Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BIMBINGAN TEKNIS

PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK


ATAS
PENGGUNAAN DANA BOS

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. DEMAK


18 Maret s.d 1 April 2019

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


Dasar
• UU No. 28 Tahun 2008 tentang KUP
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

• Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 16/PJ/2016


Pedoman Teknis dan Tata Cara pemotongan PPh Pasal 21.

• Peraturan Men.Keu No. 107/PMK.010/2015 tgl. 8 Juni 2015.


Pasal 3 angka 1 huruf g. Dikecualikan dari Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 atas pembayaran untuk pembelian barang
sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS).

Direktorat Jenderal Pajak 2


Definisi
• Defenisi Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang dan dipergunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Objek Pajak

Pertambahan Bumi (Tanah) Kendaraan


Penghasilan
Nilai dan Bangunan Bermotor

3
Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak
• Beberapa Istilah yang Penting Dipahami :

Wajib Pajak Wajib Pungut

Orang Pribadi / Bendaharawan Pemerintah


Badan usaha yang Pusat Daerah yang
memperoleh Penghasilan mengelola dana dari APBN
dan APBD

Direktorat Jenderal Pajak 4


Pembayaran dan Pelaporan
• Beberapa Istilah yang Penting Dipahami :

SSP SPT
Tidak berlaku (Surat Pemberitahuan)

Sarana Penyetoran Pajak Sarana Pelaporan Pajak


memakai Billing Sistem G2, PPh Pasal 21
ATM, EDC. PPh Pasal 23
PPh Pasal 4 (2)
PPN

Direktorat Jenderal Pajak 5


Aturan baru
Pembayaran Pajak :

1. Billing Sistem G2
2. ATM
3. EDC
4. SSP hanya dipakai
s/d Bulan Juni 2016
5. 1 Juli 2016 s/d
sekarang

Direktorat Jenderal Pajak


Dasar Perpajakan
• Beberapa Istilah yang Penting Dipahami :

NPWP
NOMOR POKOK W A J I B PA JA K

Identitas Administrasi Pajak

Direktorat Jenderal Pajak 7


Jenis pajak terkait Penggunaan Dana Bos

1. PPh Pasal 21

2. PPh Pasal 22 ( Tidak dikenakan )

3. PPh Pasal 23

4. PPh Pasal 4 ayat (2)

5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Direktorat Jenderal Pajak 8


Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana BOS

1. PPh Pasal 21
Pajak yang dipotong atas pembayaran berupa gaji,
upah, honorarium, dan pembayaran lain yang
diterima oleh Orang Pribadi

Direktorat Jenderal Pajak 9


Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana BOS

2. PPh Pasal 22
Tidak Dikenakan Pajak.

*)Pembayaran Tidak Termasuk PPN


Direktorat Jenderal Pajak 10
Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana BOS

3. PPh Pasal 23
Pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima
rekanan atas sewa (tidak termasuk sewa tanah dan atau
bangunan), serta imbalan jasa manajemen, jasa teknik,
jasa konsultan dan jasa lain

*)Pembayaran Tidak Termasuk PPN


Direktorat Jenderal Pajak 11
Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana BOS

4. PPh Pasal 4 ayat 2


Pajak yang dipotong atas pembayaran :
1. Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan
2. Persewaan tanah dan atau bangunan
3. Jasa Konstruksi
Tarif
Kode Isian pada SSP :
411128 – 402 Pengalihan Hak 5%
411128 – 403 Sewa Tanah dan/atau Bangunan 10%
411128 – 409 Jasa Konstruksi 2%

Direktorat Jenderal Pajak 12


Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana BOS

5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pemungutan atas pembelian Barang/ Jasa Kena Pajak yang
jumlahnya diatas Rp. 1.000.000,- tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.

Direktorat Jenderal Pajak 13


Jenis Pajak

1. PPh Pasal 21

2. PPh Pasal 22 ( Tidak Dikenakan).

3. PPh Pasal 23 2%
Sewa Tanah/ Bangunan 10%

4. PPh Pasal 4 ayat (2) Jasa Konstruksi 2%

5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%


> Rp 1.000.000
Direktorat Jenderal Pajak 14
Terkait Belanja Barang

• Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana senilai Rp


3.500.000,- (belum termasuk PPN)

Karena sudah
PPN melebihi Rp PPh Pasal 22
1juta
10%
Dana BOS
Rp 350.000
Tidak Kena
Pajak PPh
Psl 22

Direktorat Jenderal Pajak 15


Terkait Belanja Barang

• Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana senilai Rp


3.500.000,- (sudah termasuk PPN)

Karena sudah
PPN melebihi Rp PPh Pasal 22
1juta
10%
Dana BOS
Rp 318.182
Tidak Kena
Pajak PPh
Psl 22

Direktorat Jenderal Pajak 16


Ketentuan Khusus
• Pembelian yang tidak dipotong PPh Pasal 22 :
Pembayaran Barang dan Jasa dana yang bersumber dari BOS.

PerMenKeu No. 107/PMK.010/2015 tanggal 8 Juni 2015..

• Pembelian yang tidak dipungut PPN :


1. Pembelian barang tertentu yang mendapat fasilitas pembebasan PPN,
Misal:
a. Vaksin polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi
Nasional (PIN),
b. Buku Pelajaran/ Agama Kurikulum, Kitab Suci,
c. makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan, bibit dan/atau benih
dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan,
d. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum,
e. dll, diatur dlm KMK-563/KMK.03/2003, PP 38 Tahun 2003 dan PP 31 Tahun 2007
17
Direktorat Jenderal Pajak 17
Ketentuan Khusus

Apabila rekanan toko/ pengusaha/ penyedia jasa


tidak mempunyai NPWP, maka dipotong 100% lebih
tinggi dari tarif PPh 22 dan PPh 23 seharusnya.

Tarif Tarif
Jenis Pajak
(Punya NPWP) (Tidak Punya NPWP)
PPh Pasal 22 1,5% 3%
PPh Pasal 23 2% 4%

Direktorat Jenderal Pajak 18


Contoh Transaksi/ Belanja
Upah Tukang PPh 21

Belanja Barang/Jasa PPh 22


Material Tidak Kena Pajak

Jasa sehubungan dengan


penggunaan harta PPh 23
(Misal Sewa Truk/ Mesin) PPN

Jasa Catering PPh 23

Jasa Konstruksi 1. PPh Final Pasal 4(2)


2. PPN

Direktorat Jenderal Pajak 19


DAFTAR PTKP BARU : 101/PMK.010/2016
Status Kode Sebulan Setahun

Tidak Kawin / Bujangan TK/0 4.500.000 54.000.000

Kawin 0 Tanggungan K/0 4.900.000 58.500.000

Kawin 1 Tanggungan K/1 5.250.000 63.000.000

Kawin 2 Tanggungan K/2 5.625.000 67.500.000

Kawin 3 Tanggungan K/3 6.000.000 72.000.000

20
20
Direktorat Jenderal Pajak
PPh Pasal 21 (Final)
Jenis Pembayaran Tarif PPh Pasal 21
PEMBAYARAN HONOR PANITIA/PEJABAT 1. Gol. IV, 15%,
PENGADAAN, BENDAHARA, DAN STAF 2. Gol. III, 5%,
PROYEK (PNS) 3. Gol. II dan I, 0%

PEMBAYARAN HONOR ANGGOTA DALAM 5% x Honor yang dibayar


KEPANITIAAN (NON PNS)

UPAH TENAGA KERJA LEPAS YANG Tidak dilakukan Pemotongan PPh Pasal 21
MENERIMA UPAH HARIAN, UPAH Sepanjang Upah Diterima Tidak Melebihi
MINGGUAN, UPAH SATUAN ATAU UPAH Rp.450,000 (Empat Ratus Lima Puluh Ribu
BORONGAN Rupiah) Sehari dan Penghasilan Kumulatif
Yang Diterimanya dalam 1 (Satu) Bulan
Kalender Tidak Melebihi Rp.4.500.000
(Empat juta lima ratus ribu rupiah

UPAH TENAGA AHLI (NON- PNS) 5% x 50% x Jumlah Upah yg Dibayar

Direktorat Jenderal Pajak 21


CONTOH
PENGHITUNGAN PAJAK

Direktorat Jenderal Pajak 22


1. Pembayaran Honorarium

• Bendahara X membentuk suatu tim yang anggotanya terdiri


dari beberapa PNS. Bendahara membayar honorarium tim
pada tanggal 25 Mei 2017 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Gol Honorarium


Harianto IV/a 1.200.000
Jhoni III/b 1.000.000
Jamal II/b 900.000

• Bagaimanakah pemotongan pajak atas honorarium yang


diterima oleh tim tersebut?

Direktorat Jenderal Pajak 23


1. Pembayaran Honorarium
Nama Gol Honorarium Tarif PPh Terutang

Harianto IV/a 1.200.000 15% 180.000


Jhoni III/b 1.000.000 5% 50.000
Jamal II/b 900.000 0% 0
Jumlah 3.100.000 230.000

Kewajiban bendahara atas pembayaran tersebut :


• Memotong PPh 21 Final atas pembayaran honor
• Membuat bukti potong PPh 21 final atas pembayaran honor
• Menyetor PPh 21 Final paling lama tanggal 10 Juni 2017 ke Bank
• Melaporkan SPT Masa PPh 21 ke KPP Pratama Demak paling lama tanggal
20 Juni 2017

Direktorat Jenderal Pajak 24


2. Pembayaran Upah Tukang

Ucok (status belum menikah) pada bulan Mei 2017 bekerja selama 11
hari pada SD X yaitu pembangunan gedung sekolah dengan menerima
upah Rp.140.000 perhari.

Maka penghitungan PPh 21 nya adalah sbb:


 Penghasilan perhari Rp.140.000
 Penghasilan 11 hari X Rp.140.000 = Rp. 1.540.000
 Penghasilan sebulan Rp.140.000 X 30 = Rp.4.200.000,-
 Penghasilan kumulatif yang diterima dalam satu bulan tidak
melebihi Rp. 4.500.000,-
 Maka tidak terutang PPh 21

Direktorat Jenderal Pajak 25


2. Pembayaran Upah Tukang... (lanjutan)
Pak Ogah telah menerima penghasilan sebulan melebihi 4.500.000
Contoh 283.750 x 16 = 4.540.000
 Maka PPh 21 atas penghasilan Pak Ogah dihitung sebagai berikut:
 Penghasilan 16 hari : 4.540.000
 PTKP 16 hari, 16 x (54.000.000/360) : 2.400.000
 Penghasilan harian terutang PPh 21 : 2.140.000
 PPh 21 yang harus dipotong
pada hari ke-16 (5% x 2.140.000) : 107.000

Apabila Pak Ogah juga menerima penghasilan yang sama pada hari ke-17, maka PPh
21 terutang adalah sbb:
 17 x 283.750 : 4.823.750
 PTKP 17 hari , 17 x(54.000.000/360) : 2.550.000
 Penghasilan harian terutang PPh 21 : 2.273.750
 PPh 21 (5% x 2.273.750) : 113.687
 PPh 21 yang sudah dipotong pada hari ke-16 : 107.000 (-)
 PPh 21 yang harus dipotong pada hari ke-17 : 6.687
 Apabila Pak Ogah tidak memiliki NPWP, maka akan dipotong Bendahara 20% lebih
tinggi dari tarif 5% atau menjadi dikenakan tarif 6%

Direktorat Jenderal Pajak 26


4. Pembayaran atas Jasa

 Bapak Y selaku bendahara menyewa molen kepada rekanan


yang tidak memiliki NPWP dengan nilai penyerahan
Rp. 10.000.000,-
 Atas transaksi tersebut bendahara wajib memotong PPh 23
sebesar 4% (bukan 2%), karena rekanan tidak memiliki NPWP
dengan perhitungan sbb:
 PPh 23 (4% x 10.000.000) = Rp.400.000

 Wajib Pungut PPN (karena > Rp 1juta)


PPN = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000

Direktorat Jenderal Pajak 27


5. Pembayaran atas Pelaksanaan Konstruksi
(Pembangunan Fisik)

 Bendahara Z melakukan tender pekerjaan konstruksi fisik (pembangunan


gedung sekolah) yang dilakukan oleh CV. Andalan (NPWP 02.554.013.3-
126.000). Kontraktor tsb memiliki kualifikasi grade kecil dengan nilai paket
pekerjaan sebesar Rp.200.000.000 dan PPN sebesar Rp.20.000.000.
 Maka pajak yang harus dipotong oleh Bendahara atas paket pekerjaan fisik
tersebut adalah:
Nilai kontrak : Rp.200.000.000
PPN : Rp. 20.000.000 +
Total tagihan dari rekanan (CV. Andalan) : Rp.220.000.000

 PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong: 2% x 200.000.000 = 4.000.000

 Total PPh dan PPN = Rp 20.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000


 Dibayar kepada rekanan CV. Andalan =
(220 juta – 24 juta) = Rp 196.000.000

Direktorat Jenderal Pajak 28


PERHATIAN !!!

Untuk memudahkan pengadministrasian baik itu penyetoran dan


pelaporan pajak, dianjurkan kepada bendaharawan untuk bekerja
sama/berbelanja HANYA dengan rekanan yang telah memiliki
NPWP DAN telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Mintalah Faktur Pajak dari rekanan yang telah dikukuhkan sebagai


PKP, setiap melakukan transaksi pembelian barang. Faktur Pajak
dibuat/diterbitkan oleh rekanan bukan oleh bendaharawan.

Setiap rekanan yang telah memiliki NPWP BELUM TENTU berhak


menerbitkan Faktur Pajak . PASTIKAN rekanan tersebut telah
dikukuhkan sebagai PKP.

Direktorat Jenderal Pajak


Jenis dan Batas Waktu Setor Dan Lapor Pajak

Batas Waktu
Jenis Pajak Batas Waktu Pembayaran
Pelaporan
PPh Pasal 21 Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut

PPh Pasal 22 Tidak ada Pembayaran Tidak Wajib Lapor

PPh Pasal 23 Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut

PPh Pasal 4 ayat (2) Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut

Pajak Pertambahan Nilai Paling lama 7 (tujuh) hari Akhir bulan


Pemungutan setelah tanggal berikutnya.
pelaksanaan pembayaran
kepada PKP Rekanan
Pemerintah

Direktorat Jenderal Pajak 30


Cara Penulisan/ Pengisian di SSP

Identitas NPWP dan Yang


Jenis Pajak Kode
Nama Wajib Pajak Menandatangani
411121 - 100
PPh Pasal 21 Bendahara Bendahara
411121 – 402
PPh Pasal 22 Tidak Ada Tidak Ada -
411124 - 100
PPh Pasal 23 Bendahara Bendahara
411124 – 104
411128 – 402
PPh Pasal 4 ayat (2) Bendahara 411128 - 403 Bendahara
411128 – 409
Pajak Pertambahan Nilai Rekanan 411211 - 920 Bendahara

Direktorat Jenderal Pajak 31


BEA METERAI
• Ketentuan Penggunaan Meterai Tempel :

Surat yang memuat Jumlah Meterai yang digunakan


Uang *)
Rp 250.000 s.d. Rp 1.000.000 Meterai Rp 3.000
Diatas Rp 1.000.000 Meterai Rp 6.000

Dokumen Perjanjian/ Kontrak Meterai Rp 6.000

*) yang menyebutkan penerimaan uang

Direktorat Jenderal Pajak


Terima Kasih

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pratama Demak

Jl Sultan Fatah No. 9 Demak

Telp Kantor : 0291 - 681038


Direktorat Jenderal Pajak 33
Bayar Pajak dan laporkan SPT

Direktorat Jenderal Pajak 34

Anda mungkin juga menyukai