Anda di halaman 1dari 30

Manajemen Pasokan Alat Kontrasepsi di

INDONESIA
Kelompok : 7
Anggota kelompok:
• Prayoga Wagesti 1711211022
• Febby Mula Marta 1711211043
• Aurora Alifa 1711212002
• Finy Marsyah 1711213003
• Cynthia Cahya N 1711213007
• Diva Febrisia A 1711213014
• Devhani Fitri 1711213022
Pengorganisasian
KB

Pengorganisasian dalam manajemen merupakan suatu


kegiatan pengaturan sumber daya manusia dan sumber
daya fisik lainnya untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan guna mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.

Pelaksanaan program pelayanan KB tidak sepenuhnya


berada dijajaran sektor kesehatan, maka diperlukan upaya
untuk mengorganisasi semua sumber daya di lintas
program dan lintas sektor agar mendapatkan hasil yang
optimal.
Untuk mewujudkan program pelayanan KB yang berkualitas, dilakukan
pengorganisasian SD

01 Menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi serta bahan habis pakai, penyimpanan dan
distribusinya

Hal penting yang harus diperhatikan :

Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan yang dijamin oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah, maka tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan

Alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit harus
dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu

Pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai oleh fasilitas kesehatan
dilakukan melalui e-purchasing, yang harganya tercantum dalam e- catalogue
Mekanisme distribusi alokon program KB
02 seperti
enjamin tersedianya sarana penunjang pelayanan KB
M
obgyn-bed, IUD kit, implan removal kit, VTP kit,
KIE kit, media informasi, pedoman klinis dan pedoman
manajemen.

03 Menjamin tersedianya pembiayaan pelayanan KB baik


melalui APBN (Kementerian Kesehatan dan BKKBN) dan
APBD dan sumber lain yang tidak mengikat misalnya dana
hibah dalam dan luar negeri serta bantuan swasta dan
perorang.

04 Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanan KB yang terampil dalam pelayanan klinis,
konseling dan manajemen melalui pelatihan yang
terakreditasi.
.
Sistem, mekanisme dan prosedur :

1. 2. 3.
Menerima barang Alokon dengan Melakukan pemeriksaan secara Jika saat pemeriksaan terdapat
keseluruhan atau dapat disamping ketidak sesuaian antara barang
melakukan pemeriksaan kesesuaian sebesar 10 % dari jumlah barang yang dengan dokumen maka
diperiksa dengan dokumen pendukung member catatan pada dokumen
dokumen dengan fisix barang,jumlah, (surat jalan, SBBK, Spesifikasi pengiriman (surat jalan,
Barang) SBBM)
identitas barang . .

4. 5.
Membuat Berita acara Meletakkan dan
menyusun barang-
Penerimaan Barang barang diatas palet
dengan susunan
(BAPB) berdasarkan
sesuai ketentuan
hasil pemeriksaan
Susunan berdasarkan identitas barang
serta jenis barang sesuai prinsip First
Setiap penyerahan barang disertai
In First Out (FIFO)
dengan Berita Acara Penyerahan
6. 10.
dan Penerimaan Barang Alkon
dan Non kontrasepsi

8.

Setiap barang yang keluar disertai


Pemeriksaan kembali semua persiapan baik 7. 9. dengan Surat Bukti Barang
secara administrative maupun fisik Keluar (SBBK) dilengkapi
barang ( Push System/Pull Sytem) dengan dokumen lain

Mencermati kembali barang yang akan dikirim


seperti jumlah per jenis barang, tahun
produksi dan tujuan pengiriman
Waktu Penyelesaian :

01
Menerima barang Alokon dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan fisik barang,jumlah, identitas
barang (jenis, merek, tahun produksi, masa kadaluarsa, nomor batch, sumberdana) dilaksanakan Sesuai volume dan
jenis Alokon

02 Melakukan pemeriksaan secara keseluruhan atau dapat disamping sebesar 10 % dari jumlah barang yang diperiksa

dengan dokumen pendukung (surat jalan, SBBK, Spesifikasi Barang) dilakukan Sesuai volume dan jenis barang

03 Membuat Berita acara Penerimaan Barang (BAPB) berdasarkan hasil pemeriksaan selama 30 Menit

04
Meletakkan dan menyusun barang-barang diatas palet dengan susunan sesuai ketentuan dilakukan Sesuai Volume

Alokon

05 Jika saat pemeriksaan terdapat ketidak sesuaian antara barang dengan dokumen maka member catatan pada dokumen

pengiriman (surat jalan, SBBM) Selama 30 Menit


Setiap penyerahan barang disertai dengan
Berita Acara Penyerahan dan Penerimaan
Susunan berdasarkan identitas barang serta Barang Alkon dan Non kontrasepsi 30 Menit
jenis barang sesuai prinsip First In First Out
(FIFO) dilakukan Sesuai Volume Alokon
01 05

Setiap barang yang keluar disertai dengan


02 04 Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)
Pemeriksaan kembali semua persiapan baik secara dilengkapi dengan dokumen lain
administrative maupun fisik barang ( Push
System/Pull Sytem) dilakukan Sesuai Volume dilakukan Sesuai Volume Alokon
Alokon

03 Mencermati kembali barang yang akan dikirim seperti


jumlah per jenis barang, tahun produksi dan tujuan

pengiriman dilakukan Sesuai Volume Alokon


Penyimpanan Alat Kontrasepsi

Penyimpanan logistik dilaksanakan sesuai


dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 78/PMK.06/2014 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang
Milik Negara.

Penyimpanan logistik dilakukan pada tempat yang memadai di


lokasi yang strategis agar menjamin ketersediaan barang yang
dapat digunakan sewaktu-waktu dan tidak tergantung pada jam
kerja Proses penyimpanan meliputi pemilihan tempat/lokasi
penyimpanan, kapasitas, dan fasilitas penyimpanan, termasuk
sistem pengamanan dan keselamatan, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Tujuan Gedung Alkon
Tujuan standar penyimpananan adalah untuk :

04 Menjamin pelayanan yang cepat dan


Memelihara mutu barang dan
menjaga kelangsungan
01 tepat
elieve that this Template will your Time.
persediaan (selalu ada stock).
.

03 Memudahkan dalam pencarian dan


pengawaasan persediaan barang
kadaluarsa.

Menjamin keamanan dari kecurian 02


dan kebakaran.
.
Dalam penyimpanan logistik perlu memperhatikan masa kadaluarsa
bahan, obat dan alat kesehatan PPAM melalui pengecekan secara rutin dan
pengeluaran logistik dengan menggunakan prinsip First to Expire First
Out (FEFO), yaitu dengan mengeluarkan bahan/obat/alat kesehatanyang
diproduksi terlebih dahulu dengan memperhatikan tanggal kadaluarsanya

Apabila tidak tersedia tanggal kadaluarsanya dapat


menggunakan prinsip First In First Out (FIFO). Selain
tanggal kadaluarsa, harus diperhatikan juga kondisi dari
barang tersebut, apakah masih layak digunakan atau
tidak. Dalam pelaksanaannya, harus disertai dengan
pencatatan dan pelaporan mobilisasi logistik.
Petugas
Kegiatan yang selalu dilakukan di gudang oleh petugas pengelola antara lain :

Pemeriksaan obat/alkes /aldok Penyimpanan sesuai standar


yang baru datang. penyimpanan mana yang masuk
01 04 dulua harus keluar duluan

02 03
Pengaturan barang sesuai
dengan jenis dan
Penerimaan obat (perbekalan
peruntukannya.
farmasi).
Pengeluaran sesuai peruntukannya dan siapa yang
05 berhak membawa/mengantarkan/mengambil

Transportasi dengan memperhitungkan karak


06 tempuh dan medan geografisnya.

07 Administrasi

08 Pelaporan

Persyaratan ruang penyimpanan perbekalan alat dan


09 obat kontrasepsi
01 Accessibility
Persyaratan 02 Utilities
Gudang Alkon 03 Communication

04 Drainage

05 Ukuran

06 Security

07 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam


penyimpanan :Penyimpanan < 25°C (sejuk) : disimpan
dalam ruangan berAC. Penyimpanan dingin disimpan
dalam lemari pendingin (28°C), Penyimpanan 0°C
disimpan dalam freeze
Inventarisasi Alat Kontrasepsi
Untuk memastikan apakah alat/obat kontrasepsi dalam kondisi
baik, sebelum didistribusikan kepada klien, lakukan :

Petugas melakukan pengecekan kondisi fisik atas


alat/obat kontrasepsi yang diterima.
Co
nte
n ts
H ere Apabila kondisi kontrasepsi baik, kemudian akan
Co
nte
n ts
disimpan lebih dari 6 bulan, apabila kondisi tempat
H

Co
ere
penyimpanan kurang baik (terlalu panas/klembab),
nte
nts
H ere
petugas perlu melakukan pengecekan fisik secara
Co
nte
berkala (mingguan/bulanan)
nts
He
re
Co
nte
n ts
H ere
Lakukan pencatatan dan palporan atas temuan yang ada
untuk mendapatkan solusi yang baik
Pencatatan dan
Pelaporan Pelayanan KB

Kegiatan pencatatan dan pelaporan merupakan suatu


proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
merupakan substansi pokok dalam sistem informasi dan
dibutuhkan untuk kepentingan operasional program
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasespi Program KB
ditujukan kepada kegiatan dan hasil kegiatan operasional yang
meliputi:

1. Kegiatan pelayanan kontrasepsi


2. Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi
3. Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi

Khusus untuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan


pelayanan kontrasepsi, terkait dengan kebutuhan yang berbeda,
dilakukan dalam dua versi yakni:

1. sesuai dengan format dari BKKBN, dan


2. sesuai dengan format dari Kementerian Kesehatan
Mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan pelayanan
kontrasepsi

01 Peserta KB dibuatkan Kartu Peserta KB

Setiap pelayanan KB yang dilakukan oleh Puskesmas harus dicatat dalam


02
Kohor Pelayanan KB dan Register Klinik KB

03 Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat/obat kontrasepsi oleh faskes


dicatat dalam Register Alat Kontrasepsi Klinik KB

04
Pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di Pustu, Poskesdes/ Polindes dan
Bidan/ Dokter Praktik Mandiri setiap hari dicatat dalam Kohor KB

05
Pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di Bidan/ Dokter Praktik Mandiri
setiap hari dicatat dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi pada
Dokter/Bidan Praktik Swasta

06 Setiap bulan petugas Puskesmas membuat Laporan Hasil Pelayanan


kontrasepsi
Pelaporan puskesmas dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
07
ditembuskan juga ke SKPD KB
Pemantauan Dan Evaluasi Program Pelayanan KB
Langkah pemantauan dan penilaian program KB

Memilih sumber informasi


Tentukan darimana
Memilih beberapa informasi yang akan kita
indikator dapatkan
Menentukan ruang
lingkup kegiatan
Menentukan secara yang akan dipantau
spesifik tujuan Melaksanakan
dilakukannya tindak lanjut
pemantauan Diseminasi/
mempresentasikan
Menganalisis data analisis data

Mengumpulkan data
Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja
di tingkat pusat sampai ke tingkat kabupaten/ kota

1. Tingkat pusat
2. Tingkat Provinsi
3. Tingkat Kabupaten/ Kota

Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


program KB sebagai umpan balik diteruskan
kepada Faskes untuk perbaikan dan peningkatan
kualitas pelayanan KB.
Pemantauan di tingkat pelayanan dilaksanakan baik
di tingkat Puskesmas dan RS

Tingkat Puskesmas Tingkat Rumah Sakit

melakukan pemantauan dan


evaluasi terhadap pelaksanaan
program pelayanan KB di wilayah melakukan pemantauan dan
kerjanya secara berkala dan terpadu evaluasi terhadap pelaksanaan
menggunakan kohort KB, kajian program pelayanan KB di
mandiri, penyeliaan fasilitatif dan Rumah Sakit secara berkala
Audit Medik Pelayanan KB dengan menggunakan kajian
Pemantauan juga dilaksanakan mandiri, penyeliaan fasilitatif
sampai ke jejaring FKTP yang dan Audit Medik Pelayanan KB
memberikan pelayanan KB
Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KB, sampai dengan saat ini
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan:

Kajian Mandiri untuk melakukan


pemantauan dan penilaian diri sendiri

Penyeliaan Fasilitatif untuk memantau dan


menilai jenjang dibawahnya.

Audit Medik Pelayanan KB

Jaga mutu pelayanan KB


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai