Anda di halaman 1dari 42

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

HORMONAL TERHADAP EFEK SAMPING PADA PUS DI


WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LEMAHDUHUR
TAHUN 2019

JUHAINI

0433131420115015

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes KHARISMA KARAWANG
Latar Belakang

Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Fitri, 2018).

Menurut World Health Statistics 2018 pengguna KB di Benua Asia yaitu Negara Indonesia
merupakan Negara peringkat ketiga pengguna KB dengan prevalensi mencapai 77,9 %.

Menurut data Bank Dunia tahun 2017 prevalensi kontrasepsi persentase wanita usia 15-49 tahun
pada tahun 2000 sebanyak 60.215% meningkat 2.447% dalam kurun waktu 4 tahun sehingga
pada tahun 2014 mencapai 62.662 %.
Berdasarkan data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 cakupan
Pasangan Usia Subur yaitu 37.338.265 jiwa dengan jumlah peserta KB aktif mencapai
23.606.218 (63,22%), pernah menggunakan KB 6.776.415 (18,15%) dan yang tidak
pernah menggunakan KB sebanyak 6.955.632 (18,63%).

Dilihat dari jumlah peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yaitu IUD 1.688.685
(7,15%), MOW 655.762 (2,78%), MOP 124.262 (0,53%), Implant 1.650.227 (6,99%),
Suntik 14.817.663 (62,77%), Kondom 288.388 (1,22%), Pil 4.069.844 (17,24%),
Prevalensi KB Modern 62,39% dan persentase PUS metode kontrasepsi jangka panjang
17,45% (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 jumlah pasangan usia subur mencapai 7.448.689 dengan
jumlah peserta KB aktif mencapai 4.964.783 (66,65%), pernah menggunakan KB 1.445.777
(19,41%) dan yang tidak pernah menggunakan KB 1.038.129 (13,94%). Jumlah peserta KB aktif
menurut metode kontrasepsi yaitu IUD 439.502 (8,85%), MOW 123.372 (2,48%), MOP 19.800
(0,40%), Implant 220.136 (4,43%), Suntik 3.173.899 (63,93%), Kondom 41.597 (0,84%), Pil
928.802 (18,71%), Prevalensi KB Modern 66,42% dan persentase PUS metode kontrasepsi jangka
panjang 16,17% (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

Kabupaten Karawang pada tahun 2016 jumlah pasangan usia subur mencapai 543.098 jiwa dengan
jumlah peserta KB aktif mencapai 399.804 jiwa. Jumlah peserta KB aktif menurut metode
kontrasepsi yaitu IUD 23.087 jiwa, MOW 10.352 jiwa, MOP 3.555 jiwa, Kondom 8.624 jiwa,
Implant 17.051 jiwa, Suntik 207.319 jiwa dan Pil 129.816 jiwa (BPS Karawang, 2016).
Di UPTD Puskesmas Lemahduhur jumlah pasangan usia subur pada bulan Januari tahun 2019

mencapai 5.969 jiwa dengan jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas mencapai 2.607 jiwa sedangkan

di BPM/Swasta mencapai 1.689 jiwa sehingga total jumlah akseptor KB aktif di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Lemahduhur berjumlah 4.296 jiwa dan tidak menggunakan KB berjumlah 1.673 jiwa.

Jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas menurut metode kontrasepsi yaitu Suntik 1.280 jiwa, Pil 783

jiwa, Implan 322 jiwa, IUD 87 jiwa, MOW 47 jiwa, MOP 21 jiwa, dan Kondom 67 jiwa. Kemudian

jumlah akseptor KB aktif di BPM/Swasta menurut metode kontrasepsi yaitu Suntik 1.011 jiwa, Pil

668 jiwa, Implant 0, IUD 9 jiwa, MOW 0, MOP 0, dan Kondom 1 orang. Sedangkan yang tidak KB

mencapai 1.673 jiwa dengan yang Hamil berjumlah 142 jiwa, Ingin anak segera (IAS) mencapai 936

jiwa, Ingin anak ditunda (IAT) mencapai 301 jiwa dan Tidak ingin anak lagi (TIAL) mencapai 294

jiwa (PPKB Lemahduhur-Tempuran 2019).


Hasil SDKI Tahun 2017
Hasil survei awal dengan metode wawancara yang peneliti lakukan

terhadap 10 responden dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Lemahduhur tentang efek samping atau masalah kesehatan pengguna

KB hormonal didapatkan 4 responden pengguna metode kontrasepsi

suntik 3 bulan dengan keluhan masalah kesehatan yang mengalami

menstruasi tidak lancar 2 orang, berat badan naik 1 orang dan tidak

haid 1 orang. 3 responden dengan metode suntik 1 bulan, 1 orang

mengeluh menstruasi tidak lancar, 1 orang mengeluh berat badan

naik, dan 1 orang mengeluh tidak haid. 3 responden pengguna metode

Pil yakni 2 orang mengeluh mempunyai tekanan darah tinggi

semenjak menggunakan KB dengan tensimeter 140/90 mmHg dan 1

orang mengeluh berat badan naik.


Dari hasil wawancara lebih lanjut, akseptor KB mengatakan lebih
memilih metode kontrasepsi hormonal karena sudah terbiasa dengan
metode kontrasepsi yang digunakan dan takut mencoba kontrasepsi
lain. Meskipun akseptor KB mengeluhkan efek samping dari
pemakaian kontrasepsi yang dipilih seperti perubahan menstruasi,
perubahan berat badan dan perubahan tekanan darah akseptor KB
tetap saja mempertahankan metode kontrasepsi yang sudah dipakai
karena ketakutannya beralih ke metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan data yang telah diuraikan di Indonesia, Provinsi Jawa Barat,
Kabupaten Karawang dan Puskesmas Lemahduhur penggunaan kontrasepsi
terbanyak dilihat dari peserta KB aktif adalah pengguna kontrasepsi suntik dan pil
KB. Menurut Marmi (2018) tingginya minat pemakaian kontrasepsi ini oleh karena
murah, aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai pasca persalinan. Suntikan KB
dan Pil KB merupakan kontrasepsi hormonal dengan metode jangka pendek dan
merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa
langsung berhenti dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu tiga bulan serta
dapat dihentikan kapan saja ketika mengalami masalah kesehatan atau efek
samping dari penggunaan kontrasepsi.
 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka apakah ada


Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Efek
Samping Pada PUS Di UPTD Puskesmas Lemahduhur Tahun
2019?

 Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum

Diketahui Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Efek


Samping Pada PUS Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur
Tujuan Khusus

Diketahui distribusi frekuensi kontrasepsi hormonal pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas

Lemahduhur

Diketahui distribusi frekuensi perubahan berat badan pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas

Lemahduhur

Diketahui distribusi frekuensi perubahan tekanan darah pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas

Lemahduhur

Diketahui distribusi frekuensi perubahan menstruasi pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas

Lemahduhur

Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan pada PUS di Wilayah Kerja

Puskesmas Lemahduhur

Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan tekanan darah pada PUS di Wilayah

Kerja Puskesmas Lemahduhur

Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan menstruasi pada PUS di Wilayah Kerja

Puskesmas Lemahduhu
Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, diantaranya:


◦ Variabel Independen

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

kontrasepsi  hormonal

◦ Variabel Dependen

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terkait adalah efek

samping kontrasepsi.
Metodologi Penelitian
 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan penelitian jenis survei

analitik yaitu untuk menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan terjadi, kemudian melakukan analisis

dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko

dan faktor efek dengan menggunakan desain pendekatan

cross sectional yaitu dengan cara pendekatan, observasi atau


pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach) (Notoatmodjo, 2018).


 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur

yang meliputi 5 Bidan Praktik Mandiri (BPM). Waktu penelitian dimulai

pada tanggal 18 April s/d 04 Mei Tahun 2019.

 Populasi Penelitian

Pada penelitian ini populasinya adalah Akseptor KB aktif di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur yang meliputi 5 Bidan Praktek

Mandiri/Swasta sebanyak 1.689 jiwa.


Dalam penelitian di bidang kesehatan terdapat istilah kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
 Akseptor KB aktif di BPM/Swasta
 Akseptor KB pil dan suntik
 Akseptor minimal 3 kali siklus pengguna kontrasepsi
 Mampu berkomunikasi
 Mampu membaca dan menulis
 Bersedia diteliti

 Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :


 Ibu yang sedang hamil
 Akseptor yang kurang dari 3 kali siklus pengguna kontrasepsi
 Akseptor yang tidak dapat membaca dan menulis
 Akseptor yang tidak bersedia diteliti
 Besaran sampel

Menurut Hidayat (2017) uji hipotesis dengan data proporsi dengan desain cross
sectional menggunakan rumus hipotesa beda proporsi, yaitu:

Keterangan :
n : besar sampel minimum
 Z1-a/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
 Z1-β : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu
 P1 : perkiraan probabilitas (outcome + ) pada populasi 1
 P2 : perkiraan probabilitas (outcome - ) pada populasi 2
: (P1 + P2)/2
Cara mencari nilai P1

Cara mencari nilai P2

Cara mencari nilai P


 Teknik Sampling
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan
teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan
ada atau tersedia di suatu tempat. Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lemahduhur meliputi 5 desa yang terdiri dari 5
Bidan Praktek Mandiri (BPM), kemudian peneliti mengambil
sampel dari masing-masing BPM dengan menggunakan
rumus :

 Keterangan :
 n = Jumlah akseptor KB aktif di satu BPM
 N = Populasi
Hasil Penelitian & Pembahasan
Kesimpulan

Distribusi frekuensi kontrasepsi hormonal yang menggunakan

Pil sebanyak (45,1%) dan pengguna Suntik KB sebanyak


(54,9%). Distribusi frekuensi efek samping kontrasepsi
mayoritas mengalami perubahan diantaranya akseptor yang
mengalami perubahan berat badan dengan hasil (70,4%),
akseptor yang mengalami perubahan tekanan darah dengan hasil
(59,2%), dan akseptor yang mengalami perubahan menstruasi
dengan hasil (70,4%).
 Ada hubungan yang signifikan antara kontrasepsi hormonal dengan perubahan

berat badan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur dengan hasil


nilai p value = 0,038 dan nilai OR = 0,266 (95%CI = 0,084-0,839)
 Ada hubungan yang signifikan antara kontrasepsi hormonal dengan perubahan

tekanan darah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur dengan hasil


nilai p value = 0,000 dan nilai OR = 0,116 (95%CI = 0,037-0,366).
 Ada hubungan yang signifikan antara kontrasepsi hormonal dengan perubahan

menstruasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur dengan hasil nilai


p value = 0,009 dan nilai OR = 4,853 (95%CI = 1,595-14,769).
Saran
 Bagi Institusi Pendidikan

Dari hasi penelitian ini diharapkan institusi pendidikan dapat lebih mengembangkan

motivasi belajar mahasiswa melalui bidang penelitian sehingga mampu mewujudkan

tridharma perguruan tinggi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.


 Bagi Profesi Keperawatan

Dari hasil penelitian, diharapkan perawat mampu lebih mendekatkan diri kepada

masyarakat khususnya akseptor KB agar mengetahui berbagai macam efek samping

atau masalah kesehatan akibat dari pemakaian kontrasepsi serta mampu menjalankan

tugas perawat sebagai edukator dan konselor.


 Bagi Pelayanan Kesehatan
Dari hasil penelitian ini diharapkan pelayanan kesehatan yang
berada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur khusus nya
Bidan Praktek Mandiri (BPM) dapat membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat dibidang kesehatan reproduksi dan
memberikan konseling atau informasi mengenai program KB dan
macam-macam metode kontrasepsi bukan hanya kontrasepsi
hormonal saja, melainkan kontrasepsi non-hormonal yang tidak
terlalu banyak menimbulkan efek samping serta jangka waktu
pemakaiannya juga bisa 1-5 tahun.
 Bagi ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB)

Dari hasil penelitian ini diharapkan ABPK dapat membimbing calon akseptor dalam

pengambilan keputusan metode KB dan menyediakan informasi mengenai jenis

kontrasepsi, kegunaan dan efek samping yang ditimbulkan akibat dari penggunaan

kontrasepsi. Dalam proses pengambilan keputusan diharapkan ABPK membantu

memutuskan dan menggunakan metode KB yang paling tepat untuk akseptor serta

menyediakan informasi yang diperlukan oleh akseptor untuk memberikan layanan

KB yang berkualitas. Kemudian diharapkan ABPK dapat membantu pemecahan

masalah kesehatan atau efek samping yang dikeluhakan oleh akseptor.


Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian

ini sebagai dasar perkembangan penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih

besar dan waktu yang lebih lama. Kemudian desain penelitian yang menggunakan

pendekatan cross sectional dengan melihat hubungan antara satu keadaan lain yang

terdapat dalam satu populasi yang sama bisa dikembangkan menjadi lebih luas lagi

dengan populasi yang berbeda dalam hal ini yaitu kontrasepi hormonal dan non-

hormonal, serta efek sampingnya diteliti lebih banyak lagi agar mengetahui seberapa

banyak masalah kesehatan yang diakibatkan oleh pemakaian kontarsepsi.


Sumber

Badan Pusat Satistik Karawang. 2016. Jumlah pasangan usia subur dan peserta KB aktif menurut
kecamatan di kabupaten karawang. Online. Diunduh pada:
https://karawangkab.bps.go.id/statictable/2016/11/21/189/jumlah-pasangan-usia-subur-dan-peserta-kb-
aktif-menurut-kecamatan-di-kabupaten-karawang-2015.html [15 Januari 2019].
Badan Pusat Statistik Karawang. 2015. Jumlah wanita usia subur. Online. Diunduh pada:
https://karawangkab.bps.go.id/statictable/2016/10/27/59/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur-d
an-jenis-kelamin-di-kabupaten-karawang-2015.html
[28 Januari 2019].
Budijanto, D. (2017). Data dan Profil Kesehatan . Retrieved Januari 09, 2019, from Kementerian
Kesehatan RI: http:www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf [09 Januari 2019].
Darmawati & Fitri, D. (2012). Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat
badan pada akseptor kontrasepsi hormonal di Desa Batoh Tahun 2012. Jurnal Ilmu Keperawatan.
ISSN: 2338-6371.
Fajriansi, A. (2013). Hubungan antara penggunaan kontrasepsi oral dengan peningkatan tekanan
darah pada akseptor kb aktif di puskesmas maniangpajo kabupaten wajo. Jurnal ilmiah kesehatan.
Voulme 3 nomor 4 tahun 2013. ISSN: 2302-1721.
Fitri, D. &. (2012). Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat
badan pada akseptor kontrasepsi hormonal di desa batoh tahun 2012. Jurnal Ilmu
Keperawatan , 1-8.
Fitri, I. (2018). Nifas, Kontrasepsi terkini & keluarga berencana. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Hartanto, H. (2010). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hasnaeni & Mujriah, N. (2018). Hubungan pemilihan alat kontrasepsi terhadap siklus
menstruasi pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Galesong Kec. Galesong Kab.
Talakar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018. ISSN: 2302-
2531.
Handayani, S. (2010). Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Herawati, R. (2015). Hubungan berat badan ibu dengan pemakaian KB hormonal di desa
pekan tebih wilayah kerja puskesmas kepenuhan hulu. Jurnal ibu & anak tahun 2015.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Ibrahim, Z. (2016). Kenaikan berat badan dengan lama pemakaian alat kontrasepsi
hormonal wilayah kerja puskesmas pembantu sungai mengkuang tahun 2015. Journal
Endurance 1 (1) 25 February 2016.
Indah Lestari, W. &. (2013). Hubungan antara lama penggunaan metode kontrasepsi
hormonal dengan kejadian hipertensi. Ejournal keperawatan, 1-5.
Khoiriah, A. (2016). Hubungan penambahan berat badan pada akseptor
kontrasepsi hormonal di BPM Zuniawati Palembang. Jural Kesehatan. Volume
VII, No.2, Agustus 2016.
Lestari, I., P., Wagiyo & Elisa. (2014). Hubungan antara lama penggunaan
metode kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi. Jurnal ilmu
keperawatan dan kebidanan. ISSN: 2252-6854
Liando, H., Kundre, R., & Bataha, Y. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan peningkatan berat badan pada ibu pengguna alat kontrasepsi suntik
DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) di Puskesmas Kumelembuai
Kabupaten Minahasa Selatan. E-journal keperawatan (e-KP) Volume 3,
Nomor 2, Mei 2015.
Marmi. (2018). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meilani, dkk. (2010). Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Fitramaya
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Octasari, F., Sarumpeat, S., M., & Yusad, Y. (2014). Hubungan jenis dan lama
penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap gangguan menstruasi
pada ibu PUS di kelurahan Binjai kecamatan Medan Denai kota Medan
Qomariah, S., & Sartika, W. (2018). Analisa penggunaan kontrasepsi suntik
terhadap gangguan menstruasi. Jurnal asuhan ibu & anak. Volume 3 Nomor
1.
 Rosmala, N., & Nurhalimah. (2017). Penggunaan kontrasepsi dan perubahan berat badan akseptor KB.
Asian Journal Of Environment, History and Heritage. September 2017, Vol. 1, Issue. 1, p. 131-140.
ISSN: 2590-4213
 Saifuddin, (2009). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
 Sety, L., M. (2014). Jenis pemakaian kontrasepsi hormonal dan gangguan menstruasi di wilayah kerja

puskesmas poasia kota kediri. Jurnal kesehatan. Volume V, Nomor 1.


 Sriwahyuni & Wahyuni. (2012). Hubungan antara jenis dan lama pemakaian alat kontrasepsi hormonal

dengan peningkatan berat badan akseptor. The Indonesian Journal Of Public Health, Vol. 8, No. 3.
 Suhariyanto. (2018). Statistik indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2017. Online. Diunduh pada:

https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-WUS.pdf [16
Januari 2019].
 Tandean, B., Kundre, R., & Hamel, R., S. (2017). Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik
Depomedroksi progesteron asetat (DMPA) dengan tekanan darah pada ibu di puskesmas Ranotana
Weru. E-journal keperawatan (e-KP) volume 5 Nomor 1.
 The World Bank. 2017. Population prevalance contraceptive women (% 15-49 ages). Online. Diunduh

pada : https://data.worldbank.org/indicator/SP.DYN.CONU.ZS?end=2017&start=1961 [29 Januari


2019].
 The World Bank. 2017. Population total. Online. Diunduh pada :
https://www.worldbank.org/in/country/indonesia [25 Januari 2019].
 WHO. 2018. Family planning. Online. Diunduh pada:
https://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2018/en/ [20 Januari 2019].
 Wijayanegara, M. &. (2107). Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.
 World Family Planning. 2017. Online. Diunduh pada :

http://www.un.org/en/development/desa/population/publications/pdf/family/WFP2017_Highlights.p
df
[16 Januari 2019].
TERIMA KASIH

By : Juhaini 

Anda mungkin juga menyukai