AGAMA
Akidah Aksiology
Aksiology
Akhlak Epistemology
Al-Kithab Ontology
ILMU
1. Keyakinan (akidah)
Merupakan keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini pengatur
dan pencipta alam
2. Peribadatan (ibadah)
Tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan Tuhan sebagai konsekuensi atau
pengakuan dan ketundukannya. Peribadatan merupakan sarana langsung untuk
berhubungan dengan Tuhan; berbuat baik dalam rangka terjadi harmoni di dalam tertib
kehidupan; percaya pada hari kemudian membuat manusia berani menghadapi misteri
kematian. Kata Plato: “Harapan akan kehidupan lain, membuat aku berani menghadapi
kematianku sendiri dan kematian orang yang aku cintai” (Durant, 1961: 27)
3. Sistem Nilai (value, sumber hukum, syariat)
Mengatur hubungan manusia degan manusia lainnya atau akan semesta yang dikaitkan
dengan keyakinan tersebut
Hubungan antara Ilmu dan Agama
Ilmu dan agama lahir karena kebutuhan, yaitu untuk menjawab berbagai
macam tantangan yang selalu dihadapi manusia dalam eksistensinya.
Manusia ketika dilahirkan dalam keadaan yang lemah dan tidak berdaya, di
dalam dirinya memiliki bakat untuk mengembangkan akal-pikiran yang akan
menuntunnya mengarungi kehidupan. Ilmu dan agama merupakan cara
yang dimiliki manusia untuk mengenali misteri kebenaran dan kenyataan di
dalam struktur pengetahuan yang lebih luas. Jadi, secara epistemologis, ilmu
dan agama merupakan jenis pengetahuan yang dimiliki manusia di antara
jenis pengetahuan yang lain: common sense, mitos, ideologi, dan seni
(Wijaya, 2006: 175)
Kontribusi Agama terhadap Ilmu
Ilmu membuat manusia menjadi lebih rasional. Ilmu sejauh ini merupakan
pengetahuan yang paling dapat diandalkan, terlebih lagi implementasi
lebih lanjut pengetahuan ilmiah menjadi teknologi telah menghasilkan
berbagai peralatan yang dapat mempermudah dan bahkan
memperpanjang harapan hidup manusia
Aktivitas kehidupan beragama tidak luput dari sentuhan ilmu
Memiliki Pengetahuan Agama yang
Luas Jaminan Menjadi Alim
Tidak Jaminan!!
Karena untuk orang dikatakan alim
karena tindakan (prilaku). Jika
sebatas pengetahuan, belum bisa
diwujudkan menjadi ilmu, apalagi
tindakan.
Produk Keilmuan Sering Tidak Selaras
dengan Agama
Sains dan agama ditafsirkan sebagai dua bahasa yang tidak saling berkaitan
karena fungsi masing-masing berbeda. Bahasa agama adalah sebuah
seperangkat pedoman yang menawarkan jalan hidup yang berprinsip pada
moral tertentu, sedangkan sains dianggap sebagai serangkaian konsep untuk
memprediksi dan mengontrol alam. (Baharudin, 2015)
Lebih lanjut teori kebenaran agama sebagai wahyu yang diturunkan oleh
sang pencipta. Posisi teori ilmiah berada dalam bawah naungan kebenaran
agama, dan kebenaran filsafat. (Munawardina, 2014)
Agama dan Sains tidak selamanya berada dalam pertentangan dan
ketidaksesuaian. Banyak kalangan yang berusaha mencari hubungan antara
keduanya. Sekelompok orang berpendapat agama tidak mengarahkan
pada jalan yang dikehendakinya dan agama juga tidak memaksakan sains
untuk tunduk pada kehendaknya.
“Religion without
cience is blind: science without religio
is lame“.