Anda di halaman 1dari 10

ASSESMEN GIZI


OUTLINE
 Tujuan Assesmen
 Pemeriksaan antropometri
 Pemeriksaan biokimia
 Pemeriksaan klinis
 Dietary history

2
TUJUAN ASSESMEN GIZI
▪ Mencegah kejadian berlanjut malnutrisi pada pasien/klien yang
berisiko malnutrisi dengan cara mengidentifikasi kemungkinan
masalah gizi di awal intervensi atau rujukan.
▪ Mengidentifikasi kemungkinan masalah gizi pasien/klien yang
malnutrisi untuk kemudian dilakukan intervensi gizi.
▪ Mendeteksi praktik-praktik yang dapat meningkatkan risiko
malnutrisi dan infeksi. Contohnya pemberian obat tertentu
sebagai upaya tindakan medis dapat menyebabkan pasien
kehilangan nafsu makan.
▪ Mendekteksi kemungkinan masalah gizi klien yang membutuhkan
edukasi dan konseling.
▪ 3
Menentukan rencana asuhan gizi yang tepat.
ANTROPOMETRI

Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.


Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain pengukuran Tinggi Badan (TB); Berat Badan
(BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat
digunakan Panjang badan, Tinggi Lutut (TL), rentang
lengan atau separuh rentang lengan.
Pengukuran lain seperti Lingkar Lengan Atas (LiLA), tebal
lipatan kulit (skinfold), lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggang dan lingkar pinggul dapat dilakukan
sesuai kebutuhan. 4
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan
evaluasi status gizi pada bayi, anak dan remaja adalah
Pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat digambarkan
melalui pengukuran antropometri seperti berat badan,
panjang atau tinggi badan, lingkar kepala dan beberapa
pengukuran lainnya. Hasil pengukuran ini kemudian
dibandingkan dengan standar.
Pengukuran BB sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
diantaranya kondisi kegemukan dan edema. Kegemukan
dapat dideteksi dengan perhitungan IMT. Namun, pada
pengukuran ini terkadang terjadi kesalahan yang
disebabkan oleh adanya edema.
5
BIOKIMIA

Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,


pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status
metabolik dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.
Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium terkait
masalah gizi harus selaras dengan data assesmen gizi
lainnya seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk
penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan
sebagainya. Disamping itu proses penyakit, tindakan,
pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat
6
mempengaruhi perubahan kimiawi darah dan urin,
PEMERIKSAAN KLINIS

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi


adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan
gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah
gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan
kombinasi dari, tanda-tanda vital dan antropometri
yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien
serta wawancara. Contoh beberapa data
pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema,
asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang hilang,
7
lemak tubuh yang menumpuk, dll.
DIETARY HISTORY

Dietary History adalah data meliputi


asupan makanan termasuk komposisi,
pola makan, diet saat ini dan data lain
yang terkait. Selain itu diperlukan data
kepedulian pasien terhadap gizi dan
kesehatan, aktivitas fisik dan olahraga dan
ketersediaan makanan di lingkungan
klien. 8
LANGKAH-LANGKAH ASSESMEN GIZI

▪ Review Data (mengumpulkan dan


memilih data/informasi)
▪ Cluster Data (Pengelompokkan data
berdasarkan kategori asesmen gizi)
▪ Identifikasi

9
REFERENSI

▪ Azrimaidaliza, Eva Yuniritha, Rozaliny Asri.


2019. Buku Ajar Dasar Dietetik. Padang : LPPM –
Universitas Andalas
▪ Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit. Jakarta. Kemenkes RI. 2013
▪ Rochani, Nur’aini Susilo; dkk.. 2017. Dietetika
Penyakit Infeksi. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
10

Anda mungkin juga menyukai