Anda di halaman 1dari 35

Oleh:

Siti Sofiyah, SE., M.Sc


Outline
1. Definisi Analisis Regresi Linier Berganda
2. Contoh Kasus
3. Langkah-langkah pada Program SPSS 17
4. Interpretasi Hasil
5. Analisis Korelasi Ganda (R)
6. Analisis Determinasi (R2)
7. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
8. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
1. Definisi
Analisis Regresi Linier Berganda adalah hubungan
secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (X1 X2,....Xn,) dengan variabel dependen
(Y).
Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan.
Dan untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y'= a+ b1X1+ b2X2+…+ b n X n


Keterangan:
Y' = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1, X2…Xn = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y' apabila X1, X2…Xn = 0)
b1, b2…bn = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan)
2. Contoh Kasus
Seorang mahasiswa bernama Handoko melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham pada perusahaan di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Handoko dalam penelitiannya ingin mengetahui hubungan
antara rasio keuangan PER dan ROI terhadap harga saham.
Dengan ini Handoko menganalisis dengan bantuan program
SPSS dengan alat analisis regresi linear berganda.
Dari uraian di atas maka didapat variabel dependen (Y)
adalah harga saham, sedangkan variabel independen (X1 dan
X2) adalah PER dan ROI.
No Tahun Y (Harga Saham) X1 (PER%) X2 (ROI%)
1 1991 7500 3.28 3.14
2 1992 8950 5.05 5.00
3 1993 8250 4.00 4.75
4 1994 9000 5.97 6.23
5 1995 8750 4.24 6.03
6 1996 10000 8.00 8.75
7 1997 8200 7.45 7.72
8 1998 8300 7.47 8.00
9 1999 10900 12.68 10.40
10 2000 12800 14.45 12.42
3. Langkah-langkah pada Program SPSS 17
Buka program SPSS dengan klik Start >> All Programs >>
SPSS Inc >> Statistic 17.0 >> SPSS Statistic 17.0. Pada kotak
dialog SPSS Statis­tic 17.0, klik Cancel, hal ini karena ingin
membuat data baru. Selanjutnya akan terbuka tampilan
halaman SPSS.

Klik Variable View, kemudian pada kolom Name baris


pertama ketik Y, baris kedua ketik X1, dan baris ketiga ketik X2.
Untuk kolom Decimals, ubah menjadi 0 untuk variabel Y
(harga saham), sedangkan lainnya biarkan terisi 2.
Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik
Harga Saham, untuk kolom pada baris kedua ketik PER, dan
baris ketiga ketik ROI. Sedangkan untuk kolom-kolom lainnya
boleh dihiraukan (isian default). Hasil pembuatan variabel
seperti berikut:
Buka halaman data view dengan klik Data View, maka
didapat kolom variabel Y, X1, dan X2. Kemudian ketikkan
data sesuai dengan variabelnya.
Klik Analyze >> Regression >> Linier. Selanjutnya
terbuka kotak dialog Linier Regression sebagai
berikut:
Klik variabel Harga Saham dan masukkan ke kotak
Dependent, kemudian klik variabel PER dan ROI
kemudian masukkan ke kotak Independent(s). Klik
OK, maka hasil output yang didapat adalah:

>>Output Latihan Analisis Regresi Linier Berganda<<


Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y' = a + b1X1+ b2 X2
Y' = 4604,424 + (-64,991)XI + 697,671X2
Y' = 4604,424 - 64,991X, + 697,671 X2
Keterangan:
Y' = Harga saham yang diprediksi (Rp)
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
X1 = PER (%)
X2 = ROI (%)
4. Interpretasi Hasil
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta sebesar 4604,424; artinya jika PER (X1) dan ROI
(X2) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y') nilainya adalah
Rp 4604,424.
Koefisien regresi variabel PER (X1) sebesar -64,991; artinya
jika PER mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y') akan
mengalami penurunan sebesar Rp 64,991 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai
negatif artinya terjadi hubungan negatif antara PER dengan
harga saham, semakin naik PER, maka semakin turun harga
saham.
Koefisien regresi variabel ROI (X2) sebesar 697,671; artinya
jika ROI mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y') akan
mengalami peningkatan sebesar Rp 697,671 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara ROI dengan
harga saham, semakin naik ROI, maka semakin meningkat
harga saham.
5. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2,… Xn) terhadap variabel
dependen (Y) secara serentak.
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan
yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,…Xn)
secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin
kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka
hubungan yang terjadi semakin lemah.
Rumus korelasi ganda dengan dua variabel independen adalah:
Ry.x1x2 = √(ryx1)2 + (ryx2)2 – 2(ryx1)(ryx2)(rx1x2)
1 – (rx1x2)2
Keterangan:
Ry.x1xl = korelasi variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
harga saham
ryx1 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan
Y
ryx2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2 dengan
Y
rx1x2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan
X2
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut:
0,00- 0,199 = sangat rendah
0,20- 0,399 = rendah
0,40- 0,599 = sedang
0,60- 0,799 = kuat
0,80- 1,000 = sangat kuat
Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada
output Model Summary dari hasil analisis Regresi
Linier Berganda di atas.
Berdasarkan output diperoleh angka R sebesar 0,879.
 Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,80 -
1,000, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
hubungan yang sangat kuat antara PER dan ROI
terhadap harga saham (Y).
6. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel
independen (X1, X2,…Xn) secara serentak
terhadap variabel dependen (Y).

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase


variasi variabel independen yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan variasi variabel
dependen.
R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun persentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model tidak
menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen.

Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase


sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi
variabel independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen
adalah:
R2 = (ryx1)2 + ryx2)2 – 2(ryx1)(ryx2)(rx1x2)
1 – (rx1x2)2
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
ryx1 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan
Y
ryx2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2 dengan Y
rx1x2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan
X2
 
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model
Summary dari hasil analisis Regresi Linier Berganda di atas.
Berdasarkan output diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,773
atau (77,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh
variabel independen (PER dan ROI) terhadap variabel
dependen (harga saham) sebesar 77,3%.
Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
(PER dan ROI) mampu menjelaskan sebesar 77,3% variasi
variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya sebesar
22,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.
Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari
dua variabel independen digunakan Adjusted R2 sebagai
koefisien determinasi.
Sedangkan Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran
banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan
nilai Y.
Dari hasil regresi di dapat nilai 860,648 atau Rp 860,648 (satuan
harga saham).
Hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam prediksi harga
saham sebesar Rp 860,648.
7. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-
sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (X1,X2... Xn) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

F hitung = R2/k .
(1 – R2) / (n – k – 1)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah data atau kasus
k = Jumlah variabel independen
Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari
hasil analisis Regresi Linier Berganda di atas. Tahap-
tahap untuk melakukan Uji F, adalah:

1. Merumuskan Hipotesis
Ho: Tidak ada pengaruh antara PER dan ROI secara
bersama-sama terhadap harga saham.
Ha: Ada pengaruh antara PER dan ROI secara
bersama-sama terh­adap harga saham.

2. Menentukan tingkat signifikansi


Tingkat signifikansi menggunakan 0,005 (a = 5%)
3. Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel diperoleh F hitung sebesar 28,953

4. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a= 5%,
df 1 Jumlah variabel 1) atau 3-1 = 1, dan df 2(n-k-1) atau
20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F
tabel sebesar 3,592 dapat dicari di Ms Excel dengan
cara pada cell kosong ketik =finv(0.05,2,17) lalu tekan
Enter.
5. Kriteria pengujian
 Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
 Ho ditolak bila F hitung > F tabel

6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.


Nilai F hitung > F tabel (28,953 > 3,592), maka Ho
ditolak.
8. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (28,953 > 3,592), maka Ho
ditolak, artinya PER dan ROI secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
di BEI.
8. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji
t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel independen (X1, X2,…Xn) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Y).
Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:
t hitung = bi / Sbi

Keterangan:
bi = Koefisien regresi variabel i
Sbi = Standar error variabel
Hasil uji t dapat dilihat pada output Coefficients dari
hasil analisis Regresi Linier Berganda di atas.

Langkah-langkah uji t sebagai berikut:


Pengujian koefisien regresi variabel PER
1. Menentukan Hipotesis
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh antara PER
dengan harga saham
Ha: Secara parsial ada pengaruh antara PER dengan
harga saham
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (a = 5%)
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan output diperoleh t hitung sebesar -1, 154

4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2= 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 =
17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah
variabel independen).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,110 (Lihat pada Tabel
t) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell
kosong ketik =tinv(0.05,17) lalu tekan Enter.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel <_ t hitung <_ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t
tabel

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel


Nilai -t hitung > -t tabel (-1,154 > -2,110), maka Ho
diterima.
7. Gambar

8. Kesimpulan
Oleh karena nilai -t hitung >-t tabel (-1,154 >-2,110)
maka Ho diterima, artinya secara parsial PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
di BEI.
Pengujian koefisien regresi variabel ROI
1. Menentukan Hipotesis
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh antara ROI
dengan harga saham
Ha: Secara parsial ada pengaruh antara ROI dengan
harga saham

2. Menentukan tingkat signifikansi


Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (a = 5%)
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan output diperoleh t hitung sebesar 6,091

4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2= 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 =
17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
independen).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,110 (Lihat pada Tabel
t) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell
kosong ketik =tinv(0.05,17) lalu tekan Enter.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel <_ t hitung <_ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t
tabel

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel


Nilai t hitung > t tabel (6,091 > 2,110) maka Ho
ditolak.
7. Gambar

8. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (6,091 > 2,110) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ROI berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan di BEI.
T hitung positif artinya ROI berpengaruh positif terhadap harga
saham di perusahaan di BEI.

Anda mungkin juga menyukai