Anda di halaman 1dari 12

PONDASI II

02
Modul ke:

PONDASI DALAM #2

Fakultas
TEKNIK DONALD ESSEN, ST, MT
PERENCANAAN
DAN DESAIN Letakkan foto
Program Studi Terbaik anda
TEKNIK SIPIL disini 
SOIL PROFILE
Pondasi 2
Pondasi Dalam
METODE MENGHITUNG DAYA DUKUNG AKSIAL
PONDASI DALAM
Dalam perencanaan dan konstruksi pondasi dalam, terdapat beberapa cara yang
umum digunakan untuk menentukan daya dukung aksial pada pondasi dalam yaitu
berdasarkan:
1. Analisis Statik: penentuan daya dukung dengan cara ini didasari pada prinsip-
prinsip dasar mekanika tanah dimana diperlukan data-data tanah yang diperoleh
dari penyelidikan tanah lapangan serta analisis properti dari sampel tanah yang
diambil di laboratorium.
2. Uji Beban Statik: daya dukung dapat juga diperoleh berdasarkan uji beban statik
langsung di lapangan. Pada proyek dengan skala yang cukup besar misal: gedung
tinggi, jembatan, cara ini sudah baku dilakukan untuk menjamin perhitungan
berdasarkan analisis statik sudah benar dan berada pada sisi yang konservatif.
Apabila hasil yang diperoleh sangat berbeda maka perlu dikaji lebih lanjut
mengenai perbedaan tersebut.
3. Wave Equation Analysis: cara ini mengandalkan bantuan program komputer
(GRLWEAP) untuk menentukan kriteria pemancangan dimana sebelum
konstruksi, perencana/kontraktor dapat melakukan simulasi berdasarkan asumsi-
asumsi kinerja alat pancang yang akan digunakan Pada saat konstruksi, cara ini
dapat dipertajam dengan mengkalibrasi ke data uji PDA dan analisis CAPWAP
METODE MENGHITUNG DAYA DUKUNG AKSIAL &
LATERAL PONDASI DALAM
4. Pile Driving Formula : cara ini juga kadang dilakukan untuk melakukan
pemeriksaan langsung dilapangan dimana terdapat rumus empiris yang
menghubungkan daya dukung ultimit aksial tiang pancang dengan tahanan
pancangan saat pelaksanaan (pile set per blow). Beberapa rumus yang umum
digunakan adalah Engineering News Formula, AASHTO, Danish Formula etc.
5. Dynamic Testing dengan PDA & CAPWAP: penentuan daya dukung dilakukan
setelah selesai driving tiang selesai pada beberapa waktu (biasanya minimum 7
hari) dengan melakukan pemancangan ulang (restrike). PDA menggunakan
metode CASE untuk menentukan daya dukung ultimit tiang pancang,
menghitung tegangan pada tiang akibat pemancangan dan integritas tiang.
Berdasarkan data dari PDA, analisis CAPWAP dilakukan lebih lanjut untuk
memperoleh distribusi tahanan tanah pada tiang (friction & end bearing
resistance dari pile) serta properti dinamik dari tanah yang dapat digunakan
untuk wave equation analysis.
6. Spesifikasi dan Pengalaman: dalam praktek umumnya jika terdapat spesifikasi
dari standar ditambah pengalaman terhadap kondisi lokal akan sangat
membantu dalam memperkirakan daya dukung pondasi dalam
METODE MENGHITUNG DAYA DUKUNG AKSIAL &
LATERAL PONDASI DALAM
Catatan:
• Cara 1, 2 dan 6 digunakan untuk pondasi tiang bor sedangkan cara 1,2,3,4,5 dan
6 dapat digunakan pada pondasi tiang pancang
• Penentukan kriteria pemancangan (a.l: penetration resistance untuk tiap blow,
kedalaman minimum pemancangan) umumnya tidak dapat ditentukan hanya
berdasarkan analisis statik (karena adanya perilaku setup & relaksasi pada
pondasi tiang pancang) maka perencana /kontraktor umumnya perlu melakukan
simulasi pemancangan dengan wave equation analysis ataupun dengan
pengujian dinamik pada tiang indikator (indicator pile) sebelum menentukan
peralatan pancang yang sesuai maupun kedalaman pancang minimum yang
diperlukan agar memenuhi syarat kapasitas daya dukung rencana
• Walau masih umum digunakan dalam praktik, pile driving formula jangan
digunakan sebagai dasar penentuan kriteria pemancangan kecuali jika didukung
oleh korelasi empiris yang sesuai dengan kondisi fisik dimana pemancangan akan
dilakukan atau jika dilakukan korelasi site specific khusus dengan alat pancang
yang akan digunakan
• Hasil analisis dengan CAPWAP lebih akurat dibanding menggunakan metode
CASE
ANALISIS STATIK - PROFIL TANAH YANG MEWAKILI

Untuk penentunan daya dukung pondasi dalam dengan Analisis Statik maka perlu
disusun terlebih dahulu profil tanah yang mewakili (representative soil profile)
beserta asumsi parameter tanahnya
ANALISIS STATIK - PROFIL TANAH YANG MEWAKILI

1. Profil tanah yang mewakili ini diperoleh dari data borelog


2. Untuk area yang luas, maka borehole perlu dilakukan pada beberapa titik
sehingga profil tanah yang mewakili beserta asumsi parameter tanahnya dapat
ditentukan berdasarkan parameter rata-rata atau jika dianggap kurang
konservatif ditentukan untuk area pengaruh dari masing-masing borehole
berdasarkan judgement dari perencana
3. Untuk data tanah yang hanya terdiri dari data sondir, walau dapat dikorelasikan
menjadi data borelog namun tidak umum dilakukan dalam praktek
4. Parameter-parameter tanah yang harus diketahui antara lain adalah parameter
kekuatan, parameter kekakuan dan konsolidasi dan index properties
SOIL PROPERTIES UNTUK PRELIMINARY ANALYSIS
SOIL PROPERTIES UNTUK PRELIMINARY ANALYSIS
SOIL PROPERTIES UNTUK PRELIMINARY ANALYSIS
ANALISIS STATIK - LATIHAN MENYUSUN SOIL PROFILE

Dari contoh Laporan Penyelidikan Tanah “Green Office Park:


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai