SEJARAH KEFARMASIAN Obat-obatan, dalam bentuk tumbuh-tumbuhan dan mineral, telah ada jauh lebih lama dari manusianya sendiri. Peny. pd man & nalurinya untuk mempertahankan hidup, setelah bertahun- tahun, membawa kepada penemuan- penemuan. Pemakaian obat sederhana sdh berlangsung lama,cth: orng primitif utk menghilangkan rasa sakit pada luka dgn merendam nya dalam air dingin atau menempelkan daun segar Lanjutan Sejarah Kefarmasian
Orang yang dianggap bijak pada suatu
suku, yang mempunyai ilmu penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan, yg mrk dptkan dari turun menurun Penyediaan bahan obat inilah ilmu dari perapotekan dimulai Ilmu perapotekan selalu dihubungkan dengan hal yang gaib dan para pelakunya dianggap mempunyai hub. Dgn makhluk halus . Lanjutan Sejarah Kefarmasian
Dalam “Homeric epics” istilah pharmakon
(bahasa Yunani) yg mrpk asal kata farmasi berarti suatu guna-guna atau suatu obat yg dpt dipakai utk maksud baik atau maksud jahat. Catatan – catatan obat yang paling terkenal --Papyrus Ebers suatu kertas bertulisan yg panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke-16 Sebelum Masehi. Lanjutan Sejarah Kefarmasian
Isi dari Papyrus Ebers terutama formula
obat dgn menguraikan lebih dari 800 formula atau resep .Dan obat-obatan tsb berasal dari tumbuh-tumbuhan , mineral dan hewan. Cth bahan obat yang sampai sekarang digunakan: dari tumbuhan seperti biji jarak (castrol oil), anisi; dari mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Lanjutan Sejarah Kefarmasian
Ilmuwan yang tercatat mempunyai pengaruh
revolusioner terhadap perkembangan farmasi dan kedokteran : 1. Hipocrates 460-370 sebelum Masehi Seorang dokter Yunani yg dihargai krn memperkenalkan farmasi dan kedokteran scr ilmiah. Disebut Bapak dari Ilmu Kedokteran. 2. Dioscorides (Abad ke-1 setelah Masehi) seorang dokter Yunani yg juga sbg ahli botani, orang pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil karyanya :De Materia Medica Lanjutan Sejarah Kefarmasian
mrpk awal dari pengembangan botani
farmasi dan dlm penyelidikan bahan obat yang diperoleh scr alami, ilmu ini skrg lbh dikenal sbg farmakognosi (pharmakon adalah obat, gnosis adalah pengetahuan.Obat-obat yg dibuat olehnya: Opium, ergot, hyosyamus dan cinnamom yg digunakan sbg obat sampai sekarang. Lanjutan Sejarah Kefarmasian
3. Galen (130-200 setelah Masehi)
Seorang dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani yg memperoleh kewarganegaraan Romawi, mengarahkan dalam menciptakan suatu sistem yg sempurna dari fisiologi, patologi, dan pengobatan.Galen yang memulai pembuatan begitu banyak obat-obatan yg berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan) dengan mencampur atau meleburkan masing-masing bahan, yang dikenal sebagai farmasi galenik. Lanjutan Sejarah Kefarmasian
4. Paracelcus atau Philipphus Aureolus
Theophratus Bombastus von Hohenheim (1493-1541 setelah Masehi) Seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss. Pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan farmasi dari suatu profesi yg berdasarkan ilmu tumbuhan mjd profesi yg berdasarkan pd ilmu kimia. Zat kimia untuk dipakai sebagai obat internal. Penelitian Terdahulu Karl Wilhelm Scheele (1742 – 1786), seorang ahli farmasi Swedia yang paling terkenal - penemuannya : zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat (FI V(1),102), asam oksalat, asam tartrat (FI V(1),104) dan asam arsenat. Friedrich Sertürner (1783 – 1841), ahli farmasi Jerman melakukan isolasi morfin dari opium. Joseph Caventou (1795 – 1877) & Joseph Pelletier (1788 – 1842) pada tahun 1805 menganjurkan (menyarankan) suatu seri isolasi zat aktif lain dari tumbuhan obat. lanjutan Felix Hoffmann (1897) menemukan--- Acetylsalicylic acid (asetosal) yg dikenal dg nama aspirin (FI V(1),82). Sejarah Kefarmasian di Indonesia Pengetahuan farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya masih relatif muda, berkembang setelah kemerdekaan. Masa penjajahan Hindia Belanda sampai perang kemerdekaan jumlah industri farmasi & apotek minim sekali Tonggak sejarah kefarmasian diawali dg sekolah SAA Sampai Proklamasi Kemerdekaan RI, apoteker berasal dari Denmark, Austria, Jerman, dan Belanda. Di sekitar perang kemerdekaan, kefarmasian mencatat sejarah di tahun 1946 (klaten) & tahun 1947 (bandung) lanjutan Pada sekitar tahun 1955 tercatat beberapa sejarah : a. Lahirnya IAI dari hasil Muktamar I (17 – 18 Juni) Jkt. b. Konferensi Antar Mahasiswa Farmasi seluruh Indonesia (MAFARSI) (19 – 23 Desember) di Kaliurang c. Jurusan Farmasi Unpad (1957) d. Jumla apoteker 108, AA 1218, 131 apotek, 7 pabrik obat Periode orde baru ---stabilitas politik, ekonomi & keamanan makin mantap -- sampai repelita I, 80 % kebutuhan obat tergantung pd import lanjutan Kebijaksanaan obat pada repelita I ---- produksi obat jadi dalam negeri dengan membuka kesempatan investasi, modal DN maupun LN. Akhir repelita I industri farmasi DN dapat tumbuh ---- peningkatan produksi cukup besar , ketergantungan import <. FARMAKOPE Istilah pharmacopeia berasal dari bahasa Jerman, pharmakon berarti “obat” dan poiein berarti “ buat”, gabungan keduanya menyatakan resep atau formula atau standar lainnya yg dibutuhkan utk membuat atau menyiapkan suatu obat. Hampir setiap negara mpyi buku farmakope sendiri, seperti: FARMAKOPE Farmakope Indonesia :Indonesia United States Pharmacopeia (USP) :Amerika (1820) British Pharmacopeia : Inggris Nederlands Pharmacopeia : Belanda Buku-buku yang dikeluarkan oleh Depkes: Farmakope Indonesia Edisi jilid I terbit tgl 20 Mei 1962 Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tgl 20 Mei 1965 Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966 Farmakope Indonesia Edisi II terbit 1 April 1972 FARMAKOPE
Farmakope memuat persyaratan kemurnian ,
sifat kimia, sifat fisika, cara pemeriksaan serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan. Farmakope edisi terbaru yg berlaku hingga saat ini adalah Farmakope Indonesia edisi Empat. Judul tsb dpt disingkat mjd FI IV. Jika digunakan istilah FI tanpa keterangan lain selama periode berlakunya Farmakope Indonesia ini, FARMAKOPE Buku-buku yang dikeluarkan oleh Depkes: Extra Farmakope Indonesia terbit tgl 1 April 1974 Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978 Farmakope Indonesia Edisi III terbit 9 Oktober 1979 Farmakope Indonesia Edisi IV terbit 5 Desember 1995