BLEFAROKONJUNGTIVITIS
SINISTRA
Oleh:
Vivi Arfiani Ahmad
I4A013219
Pembimbing :
dr. H. Agus F Razak, Sp.M
Insiden herpes zoster pada anak-anak 0,74 per 1000 orang per tahun.
Insiden ini meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20-50 tahun
(adult age), 7per 1000 orang di usia lebih dari 60 tahun (older adult age)
dan mencapai 10 per 1000 orang per tahun di usia 80 tahun
ETIOLOGI
Varicella zoster virus (VZV) adalah penyebab diantara varicella (cacar air) dan zoster
(shingles)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Stadium erupsi
Timbul papul atau plakat berbentuk urtika
Stadium prodromal : yang setelah 1-2 hari akan timbul
Biasanya berupa rasa sakit dan parestesi gerombolan vesikel diatas kulit yang
pada dermatom yang terkena disertai eritematus, sedangkan kulit diantara
dengan panas, malaise dan nyeri kepala. gerombolan tetap normal. Lokasi lesi
sesuai dermatom, unilateral dan biasanya
tidak melewati garis tengah dari tubuh.
Stadium Krustasi
Manifestasi okular
Vesikel menjadi purulen, mengalami
Pada Herpes zoster oftalmika sangat
krustasi dan lepas dalam waktu 1-2
banyak bisa dari invasi virus langsung,
minggu. Sering terjadi neuralgi pasca
maupun secara sekunder terjadi
herpetica terutama pada orang tua yang
peradangan dan vaskulitis, kerusakan
dapat berlangsung berbulan-bulan
saraf dan atau jaringan parut.
parestesi yang bersifat sementara.
DIAGNOSIS
Anamnesis :
Keluhan dan
gejala klinis
Pemeriksaan
Penunjang :
Tzank
test/smear, uji
direct
imunofluoresc
ence
DIAGNOSIS BANDING
Varicela
Impetigo
Bulosa
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dilaporkan dari Herpes zoster oftalmika diantaranya :
– konjungtivitis,
– keratitis, episkleritis, skleritis, uveitis,
– Glaukoma sekunder,
– kelainan papiler,
– nekrosis retina akut,
– neuritis optik,
– palsi saraf kranial (N III, IV dan VI),
– sindrom apeks orbital,
– arteritis lokal dan
– post herpetik neuralgia
STATUS
PASIEN
ANAMNESIS
IDENTITAS
Usia : 61 tahun
JK : Perempuan
Pukul Tanggal 3
12.00 Desember
Pekerjaan : IRT WITA 2018
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri pada mata kiri sejak 4
hari yang lalu
Keluhan tambahan :
Mata berair, silau, dan
bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri sejak 4 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan setelah sebelumnya terkena serpihan papan kayu saat beliau sedang
memotong kayu untuk bahan bakar memasak. Selain rasa nyeri, pasien juga
mengeluhkan mata berair dan merasa sangat silau saat terkena cahaya. Mata berair dan
terasa silau saat terkena cahaya dirasakan pada mata bagian kiri. Mata bengkak juga
dirasakan 2 hari yang lalu. Pasien menjadi sulit untuk membuka mata pada mata bagian
kiri akibat bengkak.
Selain itu, pasien merasa muncul benjolan-benjolan yang berisi air pada sekitar mata
dan dahi kiri pasien. Benjolan tersebut terasa nyeri dan panas.1 hari yang lalu pasien
mengaku mata terasa lengket karena kotoran mata yang banyak. Kotoran mata terasa
lengket dan berwarna putih. Keluhan juga disertai dengan demam dan rasa lemas.
Pasien mengatakan bahwa terdapat tetangga yang sedang terkena penyakit cacar.
Pasien memiliki riwayat cacar saat masih muda.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluhan serupa (-), Varicella (+), Herpes zoster
(+)
Riwayat Alergi : Riwayat alergi makanan (-) dan alergi obat-obatan (-),
cuaca dingin debu dan lainya disangkal.
edema (-), hiperemis (-) Palpebra inf edema (+), hiperemis (+)
Hiperemi (-), Edema (-) Konjungtiva tarsal Hiperemi (-), Edema (-)
Ad functionam :
Ad vitam : ad ad bonam
bonam
Ad sanationam :
ad bonam
ANALISIS KASUS
Anamnesis Teori
-Usia 61 tahun Hampir 90% kasus herpes zoster akan
- Nyeri pada mata kiri mengalami nyeri. Nyeri dapat berupa nyeri
akut maupun nyeri kronis yang dapat
- Mata Berair mengurangi kualitas hidup, biasanya timbul
- Silau sebelum adanya kelaianan pada kulit.
- Muncul benjolan berisi air pada sekitar Umumnya, pada herpes zoster oftalmika
mata kiri dan dahi kiri dapat ditemukan tanda dan gejala berupa
fotofobia, epiphora, edema palpebra dan
- Demam
kelainan pada kulit.
Riwayat penyakit cacar saat muda
Riwayat pasien pernah menderita varisela
ketika pasien berusia masih kecil ada
hubungannya dengan penyakit herpes zoster
yang dialaminya sekarang. Herpes zoster
merupakan reaktivasi laten virus varisela
zoster dari dorsal root ganglia
ANALISIS KASUS
Diagnosis Banding Teori
Adanya keluhan gatal, terasa nyeri dan lokasi lesi yang
- Herpes Simplex hanya terdapat pada region facialis sinistra dan sesuai
- Varicella dengan dermatom N.trigeminus cabang oftalmica
memperkuat kemungkinan diagnosis varisela zoster.
- Impetigo Bulosa Pasien juga mengaku pernah mengalami penyakit cacar
air/ varisela zoster pada saat usia muda (Handoko RP,
2007).
Gambaran lesi pada pasien juga menyingkirkan
kemungkinan diagnosis herpes simplek yang biasanya
terletak pada daerah mukokutan dan varisela yang
biasanya terletak di sentral tubuh dan dapat menyebar
ke bagian tubuh yang lain secara sentrifugal.
Sedangkan impetigo vesikulo bulosa lokasi predileksi
pada ketiak, dada, punggung, dan ekstrimitas atas dan
bawah (Siregar, 2005). Pemeriksaan penunjang berupa
apusan Tzanck dianjurkan untuk menegakkan
diagnosis, yaitu apabila ditemukan sel datia berinti
banyak.
ANALISIS KASUS
Terapi Teori
-Gentamicin eye drop 3x1 tetes (OS), Obat antivirus diindikasikan dalam pengobatan
herpes zoster yang akut yang termasuk antivirus
-Cendo Hervis eye ointment 5x (OS), adalah famsiklovir dan asiklovir. Obat tersebut
signifikan untuk menurunkan nyeri akut,
-PO. Asam Mefenamat 3x500 mg menghentikan progresi virus dan pembentukan
-Konsul ke Bagian Kulit Kelamin vesikel, mengurangi insiden episkleritis rekuren,
keratitis, iritis dan mengurangi neuralgia paska
herpetik jika dimulai dalam 72 jam onset ruam.
Bentuk regimen yang sering digunakan adalah
asiklovir 5x800 mg perhari selama 7-10 hari.
Pencegahan terhadap infeksi sekunder dapat
digunakan antibiotik tetes atau salep. Pada kasus
ini pasien diberikan antibiotik gentamicin tetes
mata yang memiliki spektrum terhadap Gram-
positif seperti Streptococcus spp., Staphylococcus
spp. Diharapkan kejadian infeksi sekunder pada
kasus dapat dihindari.88
Analgesik seperti asetaminopen, asam efenamat,
aspirin dan obat anti inflamsi non steroid (OAINS)
untuk mengontrol rasa nyeri. Pada kasus ini, pasien
diterapi dengan asam mefenamat tablet 500 mg 3
X 1 dengan tujuan pengunaan analgetik OAINS
cukup untuk mengurangi rasa nyeri yang
ditimbulkan oleh herpes zoster oftalmika
ANALISIS KASUS
Prognosis Teori
- Quo ad vitam : ad bonam Prognosis quo ad vitam pada pasien ini
- Quo ad sanationam : ad bonam bonam karena tidak mengancam nyawa,
- Quo ad Functionam : ad bonam Quo ad functionam bonam karena tidak
mengganggu visus pasien,
quo ad sanationam, bonam karena bengkak
pada mata dapat pulih kembali sehingga
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.