Anda di halaman 1dari 10

PBAK

KORUPSI DI LINGKUNGAN
KELUARGA
Disusun Oleh :
Banny Budiana Subekti
Dara Fitria Nurwahidah
Dela Aris Prihantini
De Triani Maryam
Fresty Ramdiniati
Gilang Subagja Pamungkas
Riska Fuji Astuti
Saeful Suyatna
Tita Widi Astuti
Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan perbuatan yang


bertentangan dengan kaidah-kaidah
umum yang berlaku di masyarakat.
Korupsi di Indonesia telah dianggap
sebagai kejahatan luar biasa. Korupsi
memiliki dampak dalam berbagai bidang,
baik dalam penyelenggaraan negara
maupun ekonomi masyarakat. Maka
sangat diperlukan peranan dari segala
pihak untuk memeranginya.
Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

1. Niat dan Kesempatan


Niat adalah faktor internal yang ada di dalam hati atau diri
seseorang. Faktor tersebut disebabkan karena lemahnya
mental seseorang yaitu terdapat ketidakjujuran, tamak dan
sombong dalam hati orang tersebut, dan terkait dengan
lemahnya tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Faktor Internal dan Eksternal.


Faktor internal dari seseorang (iman dan moral) dan
faktor eksternal yaitu dari lingkungan sekitar, aspek
politik, aspek ekonomi dan juga sosial budaya, dan juga
aspek hukum.
Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

3. Korupsi akan terjadi jika resiko yang ditanggung itu rendah.


Peluang terjadinya perbuatan korupsi akan terbuka lebar
jika instrumen hukumnya lemah dan hukum yang ada tidak
memiliki sanksi yang tegas terhadap para pelanggarnya.
4. Adanya motivasi melakukan korupsi
Satu diantaranya adalah tuntutan keluarga. Alasan
tersebut menempati urutan pertama disusul alasan
tuntutan masyarakat dan alasan sistem. Pada posisi
sebagai alasan pertama bagi seseorang melakukan korupsi,
keluarga menjadi entitas yang sangat penting dalam tindak
korupsi. Ketika keluarga menjadi alasan seseorang
melakukan korupsi pada saat itu pula seharusnya keluarga
memiliki peranan sangat penting dalam upaya
pemberantasan korupsi.
Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

6. Pertanggungjawaban yang Lemah


Kekuasaan cenderung dapat mendorong
seseorang untuk melakukan perbuatan korupsi.
Kekuasaan yang absolut akan menimbulkan
menjamurnya perbuatan korupsi.
7. Minimnya pengetahuan masyarakat juga menjadi
satu sebab tersendiri suburnya korupsi di negeri ini.
Masyarakat ternyata lebih menghormati orang yang
kaya dibanding orang berprestasi. Mereka bahkan
lebih tidak peduli dari mana orang kaya itu
mendapatkan kekayaannya. Selama orang kaya itu
baik kepada masyarakat, mau menyumbang lebih
untuk membangun jalan, membangun mesjid,
gereja dan acara-acara seremonial dilingkungannya
Korupsi di Lingkungan
Keluarga
Keluarga sebagai komponen masyarakat yang akan
meneruskan kelangsungan penyelenggaraan negara
dan masyarakat dimasa yang akan datang harus
dipersiapkan sejak dini untuk memiliki sikap anti
korupsi mulai dari lingkungan pendidikannya. Untuk
itu didalam keluarga (suami, istri, anak dan orang tua)
perlu ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi
kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian dan keadilan. Disamping itu, bentuk dari
peran keluarga dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi sebagai individu-individu harus dimulai dari
diri pribadi dengan cara meningkatkan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena semua
Contoh Korupsi Di Lingkungan
Keluarga

1. Misalnya, seorang ayah yang melihat anaknya membeli


kendaraan bermotor yang jauh dari jangkuan
penghasilannya tidak pernah dipersoalkan. Bahkan, ada
keluarga cenderung merasa bangga jika anak atau
menantu bisa hidup mewah yang jauh dari kepatutan
penghasilannya. Kalau saja seorang ayah atau istri
bertanya kepada anak atau suaminya tentang asal-usul
uang yang dipakai membeli rumah atau kendaraan
bermotor tentulah sudah merupakan langkah awal
pemberantasan korupsi dan kejahatan lain.
2. Misalnya, mahasiswa tentu bisa berpikir lateral: dari
mana orang taunya mendapatkan uang untuk
membiayai kuliahnya. Mahasiswa bisa bertolak dari
penghasilan orang tua. Apakah dengan penghasilan
tersebut memungkinkan orang tuanya membiayai
Contoh Korupsi Di Lingkungan
Keluarga

3. Misalnya, seorang anak mengambil sisa uang


hasil pembayaran SPP maupun uang sisa hasil
pembayaran yang lainnya yang diberikan oleh
orangtuanya dan uang itu dia gunakan untuk
membeli mainan atau bermain dengan teman-
temannya.
4. Kebiasaan orang tua yang selalu memanjakan
anak-anaknya, sehingga apapun yang mereka
ingin selalu dituruti. Diikuti dengan sikap anak
tersebut yang memanfaatkan kesempatan
tersebut.
Penanggulangan Korupsi pada
Anak di Lingkungan Keluarga

Untuk itulah perlu ada antisipasi bahaya korupsi sejak


dini dari orangtua ataupun pihak keluarga yang ada di
rumah. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa orangtua
adalah pihak yang terdekat dengan anak. Mungkin dapat
dilakukan dengan pendekatan terhadap anak terlebih dulu
di lingkungan keluarga. Dengan memberikan pengetahuan
mengenai apa itu korupsi, apa akibatnya bila si anak
melakukan tindakan korupsi, kemudian memperhatikan
setiap barang yang anak punya, juga tidak sembarangan
memberikan uang kepada anak tanpa melihat bukti
pembayaran. Lingkungan tempat anak bermain juga perlu
diwaspadai, orangtua memang seharusnya membiarkan
anaknya bermain diluar rumah agar melatih anak untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Namun awasi teman
dan tempat anak bermain, karena banyak tempat atau
lingkungan bermain anak yang juga tidak aman. Dan
Kesimpulan

Dari beberapa contoh fenomena yang ada di


masyarakat tersebut, yang menjadi tanda tanya besar
adalah apakah mereka mengetahui apa itu korupsi. Mereka
pun tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah
tindakan korupsi di lingkungan keluarga, yang bila terus
dibiarkan akan menjadi kebiasaan hingga dewasa. Biasanya
banyak pemicu terjadinya korupsi pada anak. Di antaranya
adalah faktor ekonomi, anak yang merasa bahwa uang
jajan yang diberikan oleh kedua orangtuanya kurang,
memilih jalan pintas untuk berbohong kepada kedua
orangtuanya agar mendapatkan uang. Karena dengan
demikian menghindarkan anak dari perilaku konsumtif
terhadap apa yang dilihatnya, terlebih bila anak sudah
pandai menggunakan uang untuk berbelanja. Penyebab
selanjutnya adalah pendidikan mengenai korupsi pada anak
yang masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai