Anda di halaman 1dari 29

HERPES ZOSTER OFTALMIKA +

BLEFAROKONJUNGTIVITIS
SINISTRA
Oleh:
Vivi Arfiani Ahmad
I4A013219

Pembimbing :
dr. H. Agus F Razak, Sp.M

BAG/SMF ILMU PENYAKIT MATA


FK UNLAM/ RSUD ULIN BANJARMASIN
BANJARMASIN
Desember, 2018
PENDAHULUAN
Herpes zoster (HZ) adalah
penyakit yang disebabkan oleh Herpes Zoster memiliki insidensi
Insidensi herpes zoster terjadi
infeksi virus varisela - zoster (VVZ) tertinggi dari gangguan neruologis
pada 20 % populasi dunia dan 15
yang menyerang kulit dan mukosa. yang mempengruhi hampir
% diantaranya adalah herpes
Infeksi ini merupakan reaktivasi 500.000 penduduk di Amerika
zoster oftalmikus.
infeksi laten VVZ yang terjadi Serikat per tahunnya.
setelah infeksi primer.

Keparahan berhubungan dengan


Sebuah penelitian di Amerika Di Amerika, hampir 95-99,5 %
usia pasien yang lebih tua (≥60
serikat menunjukkan lebih dari pada usia 40 tahun dan lebih
tahun) ditemukan lebih berat
99% usia dewasa ≥40 tahun rentan terhadap reaktivitasi infeksi
dibandingkan dengan usia yang
seropositive untuk VZV. ini
lebih muda.
DEFINISI
Herpes Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus varisela- zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini
merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama
nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata,
disamping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan
kulit pada daerah persarafannya.
EPIDEMIOLOGI
Herpes Zoster
Secara global insidensi herpes zoster sekitar 1,2-3,4/1000 orang.

Beberapa kasus herpes zoster, dilaporkan terdapat sekitar 8-56% kasus


herpes zoster oftalmika.

Sekitar 30% populasi (1 dari 3 orang) akan mengalami herpes zoster


selama masa hidupnya, bahkan pada usia 85 tahun, 50 % akan mengalami
herpes zoster.

Insiden herpes zoster pada anak-anak 0,74 per 1000 orang per tahun.
Insiden ini meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20-50 tahun
(adult age), 7per 1000 orang di usia lebih dari 60 tahun (older adult age)
dan mencapai 10 per 1000 orang per tahun di usia 80 tahun
ETIOLOGI

Varicella zoster virus (VZV) adalah penyebab diantara varicella (cacar air) dan zoster
(shingles)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Stadium erupsi
Timbul papul atau plakat berbentuk urtika
Stadium prodromal : yang setelah 1-2 hari akan timbul
Biasanya berupa rasa sakit dan parestesi gerombolan vesikel diatas kulit yang
pada dermatom yang terkena disertai eritematus, sedangkan kulit diantara
dengan panas, malaise dan nyeri kepala. gerombolan tetap normal. Lokasi lesi
sesuai dermatom, unilateral dan biasanya
tidak melewati garis tengah dari tubuh.

Stadium Krustasi
Manifestasi okular
Vesikel menjadi purulen, mengalami
Pada Herpes zoster oftalmika sangat
krustasi dan lepas dalam waktu 1-2
banyak bisa dari invasi virus langsung,
minggu. Sering terjadi neuralgi pasca
maupun secara sekunder terjadi
herpetica terutama pada orang tua yang
peradangan dan vaskulitis, kerusakan
dapat berlangsung berbulan-bulan
saraf dan atau jaringan parut.
parestesi yang bersifat sementara.
DIAGNOSIS

Anamnesis :
Keluhan dan
gejala klinis

Pemeriksaan
Penunjang :
Tzank
test/smear, uji
direct
imunofluoresc
ence
DIAGNOSIS BANDING

Varicela

Impetigo
Bulosa
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dilaporkan dari Herpes zoster oftalmika diantaranya :
– konjungtivitis,
– keratitis, episkleritis, skleritis, uveitis,
– Glaukoma sekunder,
– kelainan papiler,
– nekrosis retina akut,
– neuritis optik,
– palsi saraf kranial (N III, IV dan VI),
– sindrom apeks orbital,
– arteritis lokal dan
– post herpetik neuralgia
STATUS
PASIEN
ANAMNESIS
IDENTITAS

Nama : Ny. RA Autoanamnesi


s

Usia : 61 tahun

JK : Perempuan
Pukul Tanggal 3
12.00 Desember
Pekerjaan : IRT WITA 2018

Agama : Islam
ANAMNESIS

Keluhan utama :
Nyeri pada mata kiri sejak 4
hari yang lalu

Keluhan tambahan :
Mata berair, silau, dan
bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri sejak 4 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan setelah sebelumnya terkena serpihan papan kayu saat beliau sedang
memotong kayu untuk bahan bakar memasak. Selain rasa nyeri, pasien juga
mengeluhkan mata berair dan merasa sangat silau saat terkena cahaya. Mata berair dan
terasa silau saat terkena cahaya dirasakan pada mata bagian kiri. Mata bengkak juga
dirasakan 2 hari yang lalu. Pasien menjadi sulit untuk membuka mata pada mata bagian
kiri akibat bengkak.
Selain itu, pasien merasa muncul benjolan-benjolan yang berisi air pada sekitar mata
dan dahi kiri pasien. Benjolan tersebut terasa nyeri dan panas.1 hari yang lalu pasien
mengaku mata terasa lengket karena kotoran mata yang banyak. Kotoran mata terasa
lengket dan berwarna putih. Keluhan juga disertai dengan demam dan rasa lemas.
Pasien mengatakan bahwa terdapat tetangga yang sedang terkena penyakit cacar.
Pasien memiliki riwayat cacar saat masih muda.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluhan serupa (-), Varicella (+), Herpes zoster
(+)

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluhan serupa (-)

Riwayat Alergi : Riwayat alergi makanan (-) dan alergi obat-obatan (-),
cuaca dingin debu dan lainya disangkal.

Riwayat Pengobatan : Pasien tidak pernah dibawa berobat sebelumnya (-)


PEMERIKSAAN FISIK
Status KU : Tampak sakit ringan, gizi cukup Status Mulut : lidah
Generali Generali
s s kotor (-), tonsil
T1- T1, faring
Kesadaran : Compos mentis hiperemis (-)
Leher : KGB dan
tiroid TTM
Tanda Vital : TD 140/90 mmHg, Nadi
87x/m, Suhu normal, Pernapasan
21x/m
Thorak Paru: SN ves, rh -/-
Kepala: Normocephali
s wh -/-
Jantung: BJ I-II
reguler, m(-), g(-)
Mata : Lihat status oftalmologi
Abdomen :
Datar, supel,
Telinga: Normotia, sekret -/-, serumen - NT (-) , BU(+)N
/-

Hidung : Septum deviasi (-), sekret -/-,


konka hiperemis -/-
FOTO KLINIS
STATUS OPTHALMOLOGI
OD OS
3/60 Visus 3/60

Sentral Kedudukan Sentral


Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
edema (-), hiperemis (-) Palpebra sup edema (+), hiperemis (+)

edema (-), hiperemis (-) Palpebra inf edema (+), hiperemis (+)

Hiperemi (-), Edema (-) Konjungtiva tarsal Hiperemi (-), Edema (-)

Hiperemi (-) Konjungtiva bulbi Hiperemi (+)


Jernih Kornea Jernih
Iskemik (-) Limbus Iskemik (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Dangkal COA Dalam
Reguler (normal) Iris Reguler (normal)
Sentral, regular,  3 mm, reflek Pupil Sentral, regular,  3 mm, reflek
cahaya (+) cahaya (+)
Lensa Jernih
Keruh, putih
keabuan.
(Leukokoria(+))
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan
Normal, kenyal TIO Palpasi Normal, kenyal
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
Diagnosis Kerja : Herpes Zoster Oftalmika +
Blefarokonjungtivitis Sinistra

Tatalaksana Medikamentosa : Gentamicin eye drop 3x1 tetes


(OS), Cendo Hervis eye ointment 5x (OS), PO. Asam
Mefenamat 3x500 mg, Konsul ke Bagian Kulit Kelamin

Tatalaksana Non-Medikamentosa : Istirahat yang cukup, dianjurkan untuk


tidak keluar rumah karena dapat menularkan kepada orang lain, tidak
memakai handuk yang sama dengan anggota keluarga lain, usahakan agar
benjolan tidak pecah (jangan digaruk), konsumsi makanan yang bergizi
PROGNOSIS

Ad functionam :
Ad vitam : ad ad bonam
bonam

Ad sanationam :
ad bonam
ANALISIS KASUS
Anamnesis Teori
-Usia 61 tahun Hampir 90% kasus herpes zoster akan
- Nyeri pada mata kiri mengalami nyeri. Nyeri dapat berupa nyeri
akut maupun nyeri kronis yang dapat
- Mata Berair mengurangi kualitas hidup, biasanya timbul
- Silau sebelum adanya kelaianan pada kulit.
- Muncul benjolan berisi air pada sekitar Umumnya, pada herpes zoster oftalmika
mata kiri dan dahi kiri dapat ditemukan tanda dan gejala berupa
fotofobia, epiphora, edema palpebra dan
- Demam
kelainan pada kulit.
Riwayat penyakit cacar saat muda
Riwayat pasien pernah menderita varisela
ketika pasien berusia masih kecil ada
hubungannya dengan penyakit herpes zoster
yang dialaminya sekarang. Herpes zoster
merupakan reaktivasi laten virus varisela
zoster dari dorsal root ganglia
ANALISIS KASUS
Diagnosis Banding Teori
Adanya keluhan gatal, terasa nyeri dan lokasi lesi yang
- Herpes Simplex hanya terdapat pada region facialis sinistra dan sesuai
- Varicella dengan dermatom N.trigeminus cabang oftalmica
memperkuat kemungkinan diagnosis varisela zoster.
- Impetigo Bulosa Pasien juga mengaku pernah mengalami penyakit cacar
air/ varisela zoster pada saat usia muda (Handoko RP,
2007).
Gambaran lesi pada pasien juga menyingkirkan
kemungkinan diagnosis herpes simplek yang biasanya
terletak pada daerah mukokutan dan varisela yang
biasanya terletak di sentral tubuh dan dapat menyebar
ke bagian tubuh yang lain secara sentrifugal.
Sedangkan impetigo vesikulo bulosa lokasi predileksi
pada ketiak, dada, punggung, dan ekstrimitas atas dan
bawah (Siregar, 2005). Pemeriksaan penunjang berupa
apusan Tzanck dianjurkan untuk menegakkan
diagnosis, yaitu apabila ditemukan sel datia berinti
banyak.
ANALISIS KASUS
Terapi Teori
-Gentamicin eye drop 3x1 tetes (OS), Obat antivirus diindikasikan dalam pengobatan
herpes zoster yang akut yang termasuk antivirus
-Cendo Hervis eye ointment 5x (OS), adalah famsiklovir dan asiklovir. Obat tersebut
signifikan untuk menurunkan nyeri akut,
-PO. Asam Mefenamat 3x500 mg menghentikan progresi virus dan pembentukan
-Konsul ke Bagian Kulit Kelamin vesikel, mengurangi insiden episkleritis rekuren,
keratitis, iritis dan mengurangi neuralgia paska
herpetik jika dimulai dalam 72 jam onset ruam.
Bentuk regimen yang sering digunakan adalah
asiklovir 5x800 mg perhari selama 7-10 hari.
Pencegahan terhadap infeksi sekunder dapat
digunakan antibiotik tetes atau salep. Pada kasus
ini pasien diberikan antibiotik gentamicin tetes
mata yang memiliki spektrum terhadap Gram-
positif seperti Streptococcus spp., Staphylococcus
spp. Diharapkan kejadian infeksi sekunder pada
kasus dapat dihindari.88
Analgesik seperti asetaminopen, asam efenamat,
aspirin dan obat anti inflamsi non steroid (OAINS)
untuk mengontrol rasa nyeri. Pada kasus ini, pasien
diterapi dengan asam mefenamat tablet 500 mg 3
X 1 dengan tujuan pengunaan analgetik OAINS
cukup untuk mengurangi rasa nyeri yang
ditimbulkan oleh herpes zoster oftalmika
ANALISIS KASUS
Prognosis Teori
- Quo ad vitam : ad bonam Prognosis quo ad vitam pada pasien ini
- Quo ad sanationam : ad bonam bonam karena tidak mengancam nyawa,
- Quo ad Functionam : ad bonam Quo ad functionam bonam karena tidak
mengganggu visus pasien,
quo ad sanationam, bonam karena bengkak
pada mata dapat pulih kembali sehingga
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai