Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK VII

Disusun Oleh:

Ananda Wahyuni
Novitasari Manurung
Nurul Hafiza
Wulandari
PENGERTIAN APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah


suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17
Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang Keuangan Negara).

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun


2006, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri
dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan
Daerah.
ILUSTRASI PENYUSUNAN
ANGGARAN DAERAH

Rencana
Rencana Kerja
Kerja Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah
(RKPD)
(RKPD)

Kebijakan Umum APBD

Prioritas
Prioritas Plafon
Plafon Anggaran
Anggaran
Sementara
Sementara

Rencana Kerja dan


Anggaran SKPD (RKA-
SKPD)

Rancangan Perda
APBD

Perda APBD
a. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)

Pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan


penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dimana, RKPD tersebut memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan
kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan
pendanaannya.

Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan


Mei sebelum tahun anggaran berkenaan. RKPD ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah.
b. Kebijakan Umum APBD

Kepala daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan


RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan
Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

Rancangan KUA disampaikan kepala daerah kepada


DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni hingga,
Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli
tahun anggaran berjalan.
c. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Rancangan PPAS tersebut disusun dengan tahapan


sebagai berikut :

1. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan


urusan pilihan;
2. Menentukan urutan program untuk masing-masing
urusan; dan
3. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-
masing program.

Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang


telah disusun kepada DPRD untuk dibahas paling lambat
minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan.
d. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)

TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala


daerah tentang pedoman penyusunan RKA SKPD sebagai
acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.

Surat edaran kepala daerah perihal pedoman


penyusunan RKA¬SKPD diterbitkan paling lambat awal
bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
e. Rancangan Perda

Rancangan Perda dibahas oleh TAPD untuk menelaah


kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan
maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan
dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja,
indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar
analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan
minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar
SKPD.

Selanjutnya rancangan peraturan daerah tentang APBD


sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada
masyarakat.
f. Penetapan APBD

Penetapan APBD dilaksanakan dengan melalui tiga tahap


sebagai berikut:
1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda tentang APBD.
2. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.
3. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD.
CONTOH KASUS

Seperti diketahui, 38 anggota DPRD Kota Sumatera Utara periode


2009-2014 dan 2014-2019 ditetapkan sebagai tersangka, Mereka
diduga menerima suap berupa hadiah atau janji dari mantan
Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, terkait
fungsi dan kewenangan mereka sebagai anggota dewan di
periode tersebut.
KPK sudah mengeluarkan surat pada tanggal 29 Maret 2018, yang
ditujukan kepada Ketua DPRD Provinsi Sumut berupa
pemberitahuan penyidikan oleh KPK mengenai dugaan tindak
pidana korupsi oleh para anggota DPRD Sumut. Dalam surat itu
dilampirkan nomor surat perintah penyidikan (sprindik) per
tanggal 28 Maret 2018.
Mereka disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Pasal 64 Ayat (1) dan Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP.
PENYELESAIAN

Adapun pembahasan suap dan pertanggungjawaban


Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara
2014, yang menggiring Gatot Pujo Nugroho ke bui menjerat
13 orang lainnya dan telah divonis bersalah.
Adapun Gatot divonis empat tahun penjara pada Maret
2017 lantaran terbukti menyuap pimpinan dan anggota DPRD
Sumut periode 2009-2014 dan 2014-2019 senilai Rp 61,8
miliar.
Serta penanganan kasus yang melibatkan puluhan nama
anggota dewan tak akan menggangu kinerja di DPRD Sumut
dan pemerintah bisa segera mengganti para anggota DPRD
jika terjerat sebuah kasus.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai