Pada wanita :
◦ sekret vagina semakin banyak dan purulent
◦ pendarahan diantara siklus menstruasi (metrorrhagia)
Gejala extraurogenital:
◦ pendarahan dan nyeri di bagian anal
◦ sakit tenggorokan
◦ konjungtivitis purulen pada infeksi kongenital
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Keluhan utama :
◦ Keluar nanah dari lubang saluran kemih (pria) atau keluar cairan berwarna kehijauan dari kelamin dan pendarahan
diluar siklus menstruasi (wanita)
◦ Muncul 2-7 hari setelah berhubungan seksual
Keluhan tambahan :
◦ Rasa terbakar dan nyeri saat berkemih
Faktor risiko :
◦ Pasangan seksual memiliki keluhan yang sama
◦ Jumlah pasangan
◦ Penggunaan proteksi saat berhubungan seksual
◦ Kontak dengan PSK
◦ Homoseksualitas
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis :
Spesimen diambil langsung dari sekret, lalu diberi pewarnaan gram. Pada gonorrhea akan
ditemukan bakteri diplokokus Gram-negatif ekstraseluler dan intraseluler
Pemeriksaan penunjang
Kultur :
Kultur merupakan gold standard untuk diagnosis infeksi gonore, kultur dapat dilakukan pada media
yang diperkaya seperti modifikasi Thayer-Martin, Martin- Lewis, dan GC-Lect. Pada media
pertumbuhan tersebut koloni bakteri Neisseria gonorrhoeae akan berbentuk cembung, mengkilap,
dan mukoid dengan diameter 1–5 mm
Pemeriksaan penunjang
Uji oksidase :
Uji yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu mikroorganisme untuk
menghasilkan enzim oksidase yang dihasilkan melalui sistem oksidasi sitokrom
secara molekuler.
Uji oksidase berguna untuk mengidentifikasi bakteri Enterobacter yang
menghasilkan uji oksidase negatif, dengan pseudomonas yang menghasilkan uji
oksidase positif.
Uji oksidase ini juga merupakan kunci identifikasi dari bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang menghasilkan uji oksidase positif
Diagnosis banding
Urethritis non spesifik
◦ Chlamydia trachomatis
◦ Enterobacter spp.
Candidosis vaginal
Herpes Simpleks genital
Konjungtivitis purulen non gonokokal
Penatalaksanaan
Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control (CDC)
untuk pengobatan gonore dengan pemberian seftriakson 250 mg
dosis tunggal secara intramuskuler dan sefiksim 400 mg dosis tunggal
secara oral sebagai regimen alternatif apabila terapi dengan
seftriakson gagal
Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan
sembuh dan menjaga kebersihan genital.
Pemberian farmakologi dengan antibiotik:
◦ Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau
Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis tunggal, atau spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.
◦ Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan
tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda
Komplikasi
Penyakit gonore yang tidak segera diobati dapat menyebabkan
komplikasi. Pada pria infeksi dari kuman ini dapat menyebabkan
epididimo-orkitis.Komplikasi yang terjadi pada wanita adalah
PID(15%). PID dapat menyebabkan infertilitas, nyeri panggul kronik,
dan kehamilan ektopik.Pada pria dan wanita memiliki risiko tinggi
tertular HIV
Edukasi
Memberitahu pasien bahwa mengobati sendiri cukup berbahaya
IMS umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
IMS adalah ko-faktor atau faktor risiko dalam penularan HIV.
IMS harus diobati secara paripurna dan tuntas.
Kondom dapat melindungi diri dari infeksi IMS dan HIV.
Tidak ada pencegahan primer terhadap IMS dengan obat.
Komplikasi IMS membahayakan pasien dan keturu
Notifikasi pada pasangan seksual pasien agar melakukan pemeriksaan dan mencegah terjadinya
infeksi berulang
TERIMA KASIH