REMBESAN

ACHMAD RIZQI SIBRO

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Proses mengalirnya air dalam pori-pori tanah
tersebut dinamakan rembesan (seepage).
REMBESAN sedangkan kemampuan tanah untuk dapat
dirembesi disebut daya rembes atau
permeabilitas (permeability).

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  ukuran partikel
Faktor faktor yang  kadar pori
mempengaruhi  susunan tanah
rembesan antara
lain:  struktur tanah
 derajat kejenuhan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Air tanah (groundwater) adalah:
air yang berada di bawah muka tanah
(Gambar 1)

Air tanah

Gambar 1 Air tanah dalam siklus hidrologi

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  Tahun 1856, Henri Darcy, seorang ahli hidrolika
dari Perancis mengadakan suatu percobaan aliran
air yang melalui suatu lapisan tanah. Karena aliran air
Teori dalam lapisan tanah mempunyai kecepatan yang
kecil sekali, maka aliran tersebut dapat dianggap
Rembesan sebagai aliran laminer. Darcy mendapatkan bahwa
besarnya kecepatan aliran yang mengalir masuk
ataupun keluar dari lapisan tanah sebanding
dengan gradien hidrauliknya.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  1. Kecepatan air ( V ) mengalir dalam tanah jenuh :

 V=kxi k = koefisien rembesan

 i = gradien hidrolis

HUKUM
 2. Volume air mengalir per-satuan waktu / debit (q)

 q=VxA A = Luas penampang aliran

DARCY
 3. Volume air mengalir dalam waktu tertentu (t)

 Q=qxt → Q=VxAxt → Q=kxixA

xt

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  1. GRADIEN HIDROLIK (i)

i = h/ΔL h = selisih total head antara 2 titik yg

GRADIEN ditinjau

HIDROLIK ΔL = panjang “drainage path”, panjang

aliran
 2. HUKUM BERNOULLI :
& HUKUM rembesan (lihat Gambar 2)
ht = Total head

BERNOULL ht 
p V2
 z
p
w
= Pressure head

 w 2g V2
I 2g
= Velocity head

z = Elevation head
 3.HUKUM BERNOULLI UNTUK ALIRAN AIR DALAM
TANAH
p
ht   z = h p+ h z
w

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 gradient (i = h/L)
h
hpA

hpB

hzA
L
hzB

Gambar 2. Aliran air dalam sampel tanah

Gambar 3
CATATAN : Contoh rembesan aliran yang terjadi akibat adanya selisih Total Head
(Δh ≠ 0)

Aliran rembesan air dalam tanah hanya akan terjadi

bila:
– Ada selisih Total Head / beda tinggi muka air
hpA
hpB
(ht) antara 2 titik yang ditinjau (lihat Gambar 3) Total
– Bila Tinggi Head antara 2 titik sama (tidak ada Head
selisih Total Head), maka tidak terjadi aliran hzA (ht)
L
rembesan antara dua titik tersebut (lihat
hzB
Gambar 4). Datum = reference line

Gambar 4 Contoh keadaan dimana tidak terjadi

rembesan aliran karena tidak ada selisih Total Head (Δh
 Selisih Total Head (Δh) / kehilangan energi antara titik A dan titik B (Gambar 3)

PA
ht  ht ( A)  ht ( B )  ht ( A)   ZA
w
i = Gradien hidrolis
L = Panjang aliran
PB
ht ( B )   ZB
ATAU : w

h t = i x L

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  1. Penentuan Harga ( k ) :

KOEFISIEN a. Di Laboratorium :
1. Constan Head Test
REMBESA 2. Falling Head Test.
N(k) b. Di Lapangan :
1. Pumping From Well.
2. Auger Hole.
c. Cara Empiris

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  1. Constant Head Test (Gambar 5)
 Beda head (h) tetap  jadi harga i  tetap

Q
Q=kiAt  k 
i At

Di constant head
device
inlet
load
Laboratoriu
h
m: outlet Manometers

device for flow sample L

measurement
porous disk

Gambar 5. Skema alat untuk Constant Head

Head Test
Test
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK
 2. Falling Head Test ( Gambar 6 )
Beda head (Δh) makin mengecil dengan bertambahnya waktu,
harga ( i ) makin mengecil.
Volume air yang hilang dari pipa / burrete sama dengan
volume air yang masuk ke
sampel.
h
k i A dt  a dh  i 
Di L
Laboratoriu A = Luas penampang contoh tanah arah aliran
a = luas penampang pipa
m: dt = Lama waktu air mengalir
dh = Penurunan tinggi air dalam pipa
h = Beda head
L = Panjang aliran air dalam tanah
= Panjang contoh tanah
atau :
aL  dh  aL h1 aL h
dt   h   t ln k  2.303 log 1
Ak Ak h2 At h2
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK
SIPIL
 Gambar 6 Skema alat untuk Falling Head Test

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 b1. Test Di Lapangan Dengan Cara Pumping From Well
Untuk 2 (dua) jenis aquifer : - Unconfined aquifer
- Confined aquifer

Unconfined Aquifer ( Gambar )

dh
qki A  i A  2 r h
Di dh
dr

Lapangan q  k.
dr
.2  r h h =Tinggi muka air tanah

dr  2k  r1
dr  2k 
h1

r  q 
h dh r 2 r   q  h2hdh
r 
h1
2.303 q log  1 
1 2 
ln r  r1

r2

2k
q  2 h  k  r2 
 [h1  h2 ]
2 2
h2

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK
SIPIL
 Confined Aquifer (Gambar 5.11)

A  2 r H
dh H = Tebal aquifer (tetap)
q  k. .2  r H
dr

2 k H
r1 h1
dr
r 2 r  h2 q dh
Gambar . Pumping Well dari Confined Aquifer r 
q log  1 
k  r2 
2.727 H (h1  h2 )

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
  Test Lapangan dari Lubang Auger
40  r   y  L = tinggi muka air tanah diukur
k
 L  y   y   t  dari dasar galian.
 20   2   r = jari-jari lubang auger.
 r  L y = penurunan muka air tanah
dalam lubang
setelah dipompa.
2r Ground water table Dy = kenaikan muka air tanah
Di dalam lubang
setelah dipompa.
Lapangan y
Dt =
air tanah
waktu yang diperlukan oleh

L dalam lubang untuk naik

Δy
setinggi DY.

Gambar 9. Test dari lubang Auger

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 - Untuk pasir uniform graded

2  C = Konstanta = 1 s/d 1.5

Penentuan k  cD 10 D10 = Ukuran efektif (mm)

Harga k
Secara - Persamaan Kozeny - Carman
Empiris
e3
k  e = Angka pori
1 e

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 - Untuk pasir uniform graded

2  C = Konstanta = 1 s/d 1.5

Penentuan k  cD 10 D10 = Ukuran efektif (mm)

Harga k
Secara - Persamaan Kozeny - Carman
Empiris
e3
k  e = Angka pori
1 e

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 1. Persamaan kontinuitas oleh Laplace :
asumsi : inflow = outflow, (Gambar 5.15), atau :
jumlah air yang mengalir masuk kedalam suatu elemen
= jumlah air yang mengalir keluar
elemen.
Vx Vz
Persamaan kontinuitas :   0 …………(1)
FLOW x z
h
NETS Persamaan Darcy : Vx  k x i x  k x ………… (2)
x
h
Vz  k z i z  k z
z
 2h  2h ………….(3)
Substitusi (2) ke (1) kx 2  kz 2  0
x z

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Gambar 10 (b)
Gambar 10 (a) Aliran air pada elemen tanah A
Turap / sheet pile yang
dipancang kedalam lapisan yang
permeable

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Persamaan 3.

Dapat digambarkan sebagai jaring-jaring

yang terdiri dari garis-garis yang saling tegak
lurus (Gambar 11)

• Garis-garis aliran (flow lines) : garis

dimana partikel-partikel air mengalir dari
bagian yang mempunyai energi lebih tinggi
ke bagian yang energinya lebih rendah
(Gambar 12)

• Garis-garis ekipotensial (equipotential lines) :

garis sepanjang mana energi potensialnya
sama (total head sama) (Gambar 12)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Gambar 11 a Flow net pada turap / sheet pile
Gambar 12 b Flow net dibawah bendungan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
Gambar 12 a.
Garis Ekipotential dan Garis Aliran dibawah bendung
Gambar 12 b.
Garis Equipotential dan Garis Aliran

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Gambar 12 c. Contoh kehilangan energi akibat rembesan dibawah dam.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL
 Terma ks

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA – JURUSAN TEKNIK

SIPIL