Anda di halaman 1dari 23

UU No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
• Keselamatan dan kesehatan kerja;
• Moral dan kesusilaan
• Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujutkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Peraturan Perundangan Yang Terkait

1. UU No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No.120


Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. PP No. No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
5. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
6. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Syarat Keselamatan dan
Kesehatan Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
Peraturan Perundangan Yang Terkait
8. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
9. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang
Pengesahan Alat Pelindung Diri.
10. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
11. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
UU No. 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
– Syarat-syarat keselamatan kerja berisi
lebih 50% adalah syarat-syarat kesehatan
kerja termasuk lingkungan kerja.
– Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
PAK
– Menciptakan lingkungan kerja aman
– Pemantauan dan evaluasi lingkungan kerja
UU No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan
Konvensi ILO No.120 Mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.

– Ventilasi
– Penerangan
– Suhu
– Ruang ganti
– Penyediaan air
– Sanitair
– Tempat duduk yang cukup dan sesuai
– Confine space
– APD dan sarana perlindungan
– Pengendalian lingkungan kerja (bising, getaran)
– Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5
Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
– Pencegahan kebakaran
– Pencegahan keracunan, penularan penyakit dan PAK
– Houskeeping
– Penerangan
– Suhu
– Kadar udara
– Bangunan
– Sampah
– Ruang udara dan ruang kerja
– Kakus
– Dapur
– Air,
– Penyelenggaraan makanan bagi TK
– Ergonomi dll
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

Lima Faktor Lingkungan Kerja Penyebab Kecelakaan


dan PAK :

1. Faktor Fisik
2. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi
4. Faktor Fisiologi (ergonomi)
5. Faktor Psikososial
Bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau


campuran yang berdasarkan sifat kimia;
fisika atau toksikologi berbahaya terhadap
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Terdiri :
– Bahan beracun
– Bahan reaktif
– Bahan mudah meledak
– Bahan oksidator
– Cairan mudah terbakar
– Gas mudah terbakar
Penanganan Bahan Kimia Bebahaya
 Dasar : Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
 Pengurus atau pengusaha : Wajib mengendalikan
bahan kimia berbahaya di tempat kerja untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan PAK
 Pengendalian Kimia Berbahaya :
– Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) dan Label
– Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
Lembar Data Keselamatan Bahan
berisikan keterangan :
 Identitas Bahan dan perusahaan  Sifat Fisika dan Kimia
  Stabilitas dan
Komposisi Bahan
Reaktifitas Bahan
 Identifikasi Bahaya  Informasi Toksikologi
 Tindakan P3K  Informasi Ekologi
  Pembuangan Limbah
Tindakan Penanggulangan
 Pengangkutan Bahan
Kebakaran
 Informasi Perat.Peruu
 Tindakan Mengatasi Kebocoran yang berlaku
& Tumpahan  Informasi Lain yang
 Penyimpanan & Penanganan Diperlukan.
Bahan
 Pengendalian Pemajanan &
APD
LABEL
berisikan tentang :
 Nama produk  Instruksi Kebakaran
 Identifikasi Bahaya  Instruksi Tumpahan atau
 Tanda Bahaya dan Bocoran
Artinya  Instruksi Pengisian dan
 Uraian Risiko dan Penyimpanan
Penanggulangannya  Referensi
 Tindakan Pencegahan  Nama, Alamat dan No.
 Instruksi apabila Telp. Pabrik Pembuat atau
Terkena atau Terpapar Distributor
Penanganan Bahan Kimia Bebahaya

 Potensi Bahaya terdiri dari :


– Bahaya Besar
– Bahaya Menengah
 Kategori Potensi Bahaya berdasarkan:
– Nama
– Kriteria
– Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan
Kerja

 Faktor Biologi, Ergonomi dan Psikososial:


– Dasar : Undang-undang No. 1 tahun 1970
– Permenakertrans No. Per. 11/Men/VI/2005 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif Lainnya di Tempat Kerja
– Kepmenakertrans No. 68 tahun 2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja
– Dalam bentuk pedoman-pedoman
Alat Pelindung Diri (APD)

 Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang


mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat
kerja

 Dasar Hukum :
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
– Syarat keselamatan kerja.
2. Instruksi Menteri Tenaga Kerja
No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan Alat
Pelindung Diri
– APD harus mempunyai sertifikat kelayakan
Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk :
– Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.
– Memberantas rerumputan
– Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
– Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.
– Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
– Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.
Pestisida

 Dasar Hukum :
1. PP No. No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
 Pengaturan K3
2. Permennaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Di Tempat Kerja Yang Menggunakan
Pesetisida.
 Dapat membahayakan kesehatan pekerja.
 Syarat tempat kerja dan gudang
 Syarat pekerja :
– Usia
– Rikes
– Mendapat penjelasan dan latihan tentang bahaya, pencegahan dan P3K
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja
Dasar Hukum :
1. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
– Tugas pokok PKK
2. SE Mennaker No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan:
– Perusahaan dengan Tk 50 – 200 : menyediakan tempat ruang
makan di perusahaan
– Perusahaan dengan TK lebih 200 : menyediakan kantin di
perusahaan.
3. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Katering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja :
– Harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker
– Kandepnaker melaksanakan pembinaan dan monitoring
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI KIMIA DENGAN POTENSI
BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
 bencana industri ( major accident) telah
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik
tenaga kerja, moril dan material.
 Guna mengantisipasi terulangnya kembali
bencana industri tersebut dipandang perlu
mengambil langkah-langkah segera dan sistimatis
untuk mengendalikan potensi bahaya industri
kimia baik potensi bahaya berskala kecil, sedang
maupun potensi bahaya besar ( major hazard
installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam
Kepmenaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
meliputi :
– Pengendalian setiap bentuk energi;
– Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi;
– Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
– Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja;
– Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala.;
– Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan
darurat kebakaran;
– Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam


Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja, meliputi :
 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;
 Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
 Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas
bahan kimia berbahaya (Formulir Lampiran II Kep.
187/Men/1999)
 Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya
Besar / Menengah .
 Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
 Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun
sekali;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency


response ) bagi perusahaan yang sudah
memiliki sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim


tanggap darurat ( emergency response ) untuk
segera membuat sistem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai