Anda di halaman 1dari 18

ANALISA MASALAH KEPENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN

KEPENDUDUKAN DI NEGARA SPANYOL

Disusun oleh :
Fadlan Ihsanul Wadji 21110119130101
Dilla Yudhatama 21110119140120
Masalah Kependudukan dan Kebijakan
Kependudukan di Negara Spanyol
Informasi Singkat
Negara Spanyol
Spanyol adalah sebuah negara di Eropa barat daya yang
terdapat di Semenanjung Iberia. Batas darat Spanyol dengan
Eropa adalah Pegunungan Pirenia dengan Prancis dan Andorra.
Wilayahnya terdiri dari kota Ceuta dan Melilla di Afrika Utara,
Kepulauan Canary di Samudra Atlantik, dan berbagai pulau di
Laut Tengah.
Spanyol adalah negara demokrasi yang diselenggarakan
dalam bentuk pemerintahan parlementer di bawah monarki
konstitusional. Ia adalah negara maju dengan ekonomi
terbesar ketiga belas di dunia dengan PDB nominal. Spanyol
juga memiliki standar hidup yang tinggi dengan kualitas
kehidupan kesepuluh tertinggi peringkat indeks di dunia pada
2005. Ini adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, NATO,
OECD, dan WTO.
Geografi Negara Spanyol
Dengan luas 505.992 kilometer persegi
(195.365 mil persegi), Spanyol adalah
negara terbesar kedua di Eropa Barat dan
Uni Eropa dan negara terbesar kelima di
Eropa.
Spanyol terletak di barat daya Eropa,
berbatasan dengan teluk Biscay, laut
Mediterania, samudra Atlantik Utara,
pegunungan Pyrenees, dan barat daya
Perancis.
Berbatasan dengan Andorra dan Perancis
di sebelah utara, Gibraltar di sebelah
selatan, Portugal di sebelah barat. Total
Demografi Negara Spanyol
Pada tanggal 1 Januari 2017, Spanyol memiliki
jumlah penduduk 46.528.966, dan mengalami
penurunan sebanyak 0,5% sejak 2011. Jumlah
penduduk Spanyol memuncak pada tahun
2012, sekitar 46.818.216 orang, sebagian besar
karena imigran kembali ke rumah karena
dampak krisis ekonomi dan fiskal Eropa.
Populasi Spanyol meningkat dua kali lipat
selama abad ke-20, tetapi pola
pertumbuhannya sangat tidak merata karena
migrasi internal berskala besar dari pedalaman
pedesaan ke kota industri, sebuah fenomena
yang terjadi lebih lambat daripada di negara-
negara Eropa Barat lainnya. Tidak kurang dari
sebelas dari lima puluh provinsi di Spanyol
mengalami penurunan populasi yang absolut
selama abad ini.
Masalah Kependudukan Negara Spanyol
1. Usia Produktif Lebih Sedikit dibanding Usia Tidak Produktif Usia
produktif menurut standar Uni Eropa adalah mereka warga negara
anggota Uni Eropa yang berusia antara 15 tahun hingga 64 tahun.
Data tahun 2010 menyebutkan, jumlah usia produktif adalah 67% dari
total penduduk Spanyol, sedangkan mereka yang berusia lanjut (di
atas 64 tahun) berjumlah 17.4% dari total penduduk Spanyol. Usia
produktif lebih sedikit dikarenankan menurunnya tingkat kelahiran
atau kesuburan negara Spanyol.
2. Banyaknya Penduduk Yang Hidup Tanpa Pekerjaan Berdasarkan
data resmi badan statistik Negeri Matador tersebut, pengangguran di
Spanyol menembus angka 25,02% pada triwulan III- 2012, naik dari
bulan sebelumnya yang hanya 24,63 %. Negeri ini masih mengalami
resesi ekonomi yang dalam. Tercatat pada akhir September 2012, di
Spanyol ada 5.778.100 orang menganggur. Jumlah ini bertambah
85.000 orang dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kebijakan Kependudukan Negara Spanyol

1. Kebijakan Pemerintah Menerima Imigran


Para migran yang banyak masuk ke dalam Uni Eropa tentu
akan memberikan dampak baik secara sosial maupun
ekonomi. Apalagi jika migran yang masuk berasal dari
negara dengan kultur yang jauh berbeda dari kultur eropa.
2. Kebijakan Kewajiban Untuk Memiliki 3 Anak Tiap Keluarga
Dengan kata lain, minimnya jumlah penduduk di Spanyol
sangat mempengaruhi finansial negara tersebut, sehingga
warga Spanyol harus memperhatikan hal tersebut, seperti
yang telah diwacanakan, dimana warga diharapkan memiliki
paling tidak 3 orang anak dalam satu keluarga.
Masalahdan
Masalah Kependudukan Kependudukan dan
Kebijakan Kependudukan di Negara Myanmar
Kebijakan Kependudukan di
Negara Myanmar
Informasi Singkat
Negara Myanmar

• Republik Persatuan Myanmar adalah sebuah negara berdaulat di 


Asia Tenggara. Myanmar berbatasan dengan India dan Bangladesh di
sebelah barat, Thailand dan Laos di sebelah timur dan China di sebelah
utara dan timur laut. Negara seluas 676.578 km² ini telah diperintah
oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988.
• Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari
51 juta jiwa (sensus 2014).[7] Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di 
Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke 
Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.[1] Myanmar telah
bergabung sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
 (ASEAN) sejak tahun 1997
Geografi Negara Myanmar
• Myanmar memiliki luas wilayah 676578 kilometer persegi
(261228 sq mi). Posisinya terletak diantara 9°LU dan 29° LU, dan 92°BT
dan 102°BT. Per Februari 2011, Myanmar terdiri dari 14 negara bagian,
67 distrik, 330 township, 64 sub-township, 377 kota kecil, 2,914 Ward,
14.220 kelompok desa dan 68.290 desa.
• Myanmar berbatasan dengan Divisi Chittagong (Bangladesh; dan 
Mizoram, Manipur, Nagaland dan Arunachal Pradesh (India) di sebelah
barat daya. Di sebelah utara dan timur laut berbatasan dengan 
Kawasan Otonomi Tibet dan Yunnan (China) dengan panjang batas
darat total 2185 km (1358 mi). Selain itu, di sebelah tenggara terdapat 
Laos dan Thailand. Myanmar memiliki panjang pantai 1930 km
(1200 mi) di sepanjang Teluk Benggala dan Laut Andaman di selatan
dan barat daya.
• Di sebelah utara, terdapat Pegunungan Hengduan yang membentuk
perbatasan dengan China. Hkakabo Razi yang terletak di Negara Bagian
Kachin, dengan ketinggian 5881 meter (19295 ft), adalah titik tertinggi
di Myanmar.[15] Banyak pegunungan di Myanmar, seperti Rakhine Yoma
, Bago Yoma, Perbukitan Shan dan Perbukitan Tenasserim, memanjang
dari utara ke selatan dari Himalaya.[
Demografi Negara Myanmar
• Keadaan penduduk Myanmar pada tahun
2001 sekitar 52.531.000 jiwa dengan
kepadatan 67jiwa/km². Penduduk
Myanmar terrier dari beberapa kelompok
etnis. Kelompok terbesar adalah etnis
Burma turunan Tibet –Burma sebagai
pewaris bangsa-bangsa Pyus dan Mon
yang menempati wilayah di sektar sunga
Irawadi. Penduduk Myanmar bekerja di
sektor pertanian meliputi pertanian
sawah, tegalan, perkebunan, ladang dan
lain-lain.
• Kelompok etnis
• Bamar/Birma. Dua pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni sebagian besar
wilayah negara kecuali pedesaan.
• Karen. Suku yang beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan otonomi selama 60
tahun. Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.
• Kayah. Etnis yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.
• Arakan. Juga disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar
barat.
• Mon. Etnis yang beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.
• Kachin. Kebanyakan beragama Kristen. Mereka juga tersebar di Cina dan India.
• Chin. Kebanyakan beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
• Rohingya. Etnis yang beragama Islam yang tinggal di utara Rakhine, banyak yang telah mengungsi
ke Bangladesh atau Thailand akibat genosida yang dilakukan pemerintah.
Masalah Kependudukan Negara
Myanmar
1. Kepadatan dan tidak meratanya persebaran penduduk
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk dan tidak
meratanya persebaran penduduk, antara lain:
• faktor iklim dan topografi,yaitu masyarakat yang sudah nyaman dengan kondisi
wilayah yang mereka tinggali sehingga menyebabkan kepadatan.
• faktor ekonomi, yaitu wilayah tersebut telah menyediakan sumber daya alam dan
lapangan kerja sehingga masyarakat enggan berpindah tempat.
• faktor social budaya, yaitu adanya kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan dan
keadaan masyarakat yang tentram, dan kondisi wilayah yang aman.
• faktor pertumbuhan penduduk yang berkembang pesat.
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan penduduk negara-negara di
Asia Tenggara melampaui pertumbuhan di AS, Britania Raya, dan
Tiongkok. Rata-rata pertumbuhan populasii di Asia Tenggara sebesar
5,8%.Salah satunya Myanmar dengan pertumbuhan penduduk
2,21%(2016),dan Angka perubahan tahunan 0,9%.
Kebijakan Kependudukan Negara
Myanmar
1.Kebijakan pembatasan dua anak
Myanmar telah memberlakukan undang-undang kependudukan . Undang-undang
Myanmar baru akan memungkinkan pemerintah daerah untuk memperkenalkan
peraturan keluarga berencana untuk menekan tingkat kelahiran di negara-negara
bagian mereka . Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah daerah dapat
melakukan survei wilayah mereka untuk menentukan apakah sumber yang tidak
seimbang karena tingginya jumlah pendatang di daerah, tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi dan tingkat kelahiran yang tinggi. dengan UU baru ini, mereka
kemudian dapat meminta pemerintah pusat untuk memaksakan hukum sehingga
wajib bagi wanita untuk menunggu "setidaknya 36 bulan" setelah melahirkan sebelum
memiliki anak lagi, 
2.Kebijakan Angkatan Kerja
Myanmar memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi (8,5%) yang
antara lain memanfaatkan secara maksimal potensi ekonomi nasional
(sumber daya alam).juga memanfaatkan angka penduduk usia produktif
yang tinggi dan disertai meningkatnya investasi luar negeri,terutama
dari cina,untuk mendukung pembangunan infrastruktur,tenaga
listrik,energi,dan pertanian.kebijakan ini dapat mempercepat terjadinya
pemerataan penduduk yang ada di Myanmar sendiri.serta juga dapat
meningkatkan perekonomian Myanmar.
Kesimpulan
Fenomena ageing society yang ada di Uni Eropa tidak
serta merta membuat masalah tersebut hanya
melibatkan Uni Eropa dan negara-negara anggotanya.
Pada kenyataannya masalah ini juga berdampak kepada
negara lain di luar Uni Eropa. Begitu pula dengan
kebijakan penerimaan dan pengintegrasian migran
yang dicanangkan oleh Komisi Eropa. Sebagai kebijakan
yang merupakan preferensi kolektif negara-negara
anggota, diharapkan kebijakan tersebut dapat
mengurangi dampak dari rendahnya jumlah angkatan
usia kerja di Uni Eropa terutama dalam hal ekonomi.
Sekian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai