Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 3

DEMOKRASI

NAMA :
MUSDALIFA TENRI UDDANI
PUTRI REZKI ASYIDDA
MARINDA YUSTIA NURFANI
NOOR HAIRUNISA
RAWINA
Makna dan Hakikat Demokrasi

MAKNA :demos ~ rakyat; cratos~ kedaulatan

HAKEKAT: pemerintah dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, pemerintahan untuk


rakyat.

Demokrasi: keadaan negara yang dalam sistem pemerintahaannya kedaulatan


berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama
rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup
Menurut Nurcholish Madjid, Pandangan hidup demokratis, baik secara teoritis maupun
pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasi nya cukup mapan paling tidak mencakup
tujuh Norma. Ketujuh Norma itu sebagai berikut:
1. Pentingnya kesadaran akan pluralisme
2. Musyawarah
3. Pertimbangan moral
4. Permufakatan yang jujur dan sehat
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Kerjasama antar-warga masyarakat dan sikap mempercayai Itikad baik masing-masing.
7. Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan.
Unsur Penegak Demokrasi
Unsur-unsur yang dapat menopang tegaknya demokrasi :

1. Negara Hukum

Negara hukum (rechtsstaat dan the rule of law) memiliki pengertian bahwa negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga Negara. Melalui :

a. Adanya perlindungan HAM

b. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembagauntuk menjamin perlindungan HAM

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan

d. Adanya peradilan administrasi

e. Istilah negara hukum dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945: “Indonesia adalahnegara yg berdasarkan atas hukum
dan bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka”.
2. Masyarakat Madani

Dicirikan dengan masyarakat terbuka, bebas dari pengaruh


kekuasaan dan tekanan negara, kritis dan berpartisipasi aktif, serta
egaliter(kesetaraan). Posisi penting masyarakat madani dalam
pembangunan demokrasi adalah adanya partisipasi
masyarakat dalam proses proses pengambilan pengutusan
yang di lakukan oleh negara atau pemerintah.
3)      Parpol

struktur kelembagaan politik yg anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yg sama,
yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakannya.

Fungsi parpol sebagai:

(a) Sarana komunikasi politik;

(b) Sarana sosialisasi politik;

(c) Sarana rekrutmen kader dan anggota politik

(d) Sarana pengatur konflik


Model-Model Demokrasi
1. Demokrasi liberal, yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh UU dan Pemilihan Umum Bebas yang
diselenggarakan dalam waktu yang panjang.

2. Demokrasi terpimpin. Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi
menolak pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.

3. Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan
egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik

4. Demokrasi partisipasi yang menekankan hubungan timbal balik antara pengguasa dan yang dikuasai.

5. Demokrasi consociational, yang menekankan proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang
menekankan
Prinsip dan Parameter Demokasi
Menurut robert a. dahl terdapat tujuh prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem
pemerintahan, yaitu :
1.adanya kontrol atau keputusan pemerintahan

2.adanya pemilihan yang teliti dan jujur


3. adanya hak memilih dan dipilih
4.adanya kebebasaan menyatakan pendapat tanpa ancaman
5.adanya kebebasaan mengaskes informasi
6.adanya kebebasaan berserikat yang terbuka
Parameter Negara Demokratis
1. Masalah Pembentukan Negara:

menentukan kualitas, watak dan pola hubungan yang akan terbangun. Pemilu dipercaya sbg salah satu instrumen penting.

2. Dasar Kekuasaan:

konsep legitiminasi kekuasaan &pertanggungjawaban langsung kepada rakyat.

3. Susunan Kekuasaan Negara:

Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan/wilayah.
Penyelenggaraan negara harus diatur dalam suatu tata aturan yg membatasi dan sekaligus memberikan koridor dalam
pelaksanaannya, yaitu desentaralisasi & kekuasaan tidak menjadi tidak terbatas
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi
Di Indonesia
A. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 )

Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan
DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP.

B. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal 1950 – 1959

Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala
Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik
sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
b. Masa Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong
royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

1.     Dominasi Presiden

2.     Terbatasnya peran partai politik

3.     Berkembangnya pengaruh PKI

3. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada
rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
menyelenggarakan Pemilihan Umum .
4. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi {1998 - Sekarang).

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ
Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1.     Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

2.     Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum

3.     Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN

4.     Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI

5.     Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai