Anda di halaman 1dari 5

Memberitakan Karya Tuhan

Bacaan: Yohanes 9:1-41

Pengantar
Wabah Covid-19 telah menjadi pandemi dan dialami banyak
negara diberbagai belahan dunia. kehadiran wabah ini
memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan
manusia. Sekian waktu lamanya manusia hidup dalam
egoisme, hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Hal itu
nampak jelas ketika pemerintah mengumumkan bahwa ada 2
orang WNI yang positif terpapar virus covid-19 rasa panik
menyebabkan manusia semakin menggila dan hanya
memikirkan dirinya sendiri dengan memborong berbagai
kebutuhan makanan dan kesehatan. Masker dan hand
sanitizer menjadi sangat mahal dan langka. Tanpa rasa
bersalah, banyak orang justru memanfaatkan kepanikan
masyarakat ini dengan memborong, menimbun untuk
kemudian dijual dengan harga sangat mahal demi meraup
keuntungan sebanyak-banyaknya. Sungguh sebuah tindakan
yang sangat disayangkan.

Disisi lain, seiring bergulirnya waktu semakin hari semakin


banyak warga yang terpapar virus corona sampai tanggal 21
Maret 2020 pukul 08.00 WIB telah terdapat 369 orang yang
positif terpapar virus. 17 orang diantaranya dinyatakan
sembuh dan 32 orang meninggal. Di Jawa Tengah sendiri ada
12 kasus positif, 9 masih dalam perawatan dan 3 orang
dinyatakan meninggal. Secara khusus di Kabupaten Blora
terdapat 129 orang dalam pemantauan (ODP) dan 1 orang
dalam pengawasan (PDP) dan jumlah ini dapat terus
bertambah. Oleh karena itu, pemerintah pusat telah
menyerukan 3 (tiga) hal yaitu bekerja dari rumah, belajar di
rumah dan beribadah di rumah. Ketiga hal tersebut sebagai
wujud upaya memperlambat persebaran virus yang telah
menular secara masif lewat orang per orang.

Kita, sebagai orang percaya terpanggil untuk turut serta


mendukung langkah pemerintah sekaligus juga mewujudkan
firman Tuhan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Kalau hari ini, kita beribadah di rumah bukan berarti
berkurang rasa sakralitasnya karena dalam iman kita percaya
bahwa Roh Kudus yang mempersatukan kita berkarya terus
dalam kehidupan bersama sekalipun kita terpisah jarak. Pada
saat ini, secara serentak kita beribadah melalui rumah
masing-masing dan menyapa Tuhan melalui puji-pujian dan
penyembahan kita, juga menerima sapaan dari Firman Tuhan
untuk kita renungkan dan hayati dalam kehidupan sehari-
hari.

Isi

Barangkali ada sebagian orang yang berpikir, siapa yang salah


sehingga wabah ini terjadi dalam kehidupan manusia?
Pemikiran itu juga muncul dalam benak para murid saat
mereka melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Mereka
bertanya siapa yang salah, orang ini sendiri atau orang
tuanya sehingga ia dilahirkan buta? Sontak pemikiran itu
mengingatkan kita terhadap pemandangan yang kita lihat
sehari-hari saat melihat sebuah kemalangan, penderitaan,
kekurangan, bencana dan wabah seperti sekarang ini.

Andaikan ada diantara kita yang dinyatakan positif terpapar


virus corona, apa respon kita terhadap dia? Apakah akan
menuding dia sebagai penyebab atau ancaman bagi
kehidupan kita? bagaimana kalau orang itu adalah salah satu
keluarga kita atau diri kita sendiri? Apakah akan
menyalahkan diri sendiri terus atau berupaya mencari
pembenaran diri? Pemahaman ini mengajak kita untuk
secara arif menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan kita. Penderitaan yang dialami oleh sesama dapat
juga terjadi kepada diri kita.

Oleh karena itu, Tuhan Yesus menanggapi pertanyaan para


murid itu dengan menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia. Apa yang sedang
dikerjakan Allah sekarang ini ditengah wabah covid-19? Mari
kita melihat lebih jauh apa yang terjadi dengan orang buta
tersebut dan bagaimana pekerjaan Allah dinyatakan melalui
dia?

Tidak lama mengatakan hal tersebut, Tuhan Yesus lalu


meludah ke tanah dan mengaduk tanah bersama dengan
ludahnya kemudian mengoleskan ke mata orang itu dan
menyuruhnya membasuh diri ke kolam Siloam. Setelah orang
itu membasuh dirinya maka ia sembuh. Kesembuhan inikah
yang dimaksud dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan? Jika
dikatakan pekerjaan-pekerjaan berarti lebih dari satu maka
kesembuhan itu merupakan salah satu pekerjaan Tuhan dan
bisa jadi bukan yang utama. Lalu apa yang lainnya? Lainnya
dapat ditemukan dari perkataan Tuhan Yesus dalam ayat 39.
Kata “menghakimi” dapat diartikan sebagai menyatakan
dengan jelas yang benar dan yang salah. Kata itu kemudian
dilanjutkan dengan kalimat, supaya barangsiapa yang tidak
melihat, dapat melihat dan supaya barangsiapa yang dapat
melihat, menjadi buta. Kalimat itu ditujukan kepada orang
banyak yang menindas kemanusiaan dengan
mengatasnamakan agama atau ibadah. Mereka seringkali
mengatasnamakan agama atau ibadah untuk menghakimi
dan merendahkan sesama serta menghukum sesama dalam
penderitaannya. Mereka secara fisik normal tetapi secara
mental atau spiritualitas adalah orang buta yang telah
dibutakan oleh ajaran atau pengetahuannya. Mereka tidak
peduli dengan sesama dan hanya mementingkan
kepentingan sendiri. Tidak ada solidaritas tetapi yang ada
hanyalah kebencian dan kemunafikan.

Tetapi apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan


barangsiapa yang tidak melihat menjadi dapat melihat?
Mereka adalah orang-orang yang mengalami dampak dari
arogansi para agamis. Mereka adalah orang yang
terpinggirkan, terhina, terusir dari kehidupan sosial, tertindas
dan tidak dipedulikan. Diantara mereka adalah para
penyintas covid-19 (terpapar virus corona). Saat ini mereka
mengalami cibiran, dijauhkan dari masyarakat,
dipersalahkan, dianggap sebagai ancaman dan terusir dari
kehidupan sosialnya. Tetapi bagaimana mereka dapat
melihat? Tentu saja ada orang yang Tuhan pakai untuk
menolong mereka melihat karya Allah di dalam kehidupan
mereka salah satunya adalah kita, orang percaya yang
disebut pengikut Kristus.

Tuhan mengundang kita untuk turut serta mengerjakan


pekerjaan-pekerjaan Tuhan supaya orang-orang yang saat ini
sedang “buta” dengan masa depan dan kehidupannya dapat
melihat kasih dan karya Allah melalui orang-orang percaya,
sesama mereka yang mengasihi, mendoakan, mendukung
bahkan membantu mereka.
Penutup
Saudara, wabah corona bukan sekedar wabah penyakit tapi
juga telah menjadi wabah kemanusiaan. Melalui wabah ini,
Allah telah mengingatkan kita untuk mengasihi sesama
manusia, peduli dengan mereka yang menderita dan
menolong mereka untuk melihat pekerjaan-pekerjaan Allah.
Jangan berpangku tangan dan acuh tak acuh. Wabah itu bisa
saja terjadi pada kita, namun saat ini kita masih dapat
menunjukkan karya Allah itu dengan mendoakan,
memberikan dukungan, menyebarkan berita yang
meneduhkan bukan menghebohkan, menguatkan dan
merangkul mereka ke dalam kehidupan kita.

Justru kehadiran wabah ini menyatakan kita bahwa Allah


sedang bekerja untuk menyatukan kita dalam semangat
kemanusiaan yang penuh kasih sebab selama ini manusia
telah menjadi semakin egois dan suka menghakimi. Kini,
melalui virus corona Allah membuka mata hati kita untuk
melihat sesama kita, para penyintas, anggota keluarga,
teman-teman dan kerabat sebagai pribadi-pribadi yang
Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita agar kita hidup dalam
semangat cinta kasih dan kemanusiaan.

Saudara, marilah kita merangkul mereka dalam doa-doa kita.


Saatnya bagi kita untuk menaruh perhatian kepada sesama
kita, mendoakan para penyintas, tenaga medis termasuk
saudara-saudara yang kita kenal, pemerintah dan pelaksana
tugas percepatan penanganan bencana, tenaga keamanan
dan siapapun yang Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita.
Marilah kita merangkul mereka melalui doa-doa kita. Amin.

Anda mungkin juga menyukai