Anda di halaman 1dari 24

FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU

Terminologi
 Istilah Filsafat (IND) = Falsafah (ARAB), Philosophy (INGG),
Philosophia (LATIN), Philosophie (BLD, JERMAN, PRANCIS), Semua
istilah itu bersumber pada istilah Philosophia (YUNANI)
 Filsafat /Philosophia :
 Philein + Sophos = mencitai hal-hal yg bersifat bijaksana
 Philos + Sophia = teman kebijaksanaan

 Philosophos = pencinta kebijaksanaan


Sikap mencintai bersifat paradoksikal :
(Memiliki x Mempersoalkan)

an unended quest – an unfinished


journey)
Penggunaan Istilah filsafat dan batasannya sangat
ragam, namun secara substantif dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori:
Filsafat sebagai metode berfikir (Philosophy as a
method of thinking )
 Filsafat sebagai upaya terusmenerus, proses mencari

kebenaran melalui sikap kritis, selalu bertanya


sampai pada persoalan yg paling dasar/hakiki
Filsafat sebagai ilmu ( Philosophy as a science )
 Filsafat adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang

ada (objek material) dari sudut pandang atau


pemikiran (objek formal) hakiki.
Filsafat sebagi sistem pemikiran, paham/pandangan
hidup (Philosophy as a system of thought, a way of
life) :
Filsafat sebagai cara pandang seseorang mengenai diri,
lingkungan serta alam penciptanya/Tuhannya.
FILSAFAT SEBAGAI ILMU
 Objek Keilmuan Filsafat
 Objek material : segala sesuatu yang ada
 Objek formal : melihat /mengkaji segala sesuatu dari sudut

hakiki
 Cabang – Cabang Ilmu Filsafat
 Metafisika (Metaphisical)
 Metafisika Umum (Ontologi)
 Metafisika Khusus (Psikologi, Kosmologi, Theologi )
 Epistemologi (Epistemology) = Teori Pengetahuan
(Theory of knowledge) - Teori Pengetahuan Ilmiah
(Theory of Science) = Filsafat Ilmu (Philosophy of
Science)
 Aksiologi (Axiology) : Teori Nilai (Logika, Etika, Estetika, Religi )
Filsafat Ilmu sebagai cabang Ilmu Filsafat
MENGAPA CALON DOKTOR - ILMUWAN-
PROFESIONAL PERLU BELAJAR FILSAFAT ILMU
A. Tuntutan kompetensi akademik :
Lulusan program S3 diarahkan menjadi ilmuwan,
profesional, diharapkan mampu menerapkan dan
mengembangkan ilmu (penelitian, eksperimentasi,
implementasi)
- Dalam praktiknya di lapangan mereka
menghadapi permasalahan mendasar:
Dalam penerapan, pengembangan dan penemuan
teori/ilmu tidak cukup hanya mendasarkan pada
ketrampilan pengetahuan dan kemampuan penguasaan
konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam
bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan
pemahaman mengenai hakikat ilmu (dasar ontologis),
cara pengembangan ilmu (dasar epistemologis), dan
kaidah-kaidah moral-etika-agama sebagai dasar
pertimbangan mengenai untuk apa teori/ilmu itu
dikembangkan, diterapkan, atau ditemukan (dasar
aksiologis).
Seorang ilmuwan dan profesional dituntut
pertanggungjawaban kemampuan pemahaman:
ontologis, epistemologis dan aksiologis keilmuan.
B.Tuntutan perkembangan ilmu empiris: mengarah
spesialisasi yg makin meruncing disertai berbagai
dampaknya.
Dampak positif :
Bagi Ilmuwan: memiliki fokus dan intensitas /
kedalaman keilmuan
Bagi masyarakat: spesialisasi keilmuan disertai

temuan2 teknologinya dapat memfasilitasi


kebutuhan, keperluan hidup manusia.
DAMPAK NEGATIP
SEMAKIN MERUNCINGNYA SPESIALISASI ILMU-
ILMU EMPIRIS, YG MEMBAWA KONSEKUENSI
SEMAKIN RENTANG JARAK DI ANTARA RAGAM
BIDANG KEILMUAN/DISINTEGRASI KEILMUAN,
SEKAT2 KEILMUAN, SIKAP ILMIAH ILMUWAN
SEMAKIN FOKUS DAN INTENS DALAM BIDANGNYA.
IMPLIKASI YANG DITIMBULKAN, ILMU
BERKEMBANG MENUJU OTONOMINYA, SIKAP
APATISME, EGOISME, DAN ANARKHISME
KEILMUAN. INDIVIDUALISME, SOSIO
TEKNOKRATIK.
 Teknologi modern yang dihasilkan spesialisasi secara
ekstensif telah mempengaruhi berbagai bidang
kehidupan manusia, dan secara intensif mampu merubah
pola kehidupan manusia (pola budaya ) :
 Kekeringan nilai-nilai :
 Teknologi mendorong perkembangan pola pikir
berorientasi praktis, rasional, empiris. Dapat
terjebak ke arah pola kehidupan yg materialis,
pragmatis, kering nilai2 etik spiritual dan nilai-nilai
kesejarahan. Gaya hidup konsumtif, materialistik,
hedonistik, dan demoralisasi, dehumanisasi, dll.
Pengembangan ilmu dan teknologi harus
dikembalikan pada arti dan makna hakikinya
(ontologi), prosedur, metode pengembangan yg
tepat bagi kepentingan manusia (epistemologi), dan
norma2 dasar imperatif yang harus ditaati untuk
menentukan arah tujuan pengembangan ilmu
(aksiologi).
C. ILMU BERSIFAT DINAMIS
ILMU BUKAN SESUATU/ ENTITAS YANG ABADI,
ILMU SEBENARNYA TIDAK PERNAH SELESAI
KENDATI ILMU ITU DIDASARKAN PADA
KERANGKA: OBJEKTIF, RASIONAL, SISTEMATIS,
LOGIS DAN EMPIRIS.
DALAM PERKEMBANGANNYA ILMU TIDAK
MUNGKIN LEPAS DARI MEKANISME KETERBUKAAN
TERHADAP KOREKSI.
ITULAH SEBABNYA ILMUWAN – PROFESIONAL
DITUNTUT MENCARI ALTERNATIF-ALTERNATIF
PENGEMBANGANNYA, MELALUI KAJIAN,
PENELITIAN, DAN EKSPERIMEN MENGENAI
ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN
AKSIOLOGIS
KARENA ITU SETIAP PENGEMBANGAN ILMU /
TEKNOLOGI PALING TIDAK VALIDITAS
(VALIDITY) DAN RELIABILITAS (REALIBILITY)
DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN, BAIK
BERDASARKAN CONTEXT OF JUSTIFICATION
MAUPUN CONTEXT OF DISCOVERY
FOKUS FILSAFAT ILMU
Mengkaji ilmu dari segi filosofis :
 Otologi : apa ? --- esensial
 Epistemologi : bagaimana ? --- komprehensif

 Aksiologi : untuk apa ? ---- normatif

( Sebagai pilar – pilar penyangga /filosofis bagi


eksistensi ilmu )
FILSAFAT – ILMU – PENGETAHUAN
Filsafat (Philosophy)
Esensial/hakiki
Komprehensif
Rasional
Ilmu (Science)
Eksperimental
Spesifik
Empiris
Pengetahuan (Knowledge)
 Aktual
 Fragmentaris
 Pendapat umum
MANFAAT FILSAFAT ILMU
MENUMBUHKAN SIKAP KRITIS:
KARENA DIHADAPKAN PADA BERBAGAI TEORI
PENGETAHUAN ILMIAH
(rasionalisme, empirisme, kritisisme,
rasionalisme kritis, idealisme/
spiritualisme, materialisme, kapitalisme,
positivisme)
Lanjutan ..........
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ANALISIS
ILMIAH:
KARENA SELALU DIHADAPKAN PADA BERBAGAI
METODE PENGET ILMIAH
 (induksi, deduksi, sintesisme, heuristika,
hermeneutika, versteighen, intuisionisme dll)
Lanjutan ..........
BERMANFAAT PRAKTIS BAGI TUGAS
PEKERJAAN:
KARENA SELALU TERKAIT DENGAN MASALAH
CARA KERJA ILMU.
(objektif, metodologis, rasional, logis, sistematis)
Lanjutan ..........
KEBUTUHAN PROFESIONAL:
KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT MASALAH DAN
MENEMUKAN SOLUSI
 (sasarannya : menumbuhkan sikap kritis, ketajaman
analisis ilmiah, menumbuhkan kesadaran tanggung
jawab moral ilmuwan/seseorang)
Lanjutan..............
MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN DAN
PEMAHAMAN TENTANG TANGGUNG JAWAB
ILMUWAN PADA MASYARAKAT.
Dikembangkan etos ilmiah,
diperkaya pemahaman esensi
keilmuan
 ILMU PENGETAHUAN TIDAK HANYA DIKEMBANGKAN
DEMI KEPENTINGAN ILMU (PURITAN ELITIS), TTP
JUGA UNTUK KEPENTINGAN UMAT MANUSIA
(PRAGMATIS).

Anda mungkin juga menyukai