JUHAINI
0433131420115015
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Fitri, 2018).
Menurut World Health Statistics 2018 pengguna KB di Benua Asia yaitu Negara Indonesia
merupakan Negara peringkat ketiga pengguna KB dengan prevalensi mencapai 77,9 %.
Menurut data Bank Dunia tahun 2017 prevalensi kontrasepsi persentase wanita usia 15-49 tahun
pada tahun 2000 sebanyak 60.215% meningkat 2.447% dalam kurun waktu 4 tahun sehingga
pada tahun 2014 mencapai 62.662 %.
Berdasarkan data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 cakupan
Pasangan Usia Subur yaitu 37.338.265 jiwa dengan jumlah peserta KB aktif mencapai
23.606.218 (63,22%), pernah menggunakan KB 6.776.415 (18,15%) dan yang tidak
pernah menggunakan KB sebanyak 6.955.632 (18,63%).
Dilihat dari jumlah peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yaitu IUD 1.688.685
(7,15%), MOW 655.762 (2,78%), MOP 124.262 (0,53%), Implant 1.650.227 (6,99%),
Suntik 14.817.663 (62,77%), Kondom 288.388 (1,22%), Pil 4.069.844 (17,24%),
Prevalensi KB Modern 62,39% dan persentase PUS metode kontrasepsi jangka panjang
17,45% (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 jumlah pasangan usia subur mencapai 7.448.689 dengan
jumlah peserta KB aktif mencapai 4.964.783 (66,65%), pernah menggunakan KB 1.445.777
(19,41%) dan yang tidak pernah menggunakan KB 1.038.129 (13,94%). Jumlah peserta KB aktif
menurut metode kontrasepsi yaitu IUD 439.502 (8,85%), MOW 123.372 (2,48%), MOP 19.800
(0,40%), Implant 220.136 (4,43%), Suntik 3.173.899 (63,93%), Kondom 41.597 (0,84%), Pil
928.802 (18,71%), Prevalensi KB Modern 66,42% dan persentase PUS metode kontrasepsi jangka
panjang 16,17% (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Kabupaten Karawang pada tahun 2016 jumlah pasangan usia subur mencapai 543.098 jiwa dengan
jumlah peserta KB aktif mencapai 399.804 jiwa. Jumlah peserta KB aktif menurut metode
kontrasepsi yaitu IUD 23.087 jiwa, MOW 10.352 jiwa, MOP 3.555 jiwa, Kondom 8.624 jiwa,
Implant 17.051 jiwa, Suntik 207.319 jiwa dan Pil 129.816 jiwa (BPS Karawang, 2016).
Di UPTD Puskesmas Lemahduhur jumlah pasangan usia subur pada bulan Januari tahun 2019
mencapai 5.969 jiwa dengan jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas mencapai 2.607 jiwa sedangkan
di BPM/Swasta mencapai 1.689 jiwa sehingga total jumlah akseptor KB aktif di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lemahduhur berjumlah 4.296 jiwa dan tidak menggunakan KB berjumlah 1.673 jiwa.
Jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas menurut metode kontrasepsi yaitu Suntik 1.280 jiwa, Pil 783
jiwa, Implan 322 jiwa, IUD 87 jiwa, MOW 47 jiwa, MOP 21 jiwa, dan Kondom 67 jiwa. Kemudian
jumlah akseptor KB aktif di BPM/Swasta menurut metode kontrasepsi yaitu Suntik 1.011 jiwa, Pil
668 jiwa, Implant 0, IUD 9 jiwa, MOW 0, MOP 0, dan Kondom 1 orang. Sedangkan yang tidak KB
mencapai 1.673 jiwa dengan yang Hamil berjumlah 142 jiwa, Ingin anak segera (IAS) mencapai 936
jiwa, Ingin anak ditunda (IAT) mencapai 301 jiwa dan Tidak ingin anak lagi (TIAL) mencapai 294
menstruasi tidak lancar 2 orang, berat badan naik 1 orang dan tidak
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Diketahui distribusi frekuensi kontrasepsi hormonal pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas
Lemahduhur
Diketahui distribusi frekuensi perubahan berat badan pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas
Lemahduhur
Diketahui distribusi frekuensi perubahan tekanan darah pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas
Lemahduhur
Diketahui distribusi frekuensi perubahan menstruasi pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas
Lemahduhur
Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan pada PUS di Wilayah Kerja
Puskesmas Lemahduhur
Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan tekanan darah pada PUS di Wilayah
Diketahui hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan menstruasi pada PUS di Wilayah Kerja
Puskesmas Lemahduhu
Variabel Penelitian
kontrasepsi hormonal
◦ Variabel Dependen
samping kontrasepsi.
Metodologi Penelitian
Desain Penelitian
Populasi Penelitian
Menurut Hidayat (2017) uji hipotesis dengan data proporsi dengan desain cross
sectional menggunakan rumus hipotesa beda proporsi, yaitu:
Keterangan :
n : besar sampel minimum
Z1-a/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
Z1-β : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu
P1 : perkiraan probabilitas (outcome + ) pada populasi 1
P2 : perkiraan probabilitas (outcome - ) pada populasi 2
: (P1 + P2)/2
Cara mencari nilai P1
Keterangan :
n = Jumlah akseptor KB aktif di satu BPM
N = Populasi
Hasil Penelitian & Pembahasan
Kesimpulan
Dari hasi penelitian ini diharapkan institusi pendidikan dapat lebih mengembangkan
Dari hasil penelitian, diharapkan perawat mampu lebih mendekatkan diri kepada
atau masalah kesehatan akibat dari pemakaian kontrasepsi serta mampu menjalankan
Dari hasil penelitian ini diharapkan ABPK dapat membimbing calon akseptor dalam
kontrasepsi, kegunaan dan efek samping yang ditimbulkan akibat dari penggunaan
memutuskan dan menggunakan metode KB yang paling tepat untuk akseptor serta
Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian
ini sebagai dasar perkembangan penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih
besar dan waktu yang lebih lama. Kemudian desain penelitian yang menggunakan
pendekatan cross sectional dengan melihat hubungan antara satu keadaan lain yang
terdapat dalam satu populasi yang sama bisa dikembangkan menjadi lebih luas lagi
dengan populasi yang berbeda dalam hal ini yaitu kontrasepi hormonal dan non-
hormonal, serta efek sampingnya diteliti lebih banyak lagi agar mengetahui seberapa
Badan Pusat Satistik Karawang. 2016. Jumlah pasangan usia subur dan peserta KB aktif menurut
kecamatan di kabupaten karawang. Online. Diunduh pada:
https://karawangkab.bps.go.id/statictable/2016/11/21/189/jumlah-pasangan-usia-subur-dan-peserta-kb-
aktif-menurut-kecamatan-di-kabupaten-karawang-2015.html [15 Januari 2019].
Badan Pusat Statistik Karawang. 2015. Jumlah wanita usia subur. Online. Diunduh pada:
https://karawangkab.bps.go.id/statictable/2016/10/27/59/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur-d
an-jenis-kelamin-di-kabupaten-karawang-2015.html
[28 Januari 2019].
Budijanto, D. (2017). Data dan Profil Kesehatan . Retrieved Januari 09, 2019, from Kementerian
Kesehatan RI: http:www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf [09 Januari 2019].
Darmawati & Fitri, D. (2012). Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat
badan pada akseptor kontrasepsi hormonal di Desa Batoh Tahun 2012. Jurnal Ilmu Keperawatan.
ISSN: 2338-6371.
Fajriansi, A. (2013). Hubungan antara penggunaan kontrasepsi oral dengan peningkatan tekanan
darah pada akseptor kb aktif di puskesmas maniangpajo kabupaten wajo. Jurnal ilmiah kesehatan.
Voulme 3 nomor 4 tahun 2013. ISSN: 2302-1721.
Fitri, D. &. (2012). Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat
badan pada akseptor kontrasepsi hormonal di desa batoh tahun 2012. Jurnal Ilmu
Keperawatan , 1-8.
Fitri, I. (2018). Nifas, Kontrasepsi terkini & keluarga berencana. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Hartanto, H. (2010). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hasnaeni & Mujriah, N. (2018). Hubungan pemilihan alat kontrasepsi terhadap siklus
menstruasi pada akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Galesong Kec. Galesong Kab.
Talakar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018. ISSN: 2302-
2531.
Handayani, S. (2010). Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Herawati, R. (2015). Hubungan berat badan ibu dengan pemakaian KB hormonal di desa
pekan tebih wilayah kerja puskesmas kepenuhan hulu. Jurnal ibu & anak tahun 2015.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Ibrahim, Z. (2016). Kenaikan berat badan dengan lama pemakaian alat kontrasepsi
hormonal wilayah kerja puskesmas pembantu sungai mengkuang tahun 2015. Journal
Endurance 1 (1) 25 February 2016.
Indah Lestari, W. &. (2013). Hubungan antara lama penggunaan metode kontrasepsi
hormonal dengan kejadian hipertensi. Ejournal keperawatan, 1-5.
Khoiriah, A. (2016). Hubungan penambahan berat badan pada akseptor
kontrasepsi hormonal di BPM Zuniawati Palembang. Jural Kesehatan. Volume
VII, No.2, Agustus 2016.
Lestari, I., P., Wagiyo & Elisa. (2014). Hubungan antara lama penggunaan
metode kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi. Jurnal ilmu
keperawatan dan kebidanan. ISSN: 2252-6854
Liando, H., Kundre, R., & Bataha, Y. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan peningkatan berat badan pada ibu pengguna alat kontrasepsi suntik
DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) di Puskesmas Kumelembuai
Kabupaten Minahasa Selatan. E-journal keperawatan (e-KP) Volume 3,
Nomor 2, Mei 2015.
Marmi. (2018). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meilani, dkk. (2010). Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Fitramaya
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Octasari, F., Sarumpeat, S., M., & Yusad, Y. (2014). Hubungan jenis dan lama
penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap gangguan menstruasi
pada ibu PUS di kelurahan Binjai kecamatan Medan Denai kota Medan
Qomariah, S., & Sartika, W. (2018). Analisa penggunaan kontrasepsi suntik
terhadap gangguan menstruasi. Jurnal asuhan ibu & anak. Volume 3 Nomor
1.
Rosmala, N., & Nurhalimah. (2017). Penggunaan kontrasepsi dan perubahan berat badan akseptor KB.
Asian Journal Of Environment, History and Heritage. September 2017, Vol. 1, Issue. 1, p. 131-140.
ISSN: 2590-4213
Saifuddin, (2009). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sety, L., M. (2014). Jenis pemakaian kontrasepsi hormonal dan gangguan menstruasi di wilayah kerja
dengan peningkatan berat badan akseptor. The Indonesian Journal Of Public Health, Vol. 8, No. 3.
Suhariyanto. (2018). Statistik indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2017. Online. Diunduh pada:
https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-WUS.pdf [16
Januari 2019].
Tandean, B., Kundre, R., & Hamel, R., S. (2017). Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik
Depomedroksi progesteron asetat (DMPA) dengan tekanan darah pada ibu di puskesmas Ranotana
Weru. E-journal keperawatan (e-KP) volume 5 Nomor 1.
The World Bank. 2017. Population prevalance contraceptive women (% 15-49 ages). Online. Diunduh
http://www.un.org/en/development/desa/population/publications/pdf/family/WFP2017_Highlights.p
df
[16 Januari 2019].
TERIMA KASIH
By : Juhaini