Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
• Keselamatan dan kesehatan kerja;
• Moral dan kesusilaan
• Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujutkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Peraturan Perundangan Yang Terkait
– Ventilasi
– Penerangan
– Suhu
– Ruang ganti
– Penyediaan air
– Sanitair
– Tempat duduk yang cukup dan sesuai
– Confine space
– APD dan sarana perlindungan
– Pengendalian lingkungan kerja (bising, getaran)
– Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5
Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
– Pencegahan kebakaran
– Pencegahan keracunan, penularan penyakit dan PAK
– Houskeeping
– Penerangan
– Suhu
– Kadar udara
– Bangunan
– Sampah
– Ruang udara dan ruang kerja
– Kakus
– Dapur
– Air,
– Penyelenggaraan makanan bagi TK
– Ergonomi dll
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
1. Faktor Fisik
2. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi
4. Faktor Fisiologi (ergonomi)
5. Faktor Psikososial
Bahan Kimia Berbahaya
Dasar Hukum :
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
– Syarat keselamatan kerja.
2. Instruksi Menteri Tenaga Kerja
No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan Alat
Pelindung Diri
– APD harus mempunyai sertifikat kelayakan
Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk :
– Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.
– Memberantas rerumputan
– Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
– Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.
– Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
– Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.
Pestisida
Dasar Hukum :
1. PP No. No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
Pengaturan K3
2. Permennaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Di Tempat Kerja Yang Menggunakan
Pesetisida.
Dapat membahayakan kesehatan pekerja.
Syarat tempat kerja dan gudang
Syarat pekerja :
– Usia
– Rikes
– Mendapat penjelasan dan latihan tentang bahaya, pencegahan dan P3K
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja
Dasar Hukum :
1. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
– Tugas pokok PKK
2. SE Mennaker No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan:
– Perusahaan dengan Tk 50 – 200 : menyediakan tempat ruang
makan di perusahaan
– Perusahaan dengan TK lebih 200 : menyediakan kantin di
perusahaan.
3. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Katering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja :
– Harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker
– Kandepnaker melaksanakan pembinaan dan monitoring
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI KIMIA DENGAN POTENSI
BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )
Latar belakang
bencana industri ( major accident) telah
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik
tenaga kerja, moril dan material.
Guna mengantisipasi terulangnya kembali
bencana industri tersebut dipandang perlu
mengambil langkah-langkah segera dan sistimatis
untuk mengendalikan potensi bahaya industri
kimia baik potensi bahaya berskala kecil, sedang
maupun potensi bahaya besar ( major hazard
installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam
Kepmenaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
meliputi :
– Pengendalian setiap bentuk energi;
– Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi;
– Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
– Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja;
– Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala.;
– Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan
darurat kebakaran;
– Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004