Anda di halaman 1dari 8

A N TO P

FRAKTURA OS METACARPUS PADA KUDA


KELOMPOK 7
Causa
fraktur adalah patahnya tulang, yang biasanya
dialami hewan kecil akibat kecelakaan,
terjatuh dan luka. Fraktura bisa disebabkan
oleh berbagai faktor seperti trauma, tumor,
dan ricketsia. Tulang memiliki bahan yang
mempunyai daya elastisitas, sehingga jika
trauma lebih besar daripada daya
elastisitasnya maka akan terjadi fraktura.

Kausa fraktur
 
Trauma fisik langsung 75% - 80 % akibat
tabrakan dan jatuh dari tempat ketinggian.
Trauma fisik langsung karena jatuh berulang –
ulang pada hewan pacuan
Gejala klinis
dan Diagnosa GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada hewan yang mengalami fraktura os
metacarpus / metatarsus adalah kadang disertai adanya fibris,
terjadi perubahan pada susunan anatomis tulang, akan
menimbulkan rasa sakit apabila disentuh bagian yang sakit,
adanya kebengkakan (akibat adanya peradangan), terjadi
panas lokal (panca radang), terdapat bunyi krepitasi, dan
adanya gangguan fungsional dari metacarpal dan metatarsus.
 
DIAGNOSA
Presentasi klinis
Untuk mendiagnosa fraktura os metacarpus / metatarsus.
Maka yang harus diperhatikan adalah signalement, anamnese
dari hewan tersebut untuk mengetahui kejadian pada hewan
yang menyebabkan adanya fraktura, secara umum biasanya
dari trauma (anjing dengan fraktura sesamoid yang memiliki
sejarah sebelumnya lameness acute yang terhenyak berulang
kali) dan harus memperhatikan gejala klinisnya. Diagnosa
dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi pada
daerah yang diperkirakan terjadinya fraktura.
.
Radiografi
( penanganan
oleh radiologi)
Hewan memiliki banyak tulang yang tidak stabil pada os
metacarpus / metatarsus. Maka pada daerah ini sering
mengalami fraktura. Radiografi meliputi lateral dan
caudocranial meluas dari carpus atau tarsus dan berakhir di
digit. Untuk mengembalikan tulang pada posisinya dan
menstabilkan fraktura maka diperlukan peneguhan diagnosa
yaitu dengan melakukan X-ray (Rontgen). pengambilan gambar
X-ray pada metacarpus dilakukan dengan posisi lateral
recumbency (mediolateral). Gelombang X-ray dipusatkan pada
bagian proximal kedua atau ketiga os metacarpus /
metatarsus. Posisi lainnya adalah anteroposterior.

Setelah dilakukan
rontgen maka
ditemukan Fraktura os
complita, yaitu seluruh
Pendekatan
 
Preparasi dan Posisi Sayat kulit dan jaringan subkutan pada dorsal permukaan
  salah satunya di garis tengah (untuk fraktur tulang III dan
Preparir pada bagian distal tungkai tulang keempat) atau langsung dia atas tulang yang fraktur.
sirkumferentially dari bahu atau Tarik kembali tendon extensor dan ligament dari
persendian ke jari – jari. Posisi hewan permukaan dorsal kaki untuk melihat fraktura (gambar A).
dorsal rekumbensi untuk fleksibilitas yang
Reduksi
baik. Arahkan tungkai keluar dari posisi
 
menggantung untuk mengikuti manipulasi
maximal selama operasi. Preparir Angkat fraktura transversal ke posisinya, pertahankan
humerus bagian proximal atau proximal reduksi dengan implant. Gunakan tang reduksi yang tajam
tibia sebagai daerah donor untuk untuk mengurangi dan mempertahankan posisi fraktur
cancellous bone harvest. oblique.

Prosedur Pemasangan Pin


Stabilisasi Evaluasi Postoperative
   
Gunakan bor dengan kecepatan tinggi untuk Radiografi digunakan untuk mengevaluasi reduksi
memperluas celah pada distal dorsal dari fraktur dan penempatan implant.
permukaan dari tulang yang mengalami
fraktura. tumpulkan ujung dari pin untuk Postoperative
mencegah penetrasi dari cortek yang  
berlawanan dan pin digerakkan melalui celah Fiksasi akan dilakukan dengan menggunakan
dan ke proximal melintasi garis fraktura untuk gips (membalut dengan bebat bagian yang
menempatkan didalam segmen tulang bagian mengalami fraktura) selama 6 – 8 minggu agar
proximal. Belokkan ujung distal dari pin untuk hewan tidak banyak bergerak sehingga tulang
mencegah perpindahan dan untuk yang patah dapat disembuhkan. Radiografi
memudahkan pelepasan. dilakukan lagi selang waktu 6 minggu sampai
fraktur sembuh.
Proses persembuhan
fraktura
Proses persembuhan fraktura :
 
Stadium perbarahan traumatic fisiologis.
Darah membeku memenuhi ruang antara dan sekitar pinggir
fraktura
Infiltrasi sel endotel dan osteogenik dari periost
Sel osteogenik berubah menjadi sel – sel osteoblast dan
chondrioblast sehingga lambat laun terbentuk jaringan ikat baru.
 
Stadium Regenerasi
Callus sementara berangsur – angsur mengecil, konsistensinya
mengeras karena infiltrasi sel-sel osteoblast dan chondrioblast
bertambah padat.
Sehingga terbentuk jaringan osteoid dan disebut juga callus
sekunder (callus sekunder terjadi minggu kedua dan minggu
ketiga).
 
Stadium konsolidasi
Penyerapan kalsium (Ca) dan phosphor (P) dari darah sehingga
konsistensinya bertambah keras.
Bersamaan proses ini juga terjadi persembuhan jaringan sekitar
fraktur termasuk termasuk di dalamnya otot – otot (minggu keempat
sampai dengan minggu keenam)
Dalam waktu lebih kurang 2 bulan hewan mampu menumpukan
kakinya.
6 bulan pasca fraktur persembuhan baru dapat mencapai
persembuhan sempurna.
Perkiraan Hasil
 
Tulang sembuh biasanya 12 – 18 minggu. Hewan akan melakukan latihan
sehingga kembali berfungsi dengan baik, jika rekontruksi anatomi adalah
sukses dan dapat mempertahankannya.
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan persembuhan fraktura adalah
 Umur
 
Pada hewan muda, lebih mudah terjadi fraktura karena komposisi tulangnya
belum kompak. Sedangkan pada hewan tua komposisi tulang sangat kompak
dan kuat sehingga lebih sulit atau sangat kecil kemungkinan terjadinya
fraktura. Umur memegang peranan penting dalam proses persembuhan
fraktur osseum. Hewan muda relative lebih cepat sembuh dibandingkan
hewan tua. Karena pada hewan muda memiliki banyak zat perekat sehingga
proses persambungan lebih cepat terjadi.
Tipe fraktura.
Variasi individu.
Kecepatan persembuhan suatu fraktur pada hewan berbeda – beda. Hal ini
dipengaruhi oleh metabolisme dalam tubuh masing – masing individu.
Tempat terjadinya trauma, pada bagian otot yang kecil lebih cepat daripada
bagian otot yang besar.
Gizi yang baik pada hewan akan mempercepat proses persembuhan.
Adanya komplikasi penyakit (banyaknya penyakit seperti ricket, malnutrisi,
osteomyelitis dan tumor) sehingga menyebabkan imunitas turun maka
persembuhannya akan lebih lama.
Pada kasus fraktur, tingkat kesulitan pembedahan cukup
tinggi sehingga sebagai dokter hewan keterampilan yang
baik sangatlah diharapkan. Selain itu, ketersediaan alat
yang memadai sangat menentukan keberhasilan operasi.
Pada kasus fraktur os metatarsus pada kuda sebaiknya
kuda segera mendapatkan penanganan yangtepat dan
cepat untuk menghindari terbentuknya callus yang dapat
mengganggu proses persembuhan agar terhindar dari
adanya gangguan sistem sirkulasi,sistem saraf serta
gengren (pembusukan). Penanganan post operasi juga
sangat penting untuk diperhatikan karena hal tersebut
sangat mendukung proses penyembuhan Seperti
pemberian nutrisi yang cukup, membatasi gerak hewan,

RESPON
dan penempatan pada kandang yang bersih.

PENILAIA
N

Anda mungkin juga menyukai