Anda di halaman 1dari 35

‫‪DOA‬‬

‫‪MULAI BELAJAR‬‬

‫الر ِح ِيمِ‬
‫ن ّ‬ ‫الر ْحمِ ِِ‬
‫َللا ّ‬
‫س ِِم ِِّ‬
‫ِب ْ‬
DOA BELAJAR
‫لر‬ ُ ‫ر‬ َ ‫ر‬ َ َ َ ‫َ ر‬ ‫ر‬ ‫ْر‬ َ
ِّ ‫ل أم ِري واحل‬ ‫ر‬
ِّ ِ ِّ‫ح ِلِّ صد ِري ويّس‬ َ
ِّ ‫ربِّ اش‬
‫ر‬ َ َُ ‫َر‬ َ ‫ر‬ َ ‫ُر‬
ِّ ِ ‫ان يفقهوا ِّقو‬
‫ل‬ ِّ ِ ‫ن لس‬ِّ ‫عقدةِّ م‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil
lisaani yafqohu qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
DOA BELAJAR
ً‫ن ع ْل ًم َـاور ُزقنـيِّ َفهمـا‬ ِّ ِ ِّ‫ربِّ ِزد‬َ
َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ً َ ُ ََْ َ َ َ َ ُ َّ َ
‫ن إ ِّذا‬
ِّ ‫ل الحز‬
ِّ ‫ت تجع‬ ِّ ‫ل ً ِّو أن‬
ِّ ِّ‫ل إالِّ ما جعلت ِّهَ س َه‬ ِّ ‫اللهمِّ ال سه‬
ِّ ‫ت سه‬
‫ل‬ ِّ ‫شئ‬
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman

Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul


Hazna Idza Syi’ta Sahlaa

“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik.”
(QS. Thaha : 114)

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila
Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
(HR Anas bin Malik ra)
DOA BELAJAR
‫َ ر‬ َ ْ ُ َ
َ ‫ر َ ر‬ ُ َّ َ
‫ك علما نافعا و ِرِّزقا‬ ِّ ‫ن أسأل‬
ِّ ِ ‫اللهمِّ إ‬
ََُ َ َ َ َ
ِّ‫طيبا وعملِّ متقبِّل‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon
thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
“Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat,
rizki yang baik dan amalan yang diterima di sisi-Mu.”
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah
no 762)
TUTORIAL 6
Nama Ketua : Rizal Deva Arvianto 201810330311028
Sekretaris : Nguamay Prima Izzata 201810330311122
Anggota : Awwalu Adella Putri 201810330311090
Bryan Minerva Abdillah 201810330311088
Rizky Akbar 201810330311126
Akbari Agung Nusantara 201810330311030
Anggie Dwi Pitaloka 201810330311009
Fanny Nurul Fathia 201810330311026
Mazida Maghfira Putri 201810330311072
Rifqi Misbahuddin Nur 201810330311063
SKENARIO
Aduh...aku bingung...
S, perempuan 17 tahun, merasa sangat senang melihat diterima di FK UMM sebagai mahasiswi
baru. Hari-hari awal perkuliahan diikuti oleh S dengan semangat. Namun setelah beberapa
waktu pembelajaran berlangsung, S mulai menemui kesulitan belajar. S merasa kebingungan
untuk menyesuaikan strategi belajarnya sebagai mahasiswa FK. Lama-kelamaan S merasa stress
dengan segala perubahan yang dia temui, baik perubahan kurikulum dari konvensional menjadi
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
2012, maupun perubahan lingkungan dan strategi belajar. S pun bertanya kepada kakak
kelasnya untuk mencari solusi. Kakak kelas S memberi saran supaya S melakuakan refleksi diri
untuk mengidentifikasi hal yang perlu diperbaiki dari diri S. Kakak kelas S menyarankan S
untuk menggunakan manajemen stress yang konstruktif untuk mengatasi konflik pribadi yang
dialami. Saran lainnya adalah S perlu menggunakan strategi belajar dengan pendekatan student-
centered, self directed learning, collaborative learning, contextual learning, dan critical
thinking yang merupakan cara adult learning. S juga perlu menguasai keterampilan belajar
sesuai yang ada di SKDI. Langkah-langkah yang perlu dilakukan S untuk memperbaiki diri
merupakan bagian dari upaya dalam rangka memenuhi profil lulusan sesuai area kompetensi
terkait dalam SKDI.
KEYWORD
Refleksi Diri
KATA SULIT
Student Centered, Self Directed Learning, Collaborative Learning, Contextual
Learning, Critical Thinking, Adult Learning, Stress, Kurikulum Konvensional,
Kurikulum Berbasis Kompetensi, konstruktif, refleksi diri, SKDI, manajemen stress
KLARIFIKASI ISTILAH
Student Centered merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai subyek/peserta
didik yang aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult learner, bertanggung jawab
sepenuhnya atas pembelajarannya, serta mampu belajar beyond the classroom (Harsono, 2008).
Kurikulum adalah segala kegiatan dan pengalaman belajar yang dirancangkan, direncanakan, diprogramkan
dan diselenggarakan oleh lembaga bagi anak didiknya atau mahasiswa dengan maksud untuk mencapai
tujuan pendidikan (Gita Sekar Prihanti, 2017).
Kurikulum Konvensional merupakan model pembelajaran, guru dituntut lebih berperan aktif sebagai
penyampai informasi, sementara siswa lebih sebagai penerima informasi yang disampaikan oleh guru
(Yudha Adi Pradana, 2016).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan
bahan pelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi dalam berbagai bidang
kehidupan dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan madrasah
atau sekolah (Achmad Zaky, 2015).
Self Directed Learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan
pengembangan diri yang diawali dengan inisiatif sendiri (Gita Sekar Prihanti, 2017).
Collaborative Learning adalah metode pembelajaran yang mengarahkan siswa agar
bisa berpikir kritis dan bisa saling bekerja sama mengembangkan pengetahuan
akademik dan non akademik (Muhammad Faqih Ardiansyah, 2018).
Contextual Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang cocok dengan otak
sehingga menghasilkan makna yang menghubungkan muatan akademis dengan
konteks kehidupan sehari-hari (Gita Sekar Prihanti, 2017).
Critical Thinking adalah kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional tentang apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan yang diyakini sebagai kebenaran
(Zidan, 2017).
Adult Learning adalah peserta didik yang dianggap sebagai orang dewasa, diasumsikan
memiliki kemampuan yang aktif dalam merencanakan arah belajar, memiliki bahan,
memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu
mengambil manfaat dari belajar atau dari sebuah proses pendidikan (Gita Sekar Prihanti,
2017).
Stress adalah suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang (Hermien Nugraheni dkk, 2018).
Manajemen stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan
stress, bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik teknik
mengelola stress sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan
daripada dihimpit oleh stress itu sendiri (Schafer, 2000).
Konstruktif adalah sebuah proses membangun pengetahuan di dalam kerangka berpikir
kognitif para siswa yang berdasarkan pada pengalaman (Sanjaya, 2006).
Refleksi diri adalah proses melihat kembali pengalaman belajar untuk
mengidentifikasi apa yang telah dipelajari dan apa yang belum dipelajari serta
rencana pengembangan diri berdasarkan kebutuhan belajar yang telah
diidentifikasi (Soemantri, 2012).
SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) adalah seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat atau
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas di bidang
tertentu (SK Mendiknas, 2002).
SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) adalah proses pendidikan sejak
kuliah di universitas dan praktek sebagai coassisten atau dokter muda di rumah
sakit yang ditunjuk sebagai tempat pendidikan yang memiliki keberagaman
persepsi dan standar dalam penilaian yang lebih bersifat subjektif (Ida Ratna Nur
Hidayati, 2015).
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perbedaan kurikulum dari konvensional menjadi Kurikulum


Berbasis Kompetensi (KBK) sehingga menyebabkan S stress?
2. Apa saja yang dapat dilakukan S untuk mengembangkan refleksi diri selama
belajar di FK?
3. Bagaimana cara S menerapkan prinsip manajemen stress dan refleksi diri
sehingga S bisa menyesuaikan diri untuk belajar di FK UMM?
4. Apa strategi belajar untuk S agar penyesuaian belajar lebih cepat dan tepat?
5. Mengapa dalam penyesuaian diri di FK dapat menimbulkan stress?
6. Mengapa kakak kelas S menyarankan S melakukan refleksi diri?
7. Mengapa S perlu menggunakan strategi belajar dengan pendekatan adult
learning?
8. Mengapa S perlu menguasai keterampilan belajar sesuai dengan SKDI ?
HIPOTESIS 1
Kurikulum Konvensional
Kurikulum tersebut memiliki banyak kelemahan karena terlalu menekankan
memorisasi. Selain itu pembelaaran dalam kurikulum konvensional dilakukan secara
teacher-centered dan content-oriented. Dalam pembelajaran tersebut mahasiswa hanya
menjadi penerima informasi secara pasif. Hal ini menyebabkan mahasiswa menadi tidak
terlatih untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Pada kurikulum konvensional,
tujuan pendidikan kurang diperdalam dan hanya berorientasi pada materi yang akan
diajarkan. Pendekatan dalam kurikulum konvensional dimulai dengan memberikan
dasar dasar ilmu kedokteran kemudian menguji mahasiswa untuk menilai hasil belajar
mahasiswa.Dalam hal ini proses belajar mahasiswa tidak diperhatikan karena
berorientasi pada hasil belajar (what the student learn) (Dent JA, Harden RM, 2005)
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan
(2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan
KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery learning).
(Rahdiyanta, Dwi. Kurikulum Berbasis Kompetensi)
HIPOTESIS 2
Cara mengembangkan refleksi menurut Zimmerman (2001) dalam (Sandars J,2009)
dapat ringkas sebagai berikut,
(1) Mahasiswa membutuhkan motivasi untuk refleksi. Baik itu motivasi internal
maupun motivasi eksternal. Sehingga, mahasiswa memiliki tujuan yang jelas
dengan apa yang sedang ia lakukan.
(2) Kemampuan kognitif untuk refleksi. Kemampuan itu meliput self monitoring
(mengontrol pikiran dan emosi), feedback from others (respon orang lain terhadap
kejadian yang telah terjadi), critical incidents and significant event analysis
(kemampuan respon yang tanggap dan kritis terhadap kejadian yang secara tiba-
tiba muncul).
(3) Mengidentifiksi rencana dan portofolio mahasiswa.
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
HIPOTESIS 3
Menurut National Safety Council (2004) manajemen stres dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu: keterampilan coping yang efektif, teknik relaksasi, dan gaya
hidup yang lebih sehat.Manajemen stres ialah upaya yang rasional, terarah dan
karenanya efektif untuk mengatasi stress. Upaya ini bersifat menyeluruh, dalam artian
melibatkan baik mental maupun fisik bahkan sprit. Selain itu, manajemen stress juga
menyangkut sisi pencegahan (preventive) maupun upaya penanganan (treatment).
Upaya ini hanya mungkin efektif kalau dilaksanakan.
(Resti, I.B., 2014. Teknik relaksasi otot progresif untuk mengurangi stres pada
penderita asma. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(1), pp.01-20)
HIPOTESIS 4
Dalam penggunaan strategi belajar di jurusan yang S pilih yaitu pendidikan dokter, S perlu
menerapkan Problem Based Learning, penerapan gaya belajar Adult Learning, dan juga
manajemen stress. Untuk Problem Based Learning memiliki keunggulan yaitu
mengembangkan keaktifan mahasiswa serta bagaimana mahasiswa lebih berpikir kritis serta
melatih mahasiswa mengobservasi masalah yang didapatnya. Pada pengaplikasiannya terdapat
dua hal yang dapat dilakukan, yaitu berpikir kritis atau critical thinking dan berfokus pada
mahasiswa atau student centered. Lalu untuk gaya belajar adult learning sendiri memiliki
keunggulan bagi mahasiswa, pembelajaran ini bagaimana kita belajar dengan cara yang yang
dewasa, ini berarti pembelajaran adult learning fokus pada motivasi individu tersebut. Salah
satu cabang dari adult learning yaitu self directed learning, dimana mahasiswa dapat
mengakomodasi keinginan belajarnya. Dan manajemen stress sangat diperlukan karena stress
sendiri dalam definisi berarti suatu reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau
sulit. untuk itu diperlukan manajemen stress yang benar. Seperti manajemen strategi fisik,
emosional kognitif, dan sosial untuk menghadapi stress itu sendiri.
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
HIPOTESIS 5
Penyesuaian diri menurut Sunarto, 2008 adalah proses seorang individu mencapai
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai lingkungannya. Kemudian
mengapa penyesuaian diri dapat menimbulkan stressor-stressor dijelaskan menurut
Sadock, 2009 secara umum diantara orang dewasa, tekanan pemicu umum salah
satunya adalah perpindahan ke lingkungan baru. Tidak semua orang berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri di lingkungan barunya, karena kehidupann tidak
selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta adanya hambatan hambatan
sehingga menganggu kapasitas penyesuaian diri atau keinginan seseorang, sehingga
menimbulkan tekanan yang disebut sebagai stressor.
(Kaplan, B. J. (2016). Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry. Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. Tijdschrift voor Psychiatrie, 58(1), 78-79)
HIPOTESIS 6
Refleksi diri ditujukan untuk membantu seseorang dalam mengeksplorasi
pengalamannya sehingga dapat diperoleh pemahaman dan perspektif baru.
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
HIPOTESIS 7
Adult Learning adalah sebuah proses pencarian yang mandiri. Yang membedakan adult
learning dengan children learning adalah motivasi, pengalaman sebelumnya, tingkat
partisipasi dalam proses belajar, dan aplikasi hasil belajar.
(Russell SS, 2006)
Jadi dengan kondisi S sebagai mahasiswa perlu menerapkan pendekatan adult learning
karena dengan adult learning bisa melatih S untuk lebih berpikir kritis dan juga lebih
mandiri dalam menyelesaikan masalah.
HIPOTESIS 8
Tantangan profesi kedokteran masih memerlukan penguatan dalam aspek perilaku
profesional, mawas diri, dan pengembangan diri serta komunikasi efektif sebagai dasar
dari rumah bangun kompetensi dokter Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
(SKDI 2012)
PETA KONSEP
LO (LEARNING OBJECT)
1. Mampu memahami konsep strategi belajar KBK serta pengaplikasiannya.
2. Mampu menjelaskan dan memahami manajemen stress.
3. Mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.
4. Mampu memahami dan menerapkan gaya belajar.
5. Memahami dan menerapkan keterampilan belajar.
6. Mengerti langkah-langkah dan manfaat berpikir kritis.
7. Strategi untuk meningkatkan motivasi belajar sebagai cara untuk mengatasi motivasi
belajar.
1. Mampu memahami konsep strategi belajar KBK serta
pengaplikasiannya

Strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi yaitu :

1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)


Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dalam kehidupan sehari-hari.
2) Bermain Peran (Role Playing)
Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia
dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta
didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi
pemecahan masalah.
3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
4) Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu
belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang
dipelajari.
5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

(E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
2. Mampu menjelaskan dan memahami manajemen stress
Manajemen stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan
stres dimana bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik
mengelola stres, sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan
daripada dihimpit oleh stress itu sendiri (Schafer, 2000: 18)

Manajemen stres menurut Taylor (2003) meliputi 3 tahap , yaitu:


Tahap pertama partisipan mempelajari apakah stres itu dan bagaimana mengidentifikasi
stresor dalam kehidupan mereka sendiri.
Tahap kedua mereka memperoleh dan mempraktekan ketrampilan untuk mengatasi
(koping) stres.
Tahap terakhir, partisipan mempraktekkan teknik manajemen stres mereka yang
ditargetkan situasi penuh stres mereka dan memonitor efektivitas teknik itu.
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
3. Mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa
Menurut Malcolm Knowles, Adult Learning adalah sebuah proses pencarian yang mandiri.
Malcolm knowles mempernkenalkan istilah andragogi yaitu seni dan ilmu yang mempantu
pembelajaran orang dewasa. Andragogi berdasarkan pada ima asumsi tentang bagaimana
orang dewasa belajar serta perilaku dan motivasi mereka untuk belajar. (Knowles M Holton
el, Swanson R. 2005. The adult learner : the devinitive classic in adult education and human
resource development. Burlington, MA: Elsevier)
Karekteristik Adult Learners (Kowles) :
• Autonomus and self directed
• Accumulated a foundation
• Goal-oriented
• Relevancy oriented
• Practical
• Need to be shown Respect
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
4. Mampu memahami dan menerapkan gaya belajar
Gaya belajar adalah gambaran sikap dan perilaku yang menentukan cara kesukaan
seseorang dalam belajar
(coffield F. At all 2004. Gaya belajar and pedagogy in post- 16 learning: a systematic
and critical review. The learning and skills research centre reference. Wiltshire:
Cromwell press Ltd.)
Gaya Belajar Secara Umum
1. Visual (penglihatan).Contoh : Gambar dan tulisan
2. Auditori.Contoh : Musik, rekaman dan suara
3. Kinestetik. Contoh : gerakan atau praktik secara langsung
(Windura, sutanto. 2008. Brain Management Series For Learning Strategy be an
absolute genius. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia)
5. Mampu memahami dan menerapkan keterampilan belajar
Keterampilan belajar (study skill) adalah teknik dan strategi yang membantu
mahasiswa untuk membaca, mendengar untuk tujuan tertentu dengan tujuan untuk
menginga.t
(harris dan Hodges, 1995 dalam Richardson, Robnolt, dan Thodes 2010).
Hubungan antara keterampilan belajar dengan prestasi akademik
Keterampilan belajar memberikan kontribusi pada kompetensi akademik karena
keterampilan belajar adalah keterampilan kognitif dan proses untuk belajar efektif,
pemerolehan, penempatan, pengorganisasian, pensintesaan, pengingatan dan
penggunaan informasi yang telah dipelajari
(Judy S Richardson; Valerie J Robnolt; Joan A Rhodes, (2010), A History Of Study
Skills: Not Hot, But Not Forgotten, Reading Improvement; Summer 2010; 47, 2;
ProQuest Education Journals, pg. 111)
6. Mengerti langkah-langkah dan manfaat berpikir kritis
Berpikir kritis adalah keterampilan dan interprestasi akktif terhadap pengamatan dan
komunikasi, informasi dan argumentasi(Fisher, A (2006). Critical Thinking An Introduction,
Cambridge. Cambridge University Press)
Manfaat Berpikir Kritis
• Bagi pendidikan kedokteran
• Dapat diterapkan etika kita membaca literature baik beruupa laporan penelitian, artikel dll
• Kita mampu membedaakan anntara fakta, opini, dan esimpulan
• kita dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
• Menjadi dasar dari clinical reasoning bagi mahasiswa edokteran
• Dengan semua manfaat yang telah diuraikan diatas, berpikir kritis dapat membantu
tercapainya kompetensi seorang dokter
(Prihanti, Gita Sekar. 2018. Strategi Belajar. Malang : UMM Press)
7. Strategi untuk meningkatkan motivasi belajar sebagai cara
untuk mengatasi motivasi belajar.
A.J. Romiszowski, beliau berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
pandangan umum tentang rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah terpilih
dalam metode pembelajaran
Untuk menyesuaikan tuntutan dan kebutuhan kesehatan masyarakat semakin luas maka
dikeluarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
KBK menggunakan strategi pembelajaran antara lain PBL, konsep integrasi dan student
centered yang menekankan pembelajaran berdasarkan masalah yang berbasis komunitas
(Shokar GS, at all. 2002. Self-directed learning: looking at outcomes with medical students.
Family Medicine;34(3) : 197-200)
Menurut (Halonen D (2010). PBL juga memberikan keuntungan meningkatkan motivasi dan
kepuasan mahasiswa, interaksi mahasiswa, dan interaksi mahasiswa-dosen atau instruktur.
Problem-based learning: A case study. University fo
Manitoba.auspace.athabascau.ca:8080/…/Problem%20Based%20Learning.ppt. Diakses 20
Agustus 2010)
DOA SELESAI BELAJAR

‫ن قِْلبِ ِل‬
ِْ ‫ع ْلمِ لِ ي ْنف ِْع و ِم‬
ِِ ‫ن‬ ِْ ‫ي أع ُْو ِذُ ِبكِ ِم‬ِْ ِ‫اللّ ُه ِّم ِإن‬
ُِ ‫ن د ْعوةِ لِ ُُ ْيستج‬
‫اب‬ ِْ ‫شب ِْع و ِم‬ ْ ‫ن ن ْفسِ لت‬ ِْ ‫ي ْخش ِْع و ِم‬
ُ‫ل ِه‬
Allahumma inni a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’, wa min
qolbin laa yakhsya’, wa minnafsin laa tasyba’, wamin da’ watin
laa yustajaabulaha

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak


bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah puas,
dan do’a yang tidak dikabulkan”. 34
DOA SELESAI BELAJAR

ُِ ‫ق حقًّا وا ْر ُز ْقنا ِاتـباعه‬


‫ُ وأ ِِرنا‬ ِّ ‫اللّ ُه ِّم أ ِرنا ا ْلح‬
ْ ‫ار ُز ْقنا‬
ُ‫اج ِتنِاب ِه‬ ْ ‫لا و‬
ِ ‫اط‬ ِ ‫ا ْلب‬
ِ ‫اطلِ ب‬
Allahumma arinal_haqqo _haqqon warzuqnat tibaa’ahu wa
arinal baathila baa-thilan warzuqnaj tinaabahu
“Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami
dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya”

35

Anda mungkin juga menyukai