha. .
Bentuk Usaha : Organisasi usaha / badan
usaha yang menjadi wadah / penggerak setiap
jenis kegiatan usaha dan disebut hukum
perusahaan.
Kegiatan usaha : Berbagai jenis usaha di
bidang perekonomian, antara lain : industri,
perdagangan, jasa, keuangan.
Unsur Perusahaan :
1. Melakukan kegiatan pokok dibidang ekonomi
Kegiatan di bidang perekonomian meliputi produksi,
perindustrian, perdagangan dan jasa. Kegiatan yang
dilakukan tidak boleh bertentangan dengan UU, kesusilaan
dan ketertiban umum serta tidak melawan hukum.
2. Kegiatan usahanya bersifat tetap
Kegiatan di bidang perekonomian yang dilakukan bersifat
tetap, bertahan dalam jangka waktu lama dan tidak
berganti-ganti dalam waktu singkat. Jangka waktu tsb
biasanya ditentukan terlebih dahulu dalam anggaran dasar,
akta pendirian dan surat izin usaha.
3. Kegiatan usahanya dilakukan secara terus menerus
Kegiatan di bidang perekonomian dilakukan secara terus
menerus sebagai mata pencaharian dan bukan kegiatan
sementara yang selesai dalam sekali pelaksanaan.
4. Kegiatan usahanya bersifat formal dan terang-terangan
Kegiatan badan usaha dilakukan secara terbuka sehingga
bebas diketahui dan bebas melakukan hubungan hukum
dengan pihak lain. Bentuk formal dan terang-terangan ini
dapat diketahui dari akta pendirian perusahaan, nama dan
merek perusahaan dan surat izin usaha perdagangan.
Dengan demikian belum bisa digolongkan sebagai
‘pengusaha’ bagi mereka belum memiliki izin usaha yang
besifat formal dari instansi yang berwenang.
5. Tujuan utama mencari keuntungan (profit)
Badan usaha didirikan menggunakan modal sehingga segala
kegiatannya dijalankan dengan tujuan utama mencari
keuntungan untuk mengembalikan modal yang telah
dikeluarkan di awal serta menggunakan sisanya untuk biaya
operasional badan usaha.
6. Wajib membuat pembukuan (UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan, Pasal 8 ayat 1)
Perusahaan wajib melakukan pembukuan demi kepentingan administrasi
serta inventarisasi kegiatan dan kekayaan perusahaan . Melalui
pembukuan dapat diketahui untung dan rugi perusahaan. Fungsi
pembukuan tidak hanya untuk pencatatan semata namun digunakan juga
sebagai dasar perhitungan pajak dan alat bukti. Seiring perkembangan
teknologi informasi, pembukuan prusahaan dapat pula dibuat dan
disimpan secara elektronik via media elektronik.
Menurut Pasal 11 ayat (1) UU No. 8 Th 1997 tentang dokumen perusahaan
disebutkan:
• Catatan terdiri dr neraca tahunan, perhitungan rugi laba tahunan,
rekening, jurnal transaksi harian, atau setiap tulisan yg berisi
keterangan mengenai hak & kewajiban, serta hal2 lain yg berkaitan dg
kegiatan usaha perusahaan.
• Bukti pembukuan terdiri dr warkat2 yg dgunakn sbg dsr pembukuan yg
mmpengaruhi perubahan kekayaan, utang, dan modal.
• Data pendukung administrasi keuangan yg merupakan bagian dr bukti
pembukuan.
Wajib disimpan selama 10th terhitung sejak akhir th buku perusahaan yg
bersangkutan.
3. Sumber Hukum Perusahaan
1. Peraturang
Perundang-
Undangan, al:
2. Kontrak Perusahaan;
3. Yurisprudensi;
4. Kebiasaan
(Konvensi).

3/2/2020 13
1. Peraturang Perundang-
Undangan, al:
a. KUHD;
b. KUH Perdata
c. UU No. 3 Tahun 1982 Wajib
Daftar Perusahaan;
d. UU No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian
e. UU No. 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan;
f. UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
g. UU No. 40 Tahun 2007
Perseroan Terbatas;

3/2/2020 14
2. Kontrak Perusahaan

 KUH Perdata
 Syarat sahnya perjanjian:
Pasal 1320 KUH Perdata;
 Asas-Asas Perjanjian.
 Kebebasan berkontrak
 Pancta sunt servanda

3/2/2020 15
3. Yurisprudensi
a. Perkara Merek Nike, No.
220/PK/Pdt/1986, 16 Desember 1986.
b. Perkara Merek Snoopy dan Woodstok,
No. 1272/1984, 15 Januari 1987.
c. Perkara Merek Ratu Ayu, No.
341/PK/Pdt/1986, 4 Maret 1987.
d. Perkara Penyerahan Barang Impor
tanpa Bill of Lading (Konosemen), No.
1997/Pdt/1986, 1987.
e. Perkara Pilihan Hukum, No.
3253/Pdt/1990, 30 November 1993.

f. Perkara Leasing, No. 1131/Pdt/1987,


14 Nopember 1988.

3/2/2020 16
4. Kebiasaan
 Kebiasaan yang dapat diikuti
dalam praktek perusahaan:
a. Perbuatan yang bersifat
keperdataan;
b. Mengenai hak dan kewajiban
yang seharusnya dipenuhi;
c. Tidak bertentangan dengan
undang-undang atau
kepatutan;
d. Diterima pihak-pihak secara
sukarela karena logis dan
patut;

e. Menuju akibat hukum yang


dikehendaki oleh para pihak.

3/2/2020 17
4. Legalitas Perusahaan :
Keabsahan beroperasinya suatu perusahaan. Terdiri dari :
a. Akta Pendirian Perusahaan

Badan Hukum Cukup didaftarkan di Kepaniteraan PN


(Badan usaha yang tidak berbadan hukum)
Harus mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM
b. Nama Perusahaan :
Jati diri perusahaan yang dipakai untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Misal : PT Gudang Garam.
c. Merek Perusahaan :
Tidak boleh mengandung merek orang lain atau merek yang
mengandung nama perusahaan lain.
d. Tanda Daftar Usaha Perusahaan (TDUP) : -TDP.
Ijin di bidang perdagangan.
e. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) :
Surat / bukti perusahaan boleh memulai menjalankan ushanya.
f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Anda mungkin juga menyukai