Anda di halaman 1dari 43

KEPABEANAN

&
BEA CUKAI

1
2 Pabean
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas
barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan
pemungutan Bea Masuk atau Bea Keluar.
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia
yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang
di dalamnya.
 Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-
3 batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau

tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang


yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

 Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat
dipenuhinya Kewajiban Pabean.

 Pos Pengawasan Pabean adalah tempat yang


digunakan oleh Pejabat Bea dan Cukai untuk
melakukan pengawasan terhadap lalu-lintas impor
dan ekspor.
4 Kepabeanan dengan Bea Cukai

Kepabeanan, segala sesuatu yang berhubungan


dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang
masuk atau keluar daerah pabean serta pungutan
bea masuk dan bea keluar.
Pengawasan dilakukan oleh pihak bea cukai
dengan aturan dan teknis yang telah ditetapkan.
Daerah pabean, wilayah RI yang meliputi
daratan, lautan dan udara diatasnya.
TEMPAT PENIMBUNAN DI PABEAN.
5

1. Tempat Penimbunan Sementara (TPS).


Bangunan, lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu di kawasan Pabean untuk
menimbun barang sementara menunggu
pemuatan atau pengeluaran.
Di TPS terdapat :
a. Gudang penimbunan.
b. Lapangan penimbunan.
c. Tempat lain seijin Ka. Kantor Bea dan Cukai.
Jangka waktu penimbunan di TPS.
6
a. Apabila ditimbun di areal pelabuhan batas
waktu penimbunan 30 hari sejak tanggal
penimbunannya.
b. Apabila ditimbun di luar pelabuhan batas
maksimum waktu penimbunan 60 hari sejak
tanggal penimbunannya.
Adanya batas maksimum penimbunan karena :
c. Mencegah penimbunan yang berlatur-larut
sehingga menimbulkan stagnasi.
d. Kepentingan hak-hak negara segera dilunasi.
7
Apabila melewati batas waktu yang
ditetapkan, barang tersebut berubah
statusnya jadi barang yang tidak dikuasai
artinya :
a. Penimbunannya dipindahkan ke tempat
penimbunan Pabean (TPP) dan dipungut
sewa gudang.
b. Barang tersebut terancam dilelang
apabila dalam tempo 60 hri sejak TPP
belum diselesaikan.
8
2. Tempat Penimbunan Berikat.
Bangunan, tempat atau kawasan yang
memenuhi persyaratan tertentu di dalam
daerah Pabean yang digunakan untuk
menimbun, mengolah, memamerkan dan/atau
menyediakan barang untuk dijual dengan
mendapatkan perlakuan khusus di bidang
kepabeanan, cukai, dan perpajakan yang dapat
berbentuk Kawasan Berikat, Pergudangan
Berikat, Entropot untuk tujuan Pameran atau
Toko Bebas Bea.
Tujuan Tempat Penimbunan Berikat (TPB) :
9
a. Untuk memberikan fasilitas pengusaha berupa
penangguhan bea masuk serta dapat melakukan
kegiatan penyimpanan, memamerkan, menjual,
mengemas kembali dan/atau mengolah barang
yang berasal dari luar Pabean tanpa lebih
dahulu dipungut bea masuk.
b. Dijamin kelancaran arus barang dalam
kegiatan impor atau ekspor serta peningkatan
produksi dalam negeri dalam rangka
pembangunan dan pengembangan ekonomi
nasional.
10 Fasilitas TPB diberikan dengan tujuan :
a. Agar barang dan bahan baku (BB) dekat
dengan pabrik.
b. Agar barang jadi dekat dengan
konsumen, sehingga dapat diharapkan
harga barang dapat bersaing di pasaran
global dan memberikan kemudahan
pembeli-pembeli tertentu.
11
Sesuai fungsi dan tujuan TPB dikenal 4
bentuk :
1. Kawasan berikat (KB).
2. Pergudangan berikat (PGB).
3. Entrepot untuk tujuan pameran (ETP).
4. Toko bebas bea (TBB).
Kawasan Berikat.
12
Tempat disebut Kawasan Berikat apabila :
1. Adanya kawasan dengan batas-batas
tertentu.
2. Kawasan terletak dalam wilayah Pabean
Indonesia.
3. Adanya pemasukan barang baik dari luar
maupun dalam daerah Pabean
4. Pemasukan barang tersebut tidak
dipungut dan pungutan lainnya
(ketentuan khusus).
13
Di dalam Kawasan Berikat dilakukan
kegiatan usaha industri pengolahan barang
dan bahan, kegiatan rancang bangun,
perekayasaan, penyortiran, pengepakan atas
barang dan bahan asal impor atau dari
dalam daerah Pabean Indonesia, yang
hasilnya untuk tujuan ekspor.
14 Pengeluaran barang dari TPB atas
persetujuan Pejabat Bea dan Cukai,
dengan tujuan :
1. Diimpor untuk dipakai.
2. Diolah kembali.
3. Diekspor sebelum atau sesudah diolah.
4. Diangkut ke Tempat Penimbunan
Berikat lain atau Tempat Penimbunan
Sementara.
15 Gudang Berikat.

Bangunan atau tempat dengan batas-batas


tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan
usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran,
pengepakan, pemberian merk/lebel, pemo-tongan
atau kegiatan lain yang fungsinya sebagai pusat
distribusi barang-barang asal impor untuk tujuan
di masukan ke daerah Pabean Indonesia lainnya.
16 Entropot untuk Tujuan Pameran.

Suatu bangunan atau kawasan dengan batas-


batas tertentu yang di dalamnya dilakukan
kegiatan usaha penyelenggaraan pameran
barang hasil industri asal impor atau barang
industri dari daerah Pabean yang
menyelenggarakan pameran yang bersifat
International.
17 Toko Bebas Bea.

Tempat yang khusus dipergunakan sebagai toko


untuk menjual barang-barang bebas bea dan
pungutan dari negara.
Pembeli bebas membeli barang dalam jumlah
tertentu dengan mendapatkan pembebasan bea
masuk, cukai dan pajak.
18 Untuk bisa menjadi Toko Bebas Bea
(TBB) harus memenuhi unsur-unsur sbb.:
1. Adanya tempat khusus.
2. Fungsinya untuk menimbun,
menyediakan barang-barang.
3. Barang asal impor maupun asal
Daerah Pabean Lainnya.
4. Untuk dijual atau menjual, kepada
orang yang berhak.
19

Tidak semua orang dapat beli barang di TBB,


yang berhak membeli di TBB :
1. Para anggota korps diplomatik.
2. Tenaga ahli bangsa asing yang bekerja pada
lembaga-lembaga international.
3. Orang yang berpergian ke luar negeri.
4. penumpang yang sedang transit di Kawasan
Pabean dengan tujuan ke luar negeri.
20 Lokasi Toko Bebas Bea (TBB) terdapat :
1. Tempat pemberangkatan ke Luar Negeri.
2. Tempat kedatangan dari Luar Negeri.
3. Di dalam kota yang di tetapkan.
Pembatasan nilai pembelian, pembelian
dengan kartu khusus di TBB dalam kota
dibatasi US $ 250/bln per orang, dan
US $ 1000/bln per keluarga.
(Diubah : US $ 500/bln/orang.)
Permen Keu 203/PMK04/2017
21 3. Tempat Penimbunan Pabean (TPP).
Bangunan dan/atau lapangan atau tempat
lain yang disamakan dengan itu yang
disediakan oleh pemerintah di kantor
Pabean yang berada dibawah pengelolaan
Dirjen Bea dan Cukai, untuk menyimpan
barang yang dinyatakan tidak di kuasai,
barang yang dikuasai negara dan barang
yang menjadi milik negara berdasarkan
UU Kepabeanan.
22 Pengertian barang yang tidak dikuasai :
1. Barang di TPS yang melebihi jangka waktu
penimbunan yang diperbolehkan.
2. Barang yang di TPB yang ijinnya telah
dicabut dan dalam batas waktu 30 hari tidak
diselesaikan.
3. Barang yang dikirim melalui POS :
a. Yang ditolak si alamat.
b. Yang diterima kembali setelah ditolak
dari luar dan di alamat tidak diketahui.
23
Pengertian barang yang dikuasai negara :
a. Barang yang impornya dilarang atau
dibatasi.
b. Barang atau sarana pengangkutan
yang ditinggalkan.
c. Barang atau sarana pengangkut yang
ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh
Pemilik yang tidak dikenal.
Pengertian barang yang menjadi milik negara
24 :
a. Barang yang berasal dari barang yang
tidak dikuasai, barang tersebut berupa
barang yang dilarang di impor.
b. Barang yang berasal dari barang yang
tidak dikuasai dan barang tersebut berupa
barang yang dibatasi impornya dan tidak
diselesaikan dalam 60 hari.
c. Pemasukan barang impor ke TPP,
merupakan kehendak UU untuk
mengamankan hak-hak negara dan
perlindungan serta pengawasan terhadap
barang larangan dan dibatasi.
25 Jenis-jenis Bea.

1. Bea Masuk.
Bea masuk, pungutan negara terhadap
barang impor sesuai klasifikasi barang.
Bea masuk sesuai Pasal 12 UU Kepabeanan.
Barang impor dipungut Bea Masuk
berdasarkan tarif setinggi-tingginya 40%
dari nilai pabean untuk perhitungan Bea
Masuk.
Jenis-jenis Bea Masuk
26 Bea Masuk Anti dumping dikenakan terhadap
barang impor :
a. harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah
dari nilai normalnya; dan
b. impor barang tersebut :
1. menyebabkan kerugian terhadap industri
dalam negeri yang memproduksi barang
sejenis.
2. mengecam terjadinya kerugian terhadap
industri dalam negeri yang memproduksi
barang sejenis dengan barang tersebut.
3. menghalangi pengembangan industri barang
sejenis di dalam negeri.
27 Bea Masuk Anti dumping dikenakan
terhadap barang impor setinggi-tingginya
sebesar selisih antara nilai normal dengan
harga ekspor dari barang tersebut.
Bea Masuk Antidumping merupakan
tambahan dari Bea Masuk.
Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang
28
impor apabila :
a. ditemukan adanya subsidi yang diberikan di
negara pengekspor terhadap barang tersebut.
b. impor barang tersebut :
1. menyebabkan kerugian terhadap industri
dalam negeri yang memproduksi barang
sejenis dengan barang tersebut;
2. mengancam terjadinya kerugian terhadap
industri dalam negeri yang memproduksi
barang sejenis dengan barang tersebut.
3. menghalangi pengembangan industri barang
sejenis di dalam negeri.
29
Bea masuk imbalan dikenakan terhadap
barang impor setinggi-tingginya sebesar
selisih antara subsidi dengan :
1. Biaya permohonan, tanggungan atau
pungutan lain yang dikeluarkan untuk
memperoleh subsidi.
2. Pungutan yang dikenakan pada saat
ekspor untuk mengganti subsidi yang
diberikan kepada barang ekspor tersebut.
Bea masuk imbalan merupakan tambahan
dari Bea Masuk Utama.
30
Bea Masuk Tindakan Pengamanan.

Dapat dikenakan terhadap barang impor dalam


hal terdapat lonjakan barang impor baik secara
absolut maupun relatif terhadap barang produksi
dalam negeri yang sejenis.
Lonjakan barang impor tersebut mengakibatkan :
1. Kerugian terhadap industri dalam negeri bagi
barang yang sejenis.
2. Mengancam kerugian yang serius terhadap
industri dalam negeri bagi barang yang sejenis.
31
Bea Masuk Pembalasan.

Dikenakan terhadap barang impor yang berasal


dari negara yang memperlakukan barang ekspor
Indonesia secara diskriminatif.
Bea masuk pembalasan merupakan tambahan bea
masuk utama.
2. Bea Keluar.
32
Pungutan negara terhadap barang-barang yang
di ekspor.
Bea Keluar ditetapkan dengan tujuan untuk :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam
negeri.
b. Melindungi kelestarian sumber daya alam.
c. Mengantisipasi harga yang cukup drastis
dari komoditi ekspor tertentu di pasaran
international.
d. Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu
di dalam negeri.
Penetapan barang ekspor yang dikenakan bea
33
keluar dilakukan oleh Menteri setelah mendapat
pertimbangan dan/atau usul Menteri yang tugas
dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan.
Pengecualian bea keluar terhadap barang ekspor.
a. Barang perwakilan negera asing beserta para
pejabatnya yang bertugas di Indonesia
berdasarkan asas timbal balik.
b. Barang untuk keperluan museum, kebun
binatang.
c. Barang untuk keperluan R&D ilmu
pengetahuan.
34
d. Barang pindahan.
e. Barang pribadi penumpang, awak sarana
pengangkut, pelintas batas dan barang
kiriman sampai batas nilai pabean.
f. Barang asal impor yang kemudian di
ekspor kembali.
g. Barang ekspor yang akan diimport
kembali.
35
Tarif Bea Keluar.

Untuk Tarif Bea Keluar ditetapkan paling


tinggi.:
a. 60% dari harga ekspor.
b. Nominal tertentu yang besarnya equivalen
dengan 60% dalam hal tarif bea keluar
ditetapkan secara spesifik.
Rumus :
Tarif Bea Keluar X jumlah satuan barang X
harga ekspor X nilai tukar mata uang.
36 Cukai.
Pengertian Cukai, pungutan negara yang
dikenakan terhadap barang-barang tertentu
yang mempunyai sifat atau karakteristik
yang ditetapkan dalam UU.
Sifat atau karakteristik barang yang kena
cukai :
1. Konsumsinya perlu dikendalikan.
2. Peredarannya perlu diawasi.
37

3. Pemakaiannya dapat menimbulkan


dampak negatif bagi masyarakat atau
lingkungan hidup.
4. Pemakaiannya perlu pembebanan
pungutan negara demi keadilan dan
keseimbangan, dikenai cukai
berdasarkan UU ini.
38 Jenis barang kenai cukai :
1. Etil alkohol atau etanol, dengan tidak
mengindahkan bahan yang digunakan dan
proses pembuatannya.
2. Minuman yang mengandung etil alkohol
dalam kadar berapapun, dengan tidak
mengindahkan bahan yang digunakan dan
proses pembuatannya, termasuk konsentrat
yang mengandung etil alkohol
39 3. Hasil tembakau, yang meliputi sigaret,
cerutu, rokok daun, tembakau iris dan
hasil pengolahan tembakau lainnya,
dengan tidak mengindahkan
digunakan atau tidak bahan pengganti
atau bahan pembantu dalam
pembuatannya.
40 Tarif Cukai.

Barang kena cukai yang dibuat di Indonesia


dikenakan cukai berdasarkan tarif setinggi-
tingginya :
1. 250% dari harga dasar apabila harga dasar
digunakan, harga jual pabrik.
2. 55% dari harga dasar apabila harga dasar
yang digunakan, harga jual eceran.
41 Barang yang tidak dipungut cukai yaitu :
1. Tembakau iris yang dibuat dari tembakau
hasil tanaman di Indonesia yang tidak
dikemas untuk penjualan eceran atau
dikemas untuk penjualan eceran dengan
bahan pengemas tradisional yang lazim
dipergunakan, apabila dalam pembuatannya
tidak dicampur atau ditambah dengan
tembakau dari luar negeri ataupun tembakau
irisnya tidak dibubuhi merk dagang, etiket
atau sejenisnya.
42 2. Minuman yang mengandung etil
alkohol hasil peragian atau
penyulingan yang dibuat oleh rakyat
Indonesia secara sederhana semata-
mata untu mata pencaharian dan tidak
dikemas untuk penjualan eceran.
3. Cukai tidak dipungut atas barang kena
cukai apabila :
a. Diangkut terus atau diangkut lanjut
dengan tujuan luar daerah pabean.
b. Di ekspor.
43 c. Dimasukan kedalam pabrik atau
tempat penyimpanan.
d. Digunakan sebagai bahan baku atau
bahan penolong dalam pembuatan
barang hasil akhir yang merupakan
barang kenai cukai.
e. Telah musnah atau rusak sebelum
dikeluarkan dari pabrik, tempat
penyimpanan atau sebelum
diberikan persetujuan impor untuk
dipakai.

Anda mungkin juga menyukai