Anda di halaman 1dari 7

ARITMIA

Oleh :
Intan Iwanda Sari, S.Kep
G1B219006
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
  1
DEFENISI
Gangguan irama jantung atau aritmia
merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium.
Aritmia atau disritmia adalah
perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh
konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (Doenges, 1999).

03/21/20 2
ETIOLOGI
 Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
◦ Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
◦ Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
◦ Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
◦ Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
◦ Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung
◦ Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
◦ Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
◦ Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
◦ Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
◦ Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)

03/21/20 3
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko
terkena aritmia jantung atau kelainan irama jantung.
Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:
 Penyakit Arteri Koroner
 Tekanan Darah Tinggi
 Penyakit Jantung Bawaan
 Masalah pada Tiroid
 Obat dan Suplemen
 Obesitas
 Diabetes
 Obstructive Sleep Apnea
 Ketidakseimbangan Elektrolit
 Terlalu Banyak Minum Alkohol
 Konsumsi Kafein atau Nikotin
 Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan mengakibatkan
beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation).

03/21/20 4
Tanda Dan Gejala Aritmia
 Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu
 Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menurun bila curah jantung menurun berat.
 Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
 Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
 Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
 Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
 Palpitasi
 Pingsan
 Rasa tidak nyaman di dada
 Lemah atau keletihan (perasaan
 Detak jantung cepat (tachycardia)
 Detak jantung lambat (bradycardia)
03/21/20 5
Penatalaksanaan
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai
anastesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
Mexiletine untuk aritmia ventrikel dan VT
Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan
hipertensi
Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

03/21/20 6
Sekian dan trimakasih

03/21/20 7

Anda mungkin juga menyukai