Apoteker
Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
CPOB
PERSONALIA
KELOMPOK 2
Adinda Putri
Tujuan personalia
• Bertujuan mengontrol proses produksi obat dari bahan awal hingga
obat tersebar di pasaran (Produksi, pengawasan mutu,Manajemen
mutu)
• Agar obat yang diproduksi terjamin Identitas, kadar dan mutu nya.
PERSONALIA
Fadhilah Yahya
PERSONALIA
Mengontrol proses produksi obat dari bahan awal
hingga obat tersebar di pasaran (Produksi,
Fungsi
pengawasan mutu,Manajemen mutu)
Identitas
Obat yang Kadar
Agar diproduksi terjamin :
Mutu
Kemurnian
Ruang Lingkup
Dian Mutia
Ketentuan umum
2.1 Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai.
Tiap personil tidak dibebani tangguang jawab yang berlebihan untuk
menghindarkan resiko terhadap mutu
Purnawaktu
dan
kepala bagian Pengawasan Mutu, independen
satu sama lain
Prinsip
• Sumber daya manusia sangat penting dalam
pembentukan dan penerapan sistem pemastian
mutu yang memuaskan dan pembuatan obat
yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi
bertanggung jawab untuk menyediakan personil
yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai
untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil
hendaklah memahami tanggung jawab masing-
masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah
memahami prinsip CPOB serta memperoleh
pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk
instruksi mengenai higiene yang berkaitan
dengan pekerjaannya
Ria Diati
• Pelatihan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan di
industri farmasi pada setiap personil.
• Pelatihan berfungsi untuk membentuk setiap personil yang memilik
tugas dan tanggung jawabnya masing masing, serta memiliki
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan perilaku yang
diperlukan untuk memenuhi peran tersebut.
• Pelatihan khususnya ditekankan untuk proses yang dapat berdampak
pada mutu produk baik secara langsung atau tidak langsung.
• Setiap ersonil melalui pelatihan dituntut untuk dapat
mengidentifikasi adanya masalah, mengkomunikasikan masalah
dan solusinya kepada orang lain, melakukan pemecahan masalah
dan melaksanakannya. sehingga yang bersangkutan dapat
dinyatakan berkualitas dan terkualifikasi.
• Personil yang tidak terkualifikasi karena kurang kemampuan atau
kurang pelatihan dapat menjadi ancaman terhadap produktivitas
dan mutu produk sehingga dapat menyebabkan pengeluaran
biaya lebih, hilangnya material produksi dan waktu,
keterlambatan pemenuhan kebutuhan pasien (konsumen) karena
adanya pengulangan produksi, dan berdampak pada reputasi
perusahaan.
• Aspek mutu yang tidak dipenuhi selama proses pengerjaan dapat
berakibat fatal pada mutu produk, misalnya produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan berdampak pada
penolakan produk sehingga tidak dapat dipasarkan, kerugian dari
perusahaan, bahkan dapat mengancam keselamatan pasien.
Tabel 1. Kegiatan pelatihan bagi personil yang bekerja di industri farmasi beserta
aspek mutu yang diperhatikan
Pengawasan Analisis bahan awal 1. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
mutu (bahan baku dan 2. Alat-alat yang digunakan (khususnya alat-alat
bahan yang bersifat kritikal terhadap mutu) harus
pengemas terkalibrasi,bersih, dan dalam kondisi baik
3. Perhatikan persyaratan untuk ruangan seperti
suhu dan kelembaban
4. Identitas sampel sesuai dan hindari
ketercampurbauran
Analisis produk 5. Metode analisis yang tervalidasi dan dapat
jadi (liquid, diterima sesuai persyaratan farmakope
semisolid, liquid) 6. Spesifikasi yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan pada farmakope
7. Memastikan seluruh dokumen pendukung
lengkap dan tidak terjadi kecampurbauran
Analisis 8. Dokumen yang digunakan adalah dokumen
mikrobiologi yang efektif, dikaji secara berkala, dan
(liquid, semisolid, terkontrol
liquid)
Bidang Topik pilihan Aspek Mutu dalam Pelatihan Secara Umum
Pembersihan 9. Semua data dan tulisan pada dokumen
umum dapat terbaca dengan baik, jelas, tidak dapat
dihapus, menggunakan pulpen atau spidol
Uji stabilitas permanen bertinta biru, dan mengikuti
format aturan penulisan dokumen yang baik
(Good Document Practice).
10. Dokumen harus dibuat, disiapkan, dan
dikaji oleh personel yang terlatih dan
berpengalaman.
Fadhilah Ulfah
•Semua personel hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan
pada saat proses perekrutan. Merupakan kewajiban industri
farmasi agar tersedia instruksi yang memastikan bahwa kesehatan
personel yang dapat memengaruhi mutu produk harus diketahui
perusahaan. Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah
dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personel bila
diperlukan.
• Hendaklah diambil tindakan untuk memastikan bahwa tidak ada
orang yang berpenyakit menular atau memiliki lesi terbuka pada
tubuh terlibat dalam pembuatan obat
• Setiap orang yang memasuki area pembuatan hendaklah
mengenakan pakaian pelindung sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan.
• Makan, minum, mengunyah atau merokok, atau menyimpan
makanan, minuman, bahan merokok atau obat-obatan pribadi di area
produksi dan area gudang hendaklah dilarang. Secara umum,
hendaklah dilarang melakukan kegiatan yang tidak higienis di dalam
area pembuatan atau di area lain yang dapat memengaruhi mutu
produk.
• Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara
tangan operator dengan produk yang terbuka dan juga
dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan
produk.
• Personel hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan
sarana cuci tangan.
• Persyaratan khusus untuk pembuatan produk tertentu,
misal sediaan steril, tercakup dalam Aneks 1 Pembuatan
Produk Steril.
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan
mengenai kesehatan kerja, pemeliharaan, dan
perlindungan kesehatan personel, demikian
pula pengawasan higiene terhadap proses
pembuatan obat uang harus diterapkan oleh
personel
THANK YOU