Anda di halaman 1dari 14

PALIATIF HOME CARE

KELOMPOK 6
1. KEMAL ALI FAZA
2. MEISYA
3. RETNO PALUPI
4. STEFANI BELINDA SANTOSA
PALIATIF HOME CARE

Palliative home care merupakan pelayanan palliative


care yang dilakukan dirumah pasien oleh tenaga
palliative dan atau keluarga atas bimbingan dan
pengawasan tenaga palliative (KEPMENKES, 2007).
KEPERAWATAN HOME CARE

Home care merupakan lanjutan dari pelayanan kesehatan yang


berkesinambungan yang komperhensif diberikan kepada individu
dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, memepertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalisir dampak
penyakit yang bisa terjadi (PERMENKES, 2014).
PRINSIP KEPERAWATAN
HOME CARE

 Pengelolaan home care dilakukan oleh perawat atau tim yang memiliki keahlian
khusus dibidang tersebut
 Mengaplikasikan konsep sebagai dasar dalam mengambil keputusan praktik
 Mengumpulkan dan mencatat data dengan sitematik, akurat dan komperhensip
secar terus menerus
 Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan
 Mengembangkan rencana keperawatan berdasarkan diagnose keperawatan
dikaitkan dengan pencegahan, terapi dan pemulihan
 Memberikan pelayanan keperawatan dengan menjaga kenyamanan, penyembuhan
dan pencegahan komplikasi (Depkes, 2006).
TEORI KEPERAWATAN
PEACEFUL END OF LIFE

Terbebas dari Mendapat


nyeri kenyamanan

PEACEFUL
END OF LIFE

Bermartabat
Kedekatan
dan merasa
dengan orang
terhormat
yang disayang

Merasa
DAMAI
PERSYARATAN TENAGA
KEPERAWATAN HOME CARE

 Ijazah minimal DIII keperwatan


 Sertifikat atau keahlian dibidang home care
 Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun
 Telah memiliki SIP (Surat Ijin Perawat), SIK (Surat Ijin Kerja) maupun SIPP
(Surat ijin praktek perawat) untuk perawat sebagai manager kasus
 telah memiliki SIP (Surat Ijin Perawat) dan SIK (Surat Ijin Kerja) untuk
perawat sebagai pelaksana pelayanan
MOBILISASI

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,


mudah dan teratur yang bertujuan agar dapat memenuhi kebutuhan aktivitas
dalam mempertahankan ataupun meningkatkan tingkat kesehatan

Mobilisasi
Penuh

MOBILISASI
Mobilisasi
Sebagian
 Mobilitas Sebagian Temporer
 Mobilitas Sebagian Permanen
IMOBILISASI

Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan (aktivitas).

Imobilisasi Imobilisasi
Fisik Intelektual

IMOBILISASI

Imobilisasi Imobilisasi
Sosial Emosional
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
MOBILISASI

Kemampuan Mobilitas

Tingkat 4 Ketergantungan, tidak berpartisipasi dalam aktivitas

Tingkat 3 Membutuhkan bantuan orang lain dan peralatan atau alat bantu

Tingkat 2 Memerlukan bantuan orang lain untuk pertolongan, pengawasan, atau

pengajaran

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan peralatan atau alat bantu

Tingkat 0 Mandiri penuh


PENGKAJIAN KEPERAWATAN
MOBILISASI

Rentang Gerak

Gerak Sendi Derajat Rentang


Normal
Bahu Adduksi: gerakan lengan kelateral dari posisi samping
keatas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling
180
jauh.

Siku Fleksi: angkat lengan bawah kearah depan dan kearah atas
menuju bahu. 150
Pergelangan tangan Fleksi: tekuk jari-jari tangan kearah bagian 80-90
dalam lengan bawah.

Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dariposisi fleksi. 80-90

Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kearah 70-90


PENGKAJIAN KEPERAWATAN
MOBILISASI

Rentang Gerak

Abduksi: tekuk pergelangan tangan kesisi ibu jari ketika


telapak tangan menghadap ke atas 0-20

Tangan dan Jari


Fleksi: buat kepalan tangan
90
Ekstensi: luruskan tangan
Hiperektensi: tekuk jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin. 30

Abduksi: kembangkan jari tangan 20


20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
MOBILISASI

Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dilakukan otot dengan tahanan
maksimal dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan
kelelahan.

Derajat 4 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dan dapat melawan
tahanan organ.
Derajat 3 Dapat melakukan range of motion (ROM) secara penuh dengan melawan
gaya berat (gravitasi), tetap tidak dapat melawan tahanan.

Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan range of motion
(ROM) secara penuh.
Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot bersangkutan tanpa
menimbulkan gerakan.
Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali.
PERENCANAAN MOBILISASI

 Meningkatkan kekuatan otot, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi,


 Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat,
 Mengurangi cedera pada system kulit dan muskuluskeletal dan ketidaktepatan
mekanika,
 Menunjukkan tingkat mobiliasi yang titandai dengan ketergantungan fisik individu
dalam merawat diri, memerlukan bantuan orang lain, memerlukan peralatan alat bantu
dan tidak dapat melakukan atau berppartisipasi dalam keperawatan,
 Mencapai Range Of Motion (ROM) penuh atau maksimal,
 Meningkatkan toleransi aktivitas,
 Mencapai kemandirian dalam aktivitas perawatan diri personal hygiene (mandi, berhias,
makan, minum, BAB, BAK).

Anda mungkin juga menyukai