Anda di halaman 1dari 18

ISOTONIS

Deni Anggraini, M.Farm, Apt


Zat yang ditambahkan untuk
mencapai isotoni
Cairan darah & cairan limfa mempunyai
sifat koloid dan mengandung elektrolit
mempunyai tekanan osmosis tertentu
Tekanan ini tergantung pada total molekul
dan ion terlarut
P = Pkr + Ponk
P = tekanan osmosis larutan
Pkr = tekanan osmosis dari zat kristal
terlarut
Ponk = tekanan osmosis dari zat koloid
terlarut
Osmosis : proses pelewatan
molekul-molekul pelarut melalui
membran semi permiabel
Larutan dengan konsentrasi
partikel (molaritas) yang sama
akan mempunyai tekanan
osmosa yang sama
Isotonis = isoosmosis
P=icRT
P = tekanan osmosa
i = koefisien van’t Hoff (i sama atau
mendekati sama dengan jumlah ion
dalam larutan)
c = konsentrasi molar dari zat terlarut
R = konstanta gas (0,082 L atm/mol0
= 8,314 joule/mol0)
T = temperatur absolut
Menurut FI edisi III :
Suatu larutan dalam air dinyatakan
isotonis dengan serum atau cairan
mata jika membeku pada suhu
-0,520C

Tekanan osmosa cairan mata,


cairan darah dan cairan limfa
mempunyai tekanan osmosa yang
sama dengan larutan NaCl 0,9 %
(larutan fisiologis)
Hipertonis : tekanan osmosa larutan
obat suntik lebih besar dari tekanan
osmosa cairan tubuh, sehingga
cairan di dalam sel akan keluar
Hypotonis
Isotonis
Batas tonisitas yang bisa ditoleransi
tubuh : 0,7 – 1,4 % NaCl
Bahan tambahan : NaCl, glukosa,
natrium sitrat, asam borat, kalium
nitrat
Persyaratan isotonis diperlukan
pada obat suntik dengan cara
penyuntikan :

1. Sub cutan sel-sel di


sekitar penyuntikan akan rusak
2. Intra lumbal rangsangan
pada selaput otak
3. Infus hemolisis
Cara perhitungan isotonis

1. Metode penghitungan
2. Metode grafik
Metode perhitungan

1. Ekivalensi NaCl
2. Penurunan titik beku
3. Kryoskopi
Ekivalensi NaCl

Jumlah gram NaCl yang memberikan


tekanan osmosa yang sama dengan
1 gram zat terlarut tertentu
Ekivalensi morfin HCl 0,14; artinya ….
Van’t Hoff :
∆Tf = i Kf m
∆Tf = penurunan titik beku yang disebabkan zat
terlarut
i = konstanta Van’t Hoff
Kf = penurunan titik beku molal
m = konsentrasi molal zat terlarut

∆Tf = L m
L = penurunan titik beku molar
L dapat diperoleh dari penurunan titik beku
larutan suatu senyawa dari jenis ion tertentu
pada konsentrasi c yang isotonis dengan cairan
tubuh
Liso = ∆Tf/ C
∆Tf = Liso. C
Untuk larutan NaCl yang berisi E
gram obat dalam 1000 ml :
∆Tf = 3,4 E/58,5 = 1/17 E
E = 17 Liso
M
Karena zat-zat dengan jenis ion yang
sama akan memberikan penurunan titik
beku molal yang sama maka
penggolongan didasarkan menurut jenis
ionnya.
Penggolongan :
1. Tipe 1A , Liso = 1,9
Zat-zat bukan elektrolit, didalam larutan tidak
terdissosiasi.
Contoh : alkohol, vit C, kloramfenikol, dekstrosa
2. Tipe 1B , Liso = 2,0
Golongan elektrolit lemah, contoh : asam borat,
cocain, fenobarbital
3. Tipe 2A , Liso = 2,0
Golongan elektrolit di-divalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya
bervalensi dua
Contoh : Mg. sulfas, Zn sulfat
4. Tipe 2B, Liso = 3,4
Golongan elektrolit uni-univalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi dua ion, keduanya
bervalensi satu
Contoh : KCl, procain HCl, perak nitrat
5. Tipe 3A , Liso = 4,3
Golongan elektrolit uni-divalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi tiga ion,kation
bervalensi satu, anion bervalensi dua
Contoh : natrium karbonat, atropin sulfat, natrium
sulfat
6. Tipe 3B , Liso = 4,8
Golongan elektrolit di-univalent, dalam larutan
terdissosiasi menjadi tiga ion,kation
bervalensi dua, anion bervalensi satu
Contoh : kalsium klorida, MgCl2
7. Tipe 4A , Liso = 5,2
Elektrolit uni-trivalent, contoh : sodium
sitrat, natrium pospat
8. Tipe 4B , Liso = 6,0
Elektrolit tri-univalent, contoh : aluminium
sulfat, ferri sulfat
Contoh perhitungan :

R/ efedrin HCl 0,5 % (E= 0,28)


mf sol isotonis et NaCl ad 50 ml
White Vincent

V = W x E x 111,1
V = volume yang harus digunakan
untuk melarutkan zat supaya isotonis
W = bobot zat (gram)
E = ekivalensi NaCl dari zat
111,1 = volume dari 1 gram NaCl yang
isotonis
Metode Penurunan Titik Beku

Anda mungkin juga menyukai