Anda di halaman 1dari 42

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

2018
Makna Etika

Etimologi Terminologi

Etika :
Berasal dari kata
adalah cabang filsafat
Yunani “ethos” yang
yang membicarakan
berarti watak kesusilaan
tingkah laku atau
atau adat
perbuatan manusia
dalam hubungannya
dengan baik-buruk
Makna Etika

Yang dapat dinilai baik buruk adalah


sikap manusia
(perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya)

Sedangkan motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai


Pembagian Etika

Etika
Deskriptif Etika
Etika
Etika Umum Etika
Normatif Etika Individual
Khusus Etika
Sosial
Pembagian Etika

1. Etika Deskriptif : hanya melukiskan, menggambarkan,


menceritakan apa adanya, tidak memberikan penilaian,
tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat.
Contoh : studi antropologi tentang tradisi Indian
menguliti kepala

2. Etika normatif : memberikan penilaian yang baik dan


yang buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak :
a. Etika umum : membicarakan prinsip-prinsip umum etika
b. Etika khusus : melaksanakan prinsip-prinsip etika, seperti
etika pergaulan, etika dalam pekerjaan, dan sebagainya.
Pembagian Etika

1. Etika Individual : membicarakan perbuatan


atau tingkah laku manusia sebagai individu

2. Etika Sosial : membicarakan tingkah laku


atau perbuatan manusia dalam hubungannya
dengan orang lain
Nilai

Nilai : Sesuatu yang dianggap baik, benar, indah

Nilai bersifat Abstrak


 Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang makna
normatif dan bukan kognitif, dunia ideal dan bukan dunia
riil.
 Meskipun demikian, di antara makna normatif dan
kognitif, antara dunia ideal dan dunia riil, keduanya saling
berhubungan secara erat. Artinya bahwa yang ideal harus
menjadi riil, yang bermakna normatif harus direalisasikan
dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta
Nilai-Nilai dalam Pancasila

Sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai


religius :
 Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
dengan sifat-sifatnya Yang Maha Sempurna, yakni
Maha Kasih, Maha Kuasa, maha Adil, Maha Bijaksana,
dan sifat suci lainnya
 Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,yakni
menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala
larangannya
 Nilai sila I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV
dan V
Nilai-Nilai dalam Pancasila

Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung


nilai-nilai kemanusiaan :
 Pengakuan terhadap adanya martabat manusia
 Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia
 Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan
 Nilai sila II meliputi dan menjiwai sila III, IV, dan V
Nilai-Nilai dalam Pancasila

Sila III : Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan


bangsa :
 Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang
mencakup seluruh wilayah Indonesia
 Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia
 Pengakuan terhadap ke-BhinnekaTunggalIka-an suku
bangsa dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun
satu jiwa) yang memberikan arahan pembinaan
kesatuan bangsa
 Nilai sila III ini meliputi dan menjiwai sila IV, dan V
Nilai-Nilai dalam Pancasila

Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyarakatan / perwakilan terkandung nilai
kerakyatan :
 Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat
 Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang
dilandasi oleh akal sehat
 Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,dan
kewajiban yang sama
 Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan
wakil-wakil rakyat
 Nilai sila IV meliputi dan menjiwai sila V
Nilai-Nilai dalam Pancasila

Sila V : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung


nilai keadilan sosial :
 Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau
kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia
 Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan
keamanan nasional (Ipoleksosbudhankamnas)
 Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan
spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak
orang lain
 Cinta akan kemajuan dan pembangunan
 Nilai sila V ini meliputi dan menjiwai sila I, II, III, dan IV
Moral

Moral berasal dari kata latin “mos” jamaknya “mores”


yang berarti adat atau cara hidup

Pada dasarnya etika = moral

Perbedaan etika dan moral menurut F.M. Soeseno :


 Moral/moralitas adalah ajaran tentang bagaimana kita
harus hidup
 Etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran
Nilai yang menjadi milik
bersama di dalam satu NILAI
masyarakat dan telah tertanam
dengan emosi yang mendalam
akan menjadi norma yang
disepakati bersama
NORMA
Norma : Patokan perilaku yang
menjadi ukuran pantas atau
tidak pantas, baik atau buruk
bagi anggota masyarakat
PENILAIAN
Norma

Ada banyak macam norma, diantaranya :

1. Norma Sopan Santun


Norma ini menyangkut sikap lahiriah manusia. Sikap lahiriah
dapat memiliki kualitas moral, meski sikap lahiriah bisa juga
tidak mempunyai kualitas moral. Orang yang melanggar norma
kesopanan karena tidak mengetahui tatakrama di daerah itu,
atau dituntut oleh situasi, tidak melanggar norma moral

2. Norma Hukum
Norma hukum tidak dipakai untuk mengukur baik buruknya
seseorang, melainkan untuk menjamin tertib umum. Jadi yang
melanggar norma hukum pasti dikenai sangsi. Tetapi norma
hukum tidak sama dengan norma moral
Norma

3. Norma Moral
Norma moral adalah tolok ukur yang dipakai
masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang.
Maka dengan norma moral, kita benar-benar dinilai.
Itulah sebabnya penilaian moral selalu berbobot.
Bagaimana bila norma-norma tersebut
tabrakan ?

 Norma sopan santun harus mengalah baik terhadap


norma-norma hukum maupun norma-norma moral.
 Norma hukum mengalah pada norma moral.
Thomas Aquinas berpendapat, bahwa suatu hukum
yang bertentangan dengan hukum moral akan
kehilangan kekuatannya.
 Norma moral merupakan norma dengan kekuatan
yang besar dalam hidup manusia.
Pancasila Sebagai Norma

Dalam konteks pancasila sebagai suatu norma maka dapat dikatakan


bahwa :
1. Pancasila sebagai Sumber Perubahan Hukum
Materi dalam suatu produk hukum dapat senantiasa diubah
sesuai dengan perkembangan zaman, iptek serta perkembangan
aspirasi rakyat. Namun sumber nilai hukumnya harus tetap
Pancasila.
Pancasila jadinya dipandang sebagai cita-cita hukum yang dapat
memenuhi fungsi konstitutif dan fungsi regulatif
a. Fungsi konstitutif : Pancasila menentukan dasar suatu
tata hukum yang memberi arti dan makna bagi hukum itu
sendiri
b. Fungsi Regulatif : Pancasila menentukan apakah suatu
hukum positif itu adil atau tidak adil
Pancasila Sebagai Norma

2. Pancasila sebagai Nilai Pertahanan dan


Keamanan
Pertahanan dan keamanan ini dikaitkan dengan
aparat penegak hukum yang memiliki integritas sesuai
dengan sumpah jabatan dan tanggung jawab moral
sebagai hukum. Integritas dan moralitas para aparat
penegak hukum dengan sendirinya harus
berlandaskan nilai-nilai serta normayang bersumber
pada landasan filosofis negara, Pancasila. Hal ini tidak
hanya berlaku bagi aparat keamanan, tetapi juga
bagi kalangan politisi dan intelektual
Hubungan Etika, Nilai, Moral dan Norma

 Agar nilai menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan


tingkah laku manusia, maka perlu lebih dikongkritkan dalam
wujud norma agar memudahkan manusia untuk
menjabarkannya dalam tingkah laku
 Terdapat berbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma
tersebut norma norma hukumlah yang paling kuat
keberlakuannya, karena dapat dipaksanakan oleh suatu kekuasaan
eksternal misalnya penguasa atau penegak hukum
 Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.
Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang
dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian
seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Dalam
pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai
penuntun sikap dan tingkah laku manusia.
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

2018
Etika Politik

Karenanya, meskipun
berhubungan dengan
kehidupan berbangsa dan
Etika politik tidak dapat bernegara, etika politik
dipisahkan dengan subyek tetap berakar pada
pelaku etika, yaitu manusia pandangan bahwa kebaikan
senantiasa didasarkan
kepada hakikat manusia
sebagai makhluk yang
beradab dan berbudaya
Dalam suatu masyarakat negara yang tidak baik,
maka seseorang yang baik secara moral
kemanusiaan akan dipandang tidak baik, karena
tidak dapat hidup sesuai dengan aturan yang
buruk dalam suatu masyarakat negara
Etika Politik

Oleh karena itu aktualisasi etika politik harus tetap


didasarkan pada ukuran harkat dan martabat
manusia sebagai manusia
Prinsip-prinsip etika politik :
1. adanya cita-cita the rule of law
2. partisipasi demokratis masyarakat
3. jaminan hak-hak asasi manusia menurut
kekhasan paham kemanusiaan dan struktur sosial
budaya masyarakat masing-masing
4. keadilan sosial
Setiap orang pasti mempunyai moral, tetapi belum tentu
setiap orang berpikiran kritis tentang moralnya. Pemikiran
yang kritis tentang moral inilah yang disebut
ETIKA

(Prof. Dardji Darmodihardjo)

Dengan kata lain, ETIKA adalah Ilmu tentang Moral


Manusia yang baik tidak cukup hanya bermoral, tetapi
juga harus beretika. Dengan berpikir kritis terhadap
moral yang diyakininya, ia tidak akan gamang apabila
sewaktu-waktu seseorang yang dijadikan panutan
moralnya telah tiada atau kehilangan pamornya

Nilai, norma, dan moral yang terkandung dalam


Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa Indonesia
juga harus dikaji secara kritis, sehinggga kita menerima
Pancasila bukan sesuatu yang diwariskan dari para
orangtua atau pendahulu kita. Dengan mengkaji secara
obyektif dan ilmiah, kita tidak mudah goyah oleh
masuknya ideologi lain yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia
• Dalam suasana demokrasi Indonesia sekarang ini
Pancasila juga merupakan etika politik
Artinya, kehidupan berpolitik
(berpemerintahan, bernegara dsb) harus
dilandasi nilai-nilai Pancasila sehingga arah
perjuangan reformasi benar-benar sesuai
dengan cita-cita nasional Indonesia

• Kehidupan berpolitik diarahkan tidak untuk


kepentingan pribadi, golongan ataupun partai politik
tertentu tetapi untuk kelangsungan bangsa dan
negara Indonesia
N
I
L
• Nilai : adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu obyek
A
• Nilai bersifat abstrak dan ideal
I
Nilai Material
Nilai Kebenaran
(sumber : akal)
Nilai Nilai Vital
Nilai Moral
(sumber : etika)
Nilai Kerohanian
Nilai Keindahan
(sumber : rasa)

Prof. Notonegoro berpendapat bahwa Nilai Religius


nilai-nilai Pancasila tergolong nilai-nilai (sumber : keyakinan)
kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian
yang mengakui adanya nilai material
dan nilai vital
Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika

Oleh karena itu secara


Sebagai dasar filsafat moralitas kehidupan
negara, Pancasila negara harus sesuai
merupakan sumber dengan nilai-nilai yang
moralitas terutama dalam berasal dari Tuhan
hubungannya dengan terutama hukum serta
legitimasi kekuasaan, moral dalam kehidupan
hukum serta berbagai negara. Asas kemanusiaan
kebijakan dalam harus merupakan prinsip
pelaksanaan dan dasar moralitas dalam
penyelenggaraan negara. pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara
Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara,


etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara
dijalankan sesuai dengan :
1. Asas legalitas, yaitu dijalankan sesuai dengan
hukum yang berlaku
2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis
3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
moral (legitimasi moral)
Etika Politik Berbangsa & Bernegara

Pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara sangatlah penting. Langkah
permulaan dapat dimulai dengan membangun
konstruksi berpikir dalam rangka menata kembali
kultur politik bangsa Indonesia

Pada hakikatnya etika politik tidak diatur dalam


hukum tertulis secara lengkap, tetapi melalui
moralitas yang bersumber dari hati nurani, rasa
malu kepada masyarakat, dan rasa takut kepada
Tuhan yang Maha Kuasa
Etika Politik Berbangsa & Bernegara

Dalam Tap MPR No. VI/MPR/2001 diuraikan


enam etika kehidupan berbangsa yakni tentang :
1. Etika sosial dan budaya
2. Etika politik dan pemerintahan
3. Etika ekonomi dan bisnis
4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
5. Etika keilmuan
6. Etika lingkungan
Etika Sosial dan Budaya

Bertujuan menumbuhkan :
 Sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling
menghargai, saling mencintai, dan saling
menolong
 Budaya malu
 Budaya keteladanan
 Budaya nasional yang bersumber dari budaya
daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi
dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan
dengan tuntutan globalisasi
Etika Politik dan Pemerintahan

 Mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, efektif


dan menumbuhkan suasana politik yang demokratis
serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
 Penyelenggara negara memiliki kepedulian tinggi
dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap
mundur apabila “salah atau gagal”
 Menyelesaikan masalah dan pertentangan secara
musyawarah
 Mewujudkan sikap yang bertata krama dalam perilaku
politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan,
jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan
kebohongan publik, tidak manipulatif dan tidak
melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji
Etika Ekonomi dan Bisnis

 Melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang


bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan,
mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya
tahan ekonomi dan kemampuan saing, dan terciptanya
suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang
berpihak kepada rakyat kecil

 Mencegah terjadinya praktek-praktek monopoli,


oligopoli, korupsi, kolusi, nepotisme, dan diskriminasi
serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala
cara dalam memperoleh keuntungan
Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan

 Bertujuan menumbuhkan kesadaran bahwa tertib


sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama
hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap
hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada
keadilan

 Memastikan penegakan hukum secara adil, perlakuan


yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap
warga negara di hadapan hukum

 Menghindarkan penggunaan hukum secara salah


sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk
manipulasi hukum lainnya
Etika Keilmuan

 Bertujuan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu


pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga
harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk
mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai
agama dan budaya

 Mewujudkan karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam


perilaku kreatif, inovatif, dan komunikatif, dalam kegiatan
membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta
menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

 Menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai


dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat,
serta menepati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil
yang terbaik
Etika Lingkungan

Etika Lingkungan menegaskan pentingnya


kesadaran menghargai dan melestarikan
lingkungan hidup serta penataan tata ruang
secara berkelanjutan dan bertanggung jawab
 Dalam kehidupan politik Indonesia banyak suara
masyarakat untuk menuntut agar dibentuknya dewan
kehormatan dalam berbagai institusi kenegaraan dan
kemasyarakatan, dengan harapan etika politik dapat
terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara

 Dalam Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2002 tentang


Rekomendasi Atas Laporan Pelaksanaan Putusan MPR oleh
Presiden, DPR, DPA, MA, dan BPK, ditegaskan DPR perlu
meningkatkan kinerja anggotanya dengan landasan moral,
etika, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dalam pasal 6
Tata Tertib DPR mengenai kode etik DPR, diungkapkan
dalam ayat (1) anggota DPR harus mengutamakan tugasnya
dengan cara menghadiri secara fisik setiap rapat yang
menjadi kewajibannya. Ayat (2) menegaskan, ketidak
hadiran anggota secara fisik sebanyak tiga kali berturut-
turut dalam rapat sejenis, tanpa izin dari pimpinan fraksi
merupakan suatu pelanggaran kode etik.
Tugas

 Pelajari materi Pancasila sebagai Etika Politik


 Analisa proses demokrasi Indonesia (PEMILU
2019)
 Apakah Pancasila sudah dijadikan landasan dalam
etika berpolitik ?
 Adakah contoh-contoh bentuk penyimpangan
Implementasi Pancasila berkaitan dengan etika
politik ? Berikanlah contohnya.

Anda mungkin juga menyukai