Anda di halaman 1dari 56

Mycobakterium Tuberculosis

(Tbc) / Kuman Tahan Asam


Visi dan Misi
VISI

“ Menjadi Institusi Pendidikan Analis


Kesehatan Yang bermutu dan
Mampu Bersaing Di Tingkat
Regional Tahun 2015”.
MISI

1. Meningkatan Pendidikan D-IV Analis Kesehatan yang


berbasis kompetensi.
2. Meningkatan Pendidikan D-IV Analis Kesehatan yang
berbasis penelitian.
3. Mengembangkan pengabdian masyarakat yang
berbasis IPTEK di bidang laboratorium kesehatan
secara tepat guna.
4. Meningkatan Pendidikan D-IV Analis Kesehatan yang
mandiri, tranparan dan akuntabel, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mengembangkan Hubungan kerjasama antar
pendidikan
Bakteri Mycobakterium
Tuberculosis
POKOK BAHASAN : M. Tbc
1. Habitat kuman M. Tbc
2. Penyebaran kuman M. Tbc
3. Sejarah kuman M. Tbc
4. Klasifikasi kuman M. Tbc
5. Gambaran kuman M. Tbc
a. Morfologi kuman M. Tbc
b. Pembagian kuman M. Tbc
c. Sifat perumbuhan kuman M. Tbc
d. Daya Tahan kuman M. Tbc
6. Struktur Antigen kuman M. Tbc
7. Gejala Klinis penyakit kuman M. Tbc
8. Patogenisi kuman M. Tbc
a. Infeksi primer dan reaktivitas Kuman M. Tbc
b. Ada dua lesi utama pada kasus kuman M. Tbc
9. Pencegahan
10. Diagnosis Lab
Habitat Tbc
Kuman tersebar di alam.
Umumnya menginfeksi manusia (sakit Tbc), yang
penularan terjadi melalui pernafasan, juga
saluran pencernaan, jarang melalui selaput lendir
mata, dan kulit atau saluran kecing (kelamin)
M. tuberculosis terdapat pada lembu dan dapat
menginfeksi manusia melalui susu dan makanan
yg tercemar  pada kelenjar getah bening.
Penyebaran Infeksi
M. tbc pada manusia
Infeksi terjadi ;
• Melalui udara ; tbc paru dan hasil tbc berada
dalam sekret bronchus dalam sputum
• Melalui sistem peredaran darah ; tbc selaput
otak (miningitis tbc)
• Melalui sistem limfatika ; cervicallymphaditis.
• Infeksi cendrung mengikuti fascial divison
dalam ini pleura dan percardium.
Sejarah TBc
• Tahun 1882 Kock penemu bakteri
Mykobakterium tuberculosis.
• Tahun 1874 Hansen penemu bakteri
Mykobakterium lepra dalam jaringan manusia
• Collins, Jates & Granse (1982) membagi 5
varien utk Mykobakterium tuberculosis utk
tujuan epidemiologi
Klasifikasi
Mykobakterium tuberkulosis (Tbc)
Termasuk Orde : Actinomycetales
Famili : Mycobakteriaceae
Genus : Mykobakterium
spesies : Mykobakterium tuberculosis
: Mykobakterium lepra
Mycobakterium Tuberculosis (Tbc)
Bakteri Tahan Asam
A. Gambaran umum
1. Berbentuk batang
2. Agak sulit di warna, dinding tebal lapisan lilin dan
(lemak mikolat) disebut bakteri tahan asam
(BTA).
3. Sebagian besar saprofit (atipik)
4. Patogen pada manusia TBC (Mycobacterium
tuberculosis), Mycobacterium Lepra dan ada yang
menyebabkan infeksi kronik
5. Sifat Gram Positif
Lima Varian Tuberculosis
1. M. tuberculosis var human (TBc manusia)
2. M. tuberculosis var bovine ( TBc lembu)
3. M. tuberculosis var human Asian (Tbc
manusia Asian)
4. M. tuberculosis var African I (M. Africanum
Afrika Barat)
5. M. tuberculosis var African II (M. Africanum
Afrika Timur)
Dapat dibedakan dengan test kultur dan
patogen pada hewan
1. Tipe humane
a. Tumbuh (Lowenstein-Jensen), suhu 37 ⁰C
b. menghasilkan pigmen kuning muda
sampai jingga
c. Tumbuh meningkat dgn di + gliserol
d. patogen pada marmut tetapi tdk pada
kelinci dan ayam
e. Memecah niasin
Lanjutan
2. Varian bovine
a. pada media yang tumbuh lambat & Kurang
subur
b. Meningkat pertumbuh bila dibiakan tanpa
gliserol karena sifat gliserolfobi.
c. tdak berpigmen
d. tdak memecah niasin
e. patogen pada marmut dan kelinci dan tdk pada
ayam
Sifat pertumbuhan
bakteri TBc
Secara aerob obligat,
1. Energi diperoleh dari oksidasi senyawa karbon
yang sederhana.
2. CO₂ dpt merangsang pertumbuhan.
3. Pertumbuhan lama waktu pembelahan sekitar
20 jam.
4. Suhu optimun 37 ⁰C,
5. Pertumbuhan tampak setelah 2-3 minggu.
6. Ciri-ciri koloni : cembung, kering dan kuning
gading.
Daya tahan Kuman
Mycobakterium TBc

1. Daya tahan lebih besar karena Bakteri


mempunyai sifat hidrofobik di bandingkan
dgn kuman lain.
2. Hijau malakhit dpt membunuh kuman lain.
3. Sifat asam dan alkali bertahan hidup
4. Fenol 5% diperlukan waktu 24 jam utk
membunuh TBc.
Lanjutan
5. Bakteri pada sputum kering melekat pd debu
dapat tahan hidup 8-10 hari
6. Sinar materi hari langsung dapat membunuh
bakteri TBc
7. Pemanasan daya tahannya sama dgn kuman
lain.
8. Proses pasteurisasi bakteri TBc mati
Sampai disini, 9 – 8 /2017
Struktur Antige Bakteri
Mycobakterium Tuberculosis (Tbc)
a. Sebagian besar antigen kuman terdpt pd
dinding sel yg dapat menimbulkan
hipersensitivitas serta memberi kekebalan
b. Antigen protoplasma tdk banyak peranannya
tetapi dpt menyebabkan hipersentivitas tipe
lambat pada binatang yg terinfeksi.
1. Lemak (lipid)
• TBc mengandung banyak lemak seperti lemak
komplek, asam lemak dan lilin.
• Dalam sel lemak, tergabung pd protein dan
polisakharida. Komponen lemak
bertanggungjawab terhadap reaksi sel jaringan
TBc.
• Fraksi fosfatida menyebabkan reaksi tuberkel dgn
kaseosa nekrasis pd jaringan.
• Bila lemak di dihilangkan dgn eter, maka sifat
tahan asam akan hilang
Lanjutan
• Lemak bersifat spesies spesifik.
• Strain yg virulen dari bakteri TBc membentuk
serpentin cord yaitu susunan paralel dr
kuman.
• Pembentukan cord dihubungkan dgn virulensi
• Rumusan cord faktor adalah Trehalosa 6.6
dimycolate.
2. Protein
Tiap tipe Mycobakterium mengandung
beberapa protien yg menimbulkan reaksi
tuberkulin.
Protien yg terikat pd fraksi lilin dpt
membangkitkan sensitivitas tuberkulin, juga
berfungsi merangsang pembentukan
bermacam-macam antibodi.
3. Polisakharida
• Mycobakterium mengandung bermacam-
macam polisakharida. Peranan dlm
patogenitas belum jelas.
• Dapat merangsang timbulnya hipersentivitas
cepat dan dpt mengganggu beberapa reaksi
antigen-antibodi in vitro.
Gejala klinis Infeksi Kuman
Mycobakterium Tuberculosis
• Gejala umum adalah rasa letih, lesu, kurus,
deman.
• Gejala pada TBc paru adalah batuk-batuk yg
disertai darah, sakit dada, anemia, keringat
malam, LED meningkat karena IgG dan IgA
meningkat.
• Komplikasi TBc paru adalah pleuritis, atelektasis
paru, TBc miliaris dan meningitis.
• Pada anak-anak sulit didiagnosa karena sulit
sputum atau sedikit utk pemeriksaan Lab.
Sebaiknya bilas lambung, karena pd cairan
lambung ditemukan bakteri tahan asam
Tuberkulosis urogenitalis
• Kuman TBc sampai ke ginjal dan traktus
urogenitalis melalui saluran darah.
• Test urine ditemukan banyak sel leukosit tapi
kultur negatif.
• Pd stadium lanjut biasa banyak kencing
disertai hematuria dan panas hilang timbul.
• Infeksi TBc pada traktus urogenitalis dpt
menyebabkan infertilitas.
Tuberkulosis milliaris
• Kuman TBc sampai ke selaput otak melalui
saluran darah.
• Sering terjadi pada bayi dan anak-anak
sebagai komplikasi TBc primer.
• Biasanya penyakit ini berat, disertai dgn
deman, terlihat nodul-nodul yg tersebar pada
foto torak.
• Penting dilakukan pemeriksaan cairan otak utk
mencari bakteri tahan asam
Patogenesis
Kuman Tuberculosis
Infeksi terjadi melalui debu atau titik cairan
(droplet) yg mengandung kuman berkulosi
dan masuk ke jalan nafas.
Penyakit timbul setelah kuman menetap dan
berkembang biak dalam paru-paru atau
kelenjar getah bening reogenal.
Resistensi dan hipersensitivitas tuan rumah
sangat mempengaruhi perkembangan
penyakit
Siklus Bakteri M. tuberculosis dalam
tubuh manusia
Proses melalui aliran limfe, darah, atau proses
perkejuan pecah ke bronkhus disebar ke paru-
paru atau tertelan ke traktus digestivus.

Pertumbuhan intra sel


M. TBc tumbuh intra sel pd monosit, sel RES dgn
sel Raksasa, ini menyulitkan pengobatan.
SAMPAI DISINI 7 Agustus 2017
Infeksi primer dan tipe reaktivitas
Mycobakterium tuberculosis (1)
Bila terinfeksi bakteri M. tuberculosis maka akan
terjadi ;
1. Lesi eksudat yg cepat menyebar ke saluran
limfe dan kelenjar getah bening dan paru-
paru. Kasus ini disebut komplex ghon. Lesi
pada jaringan cepat sembuh.
2. Kelenjar getah bening menjadi perkejuan yg
biasanya disusul perkapuran
3. Test tuberkulin positif.
Infeksi primer dan tipe reaktivitas
Mycobakterium tuberculosis (2)
• Reaktivasi biasanya terjadi endogen arti kuman
TBc yg lolos infeksi primer dan jarang eksogen
atau infeksi baru dari luar.
• Reaktivitasi ditandai dengan ; jaringan kronik,
pembentukan tuberkel, perkejuan, dan febrosis.
• Tipe reaktivasi biasa terjadi pada paru-paru.
• Untuk mengetahui terjadi infeksi primer dan
reinfeksi diperlihatkan melalui eksperimen
phenomena Koch
Ada 2 (dua) lesi utama
1. Tipe eksudat ; ada reaksi peradangan, kemudian
monosit sekitar basil tuberkel, terdapat pd
jaringan paru-paru.
• Tipe ini mirip pneumonia, dan tipe dapat
sembuh dgn resolusi, Sehingga seluruh
eksudat diabsorpsi ;
kasus ini dapat menyebabkan nekrosis
masif dari jaringan atau menjadi tipe
kedua (produktif).
● Selama fase eksudatif tes tuberkolin positif.
Lanjutan
2. Tipe produktif ; bila berkembang maksimal tipe
ini akan terdiri dari 3 daerah ;
a. Daerah sentral yg luas, sel raksasa berinti
banyak mengandung basil tuberkel.
b. Daerah tengah terdiri dr sel epiteloid
pucat,sering tersusun secara radial.
c. Daerah ferifer yg terdiri dr fibroblas, limfosit,
dan monosit.
Bila terjadi tuberkel kaseosa pecah di dlm bronkhus,
dan membentuk kaverne, selanjutnya lesi ini
dapat sembuh oleh fibroblas atau kalsifikasi
Lanjutan
• Zona luar akan berubah menjadi fibrotik dan
jona sentral mengalami perkejuan. Kelainan
seperti disebut tuberkel.
Pencegahan dan pengawasan
M. tbc
1. Tindakan kesehatan masyarakat dgn
mengetahui kasus dan sumber infeksin
2. Pengobatan umumnya pada usia yang paling
mudah terkena anak-anak & orang terinfeksi
TBc
3. Pembrantasan TBc pada ternak dan
pasteurisasi susu.
4. Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)
5. Resistensi Hospes. Ketahanan tubuh.
Tindakan pencegahan
secara manual
Diagnosis Lab Kuman
Mycobakterium Tuberculosis (TBc)
1. Sampel ; sputum, cairan lambung, urine, cairan
pleura, otak, sendi, bahan biopsi dan lain lian
yng mendukung pemeriksaan
2. Mikroskopis ; pewarnaan dan cara pembacaan (
skala bronkhus dan skala WHO)
3. Pembiakan L. Jensen dan Dubos
proses hemogenisasi seperti ;
a. H₂ SO₂
b. NaOH 4 persen
c. Homogenisasi Bio farma
SUSPEK PENDERITA
M.tuberculosis
Identifikasi Kuman
Mycobakterium Tuberculosis (TBc)
Secara mikroskopis ;
1. Berbentuk batang halus, menyebar atau
bergerombol
2. Ukuran 3 x 0,5 um,
3. Dapat terlihat spt berbiji-biji
4. Pewarnaan Ziehl Neelsen, kinyoun Gabbet
atau Tan Thiam Hok
5. Bakteri berwarna merah
Biakan bakteri TBc

A. Perbenihan padat yaitu Lowenstein Jensen,


1. Media ini mengandung ; telur, gliserol, garam-
garam, dan biasa di+ penisilin utk membunuh
kuman lain
2. Media L. Jensen yg diasamkan shingga pH 6,4 –
6,8 pd suhu kamar.
3. Keuntungan media adalah setelah pengolahan
dgn NaOH sampel tidak perlu dinetralkan dgn
asam, tetapi tdk dapat langsung diinokulasi /
tanamkan
Biakan bakteri TBc
B. Media perbenihan cair
1. Media asam oleat-albumin (Dubos)
2. Mengandung Tween-80, bakteri akan
tumbuh merata pada seluruh medium.
3. Pada media cair pertumbuhan lebih cepat.
Biakan bakteri TBc
C. Media sintetik sederhana
1. Inokulasi yg besar dapat tumbuh bebrapa
minggu. Inokulasi kecil tdk dapat tumbuh dlm
perbenihan, sebab adanya asam-asam lemak
toksik.
2. Efektoksik asam lemak dpt di netralkan oleh
serum binatang atau albumin.
3. Sifat asam2 lemak dapat merangsang
pertumbuhan.
4. Arang aktif dapat membantu pertumbuhan
Pembuatan Sediaan Preparat M. Tuberkulosis

Sediaan
Dahak yang
Baik

•Ukuran 2X3 cm
•Letak di tengah
•Ketebalan baik, rata, bersih
•Pewarnaan baik
Program Penanggulangan TB Nasional 41
Pembuatan preparat
BTA (Bakteri Tahan Asam)
Hasil sediaan apusan dahak

Letakkan sediaan yg kering 4-5 cm di atas


kertas koran dan lakukan penilaian sbb:

Terlalu tebal Baik Terlalu tipis

Core Group 2009


Program Penanggulangan TB Nasional 43
Kualitas Pewarnaan Ziehl Neelsen
Pewarnaan yang baik

Program Penanggulangan TB Nasional 44


Pembacaan Hasil Pewarnaan
Bakteri Tahan Asam (BTA)

1. Menggunakan Skala / Standar Bronkus


2. Skala / Standar WHO
Percobaan / Test-Test kuman
Mycobakterium Tuberculosis
• Apabila seekor marmut disuntikan secara subkutis dgn
kuman TBc virulen. Luka tusukan akan cepat sembuh.
Akan tetapi terbentuk nodul pd tempat suntikan stelah
2 minggu.
• Nodul menjadi ulkus tidak sembuh-sembuh
• Kelenjar getah bening membentuk tuberkel dan terjadi
perkejuan. Apabila hewan yang sama disuntikan kuman
TBc ditempat yg berlainan, hasil berbeda.
• Perbedaan ini disebabkan karena
1. kekebalan hewan
2. hipersensitivitas hewan
Kekebalan dan hipersensitivitas
Kekebalan dan hipersensitivitas adalah 2 aspek
berbeda dari reaksi imunitas seluler.
Kekebalan terjadi apabila hospes dapat
mengatasi infeksi primer. Kekebalan ini terjd
sel mononuklear yg dpt menghambat
pertumbuhan kuman TBc.
Hipersensitivitas disebabkan oleh kuman TBc
utuh atau tuberkuloprotein dan lapisan lilin
dan dilakukan dgn test kulit tuberkulin.
Lanjutan
4. Percobaan hewan (marmut)
5. Test-test virulensi dan resistensi kuman TBc
a. test merah netral
b. test katalase
b. test peroksidase
c. test resistensi terhadap obat anti TBc
Lanjutan
• Perbedaan kuman TBc Humane dan Bovine
dilakukan dengan test-test
a. test niasin
b. test nitrat
c. test penghambatan pertumbuhan oleh 1
mikrogram tiofen-2-karbohidrasidase.
Test tuberkulin (OT) Old terberculin.
• Dimulai dari dosis yg paling rendah yaitu 1 TU
(tuberculin Unit) disuntikan dilengan secara
intrakutan sebanyak 0,1 ml. Apabila hasil negatif
dapat dicoba kekuatan yg lebih tinggi. Pada survai
biasa langsung disuntikan 5 TU.
• Pada orang yang terinfeksi primer akan terlihat
setelah 48-72 jam berupa Ukuran nekrosis
biasanya ≥ 10 mm dapat kemerah-merhan dan
induarasi. bertahan beberapa hari.
Lanjutan test tuberkulin
• Test tuberkulin positif setelah infeksi 4 – 6 minggu
dgn kuman M.TBc.
• Hasil negatif dapat terjadi pd orang sehat atau pd
orang sakit TBc dalam keadaan tertentu seperti ;
1. alergi oleh TBc lanjut
2. alergi oleh infeksi campak
3. alergi oleh penyakit Hodgskin
4. alergi oleh sarkoidosis
5. alergi oleh obat-obat imunosurpresif.
Lanjutan
• Test tuberculin positif dpt konversi jg negatif
setelah pengobatan INH karena Kuman TBc
habis.
• Setelah BCG, tuberkulin positif selama 3-7
tahun.
• Tuberkulin positif dpt di transfer oleh sel
monosit dari seorang tuberkulin positif kepda
seorang tuberkulin negatif.
Kasus pada anak dan dewasa

• Pada TBc anak, permasalahan yang dihadapi


adalah sulitnya menegakkan diagnosis.
Untuk mengatasinya telah dikembangkan
tatalaksana diagnosis Tuberkulosis pada anak
dengan Sistem Pembobotan sehingga
diharapkan diagnosis TB anak dapat ditegakkan
dan kemungkinan “overdiagnosis” atau
“underdiagnosis” dapat diperkecil.

Sistem pembobotan (scoring system), yaitu


pembobotan/ penilaian terhadap gejala atau
tanda klinis yang dijumpai.
Tabel . Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB.

Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, Kavitas (+) BTA (+)


BTA (-) atau tidak tahu BTA tidak jelas
Uji tuberkulin negatif Positif (≥ 10 mm, atau
≥ 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat badan / Bawah garis merah Klinis gizi buruk
keadaan gizi (KMS) atau (BB/U <
BB/U < 80% 60%)

Demam tanpa sebab > 2 minggu


jelas
Batuk* ≥3 minggu
Pembesaran >1 cm, jumlah >1,
kelenjar limfe tidak nyeri
koli, aksila,
inguinal
Pembengkakan Ada pembengkakan
tulang / sendi
panggul, lutut,
falang
Foto rontgen toraks Normal /  Infiltrat  Kalsifikasi +
tidak  Pembesaran infiltrat
jelas kelenjar  Pembesaran
 Konsolidasi kelenjar +
segmental/lobar infiltrat
 Atelektasis
Jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini, rujuk ke RS
1. Foto rontgen menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura
2. Gibbus, koksitis
3. Tanda bahaya:
 kejang, kaku kuduk
 penurunan kesadaran
 kegawatan lain, misalnya sesak napas

Catatan :
1.Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter.
2.Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 13).
3.Sistem skoring ini hanya digunakan untuk diagnosis, bukan menilai hasil pengobatan.
4.Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).
5.Demam dan batuk tidak ada respon terhadap terapi sesuai standar baku di puskesmas.
6.Jika dijumpai skrofuloderma**, pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis.
7.Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.
8.Foto rontgen toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
9.Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.

**Skrofuloderma ditandai oleh massa yang padat atau fluktuatif, sinus yang mengeluarkan
cairan, ulkus dengan dasar bergranulasi dan tidak beraturan serta tepi bergaung. Biasanya
ditemukan di daerah leher atau wajah, tetapi dapat juga dijumpai di anggota gerak atau
badan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai