NIKEL
Kelompok 3:
Dedy saputra
Gambar Nikel
Daerah Penghasil Nikel Di
Indonesia
Pulau sulawesi
Kalimantan bagian tenggra
Maluku
Papua
Proses terbentuknya nikel
a. Proses pyrometallurgy
Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya
sebagian dari besi baja yang dapat diikat menjadi
terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk
ferro-nikel alloy.
Reaksinya:
3 Fe S + 3 Ni O 3 Fe O + Ni3S2 + ½ S2
2 Fe O + Si O2 2 Fe O. Si O2
b. Proses Hydrometallurgy
Pada proses ini concentrat di leaching dengan larutan ammonia
didalam autoclave dengan tekanan kurang lebih 7 atm (gauge).
Tembaga, nikel dan cobalt larut kedalam larutan ammonia, reaksi
yang terjadi
Ni S + 2 O2 + n NH3 Ni (N H3)n SO4
Oksida sulfida menimbulkan energi yang cukup banyak, oleh
karena itu autoclave harus didinginkan untuk menjaga agar
temperatur tetap bertahan antara 77 – 800 0C. Belerang yang
ada didalam concentrat di oksidasi menjadi
S2O32- , S3O62- ,SO42- , sementara itu besi, dipisahkan sebagai
ferri hidro oxida dan sulfat basa. Larutan tersebut didihkan untuk
memisahkan tembaga, reaksi yang terjadi :
Cu2+ + 2 S2O32- = Cu S + SO42- + S + S O2
Selanjutnya larutan berisi nikel dan cobalt ini diproses dalam
autoclave dengan hidrogen pada tekanan 15 atm (abs) dan
temperatur 175 – 225 0C.
Ni (NH3)2 SO4 + H2 Ni (NH4)2 SO4
SIFAT DARI NIKEL
o Rapat massa relatif : 8,9 gr/cm3
o Titik lebur : 14580 C
o Kekuatan tarik : di annealing 400 – 500
N/mm2
Di roll 700 – 800 N/mm2
o Sifat-sifat : Kuat, liat, tahan korosi, digunakan
secara luas sebagai unsur paduan, bentuk struktur
kristalnya FFC, bersifat magnetis, tahan panas
o Penggunaan :- digunakan untuk pelapisan logam
- digunakan sebagai unsur paduan untuk
meningkatkankekuatan dan sifat-sifat mekanik
baja
Pengelompokan Bijih Nikel
0,5 - 5,6 % Ni
34 - 52 % Fe
2 - 22 % SiO2
4 - 6 % Al2O3
0,8 - 1,8 % Cu
21 - 28 % S
1,9 - 7 % CaO
2,25 % MgO
b. Bijih Silikat terdiri dari ;
0,9 - 1,6 % Ni
0,01 % Si
0,1 - 1,5 % CaO
5,1 - 22 % MgO
12 - 14 % Fe
34 - 42 % SiO2
1 % Al2O3