Anda di halaman 1dari 38

LIQUOR CEREBRO SPINAL

(CAIRAN OTAK/ CSF)

Nining Sri Wuryaningsih


Fakultas Kedokteran UKDW
Jogyakarta
LIQUOR CEREBRO SPINAL
(CAIRAN OTAK/ CSF)

• Disebut juga: CSF Cerebrospinal Fluid


• Cairan yang membasahi otak dan
spinal cord
Cairan Otak
• Fisiologi: dibentuk oleh plexus
choroideus secara ultrafiltrasi,juga
transport aktif.
• Komposisi tertentu dan konstant.
• Volume: 90-150ml, atrofi epitel dan
hypertrofi jaringan ikat produksi
menurun.Hypertrofi plexus dan papiloma
produksi meningkat
• Kelainan blood brain barier
perubahan komposisi
Cerebrospinal fluid (CSF) (1)
Is produced primarily
(± 70 %) by selective
secretion, not as an
ultrafiltrate through
choroid plexuses
Na, Cl, Mg > plasma
Ca & K < plasma

• The brain and spinal


cord are surrounded by
3 membranes 
termed meninges:
duramater is next to
bone); arachnoidea
and pia mater

• CSF flows in the space


between the
arachnoidea mater and
pia mater
Production of
Cerebrospinal Plexus choroideus active secretion Ventricle
fluid (CSF) Plasma ultrafiltration Subarachnoids
ependymal cells
(differential pressure cant interfere)

Foramen lushka
Magendi

Brain

Interference differential (Reabsorption villi Debris WBC / RBC


pressure arachnoidalis)
Cairan Otak
• Fungsi: alat pelindung “shock absorber”,
pengatur volume intracranial dan media nutrisi dan
sal. Ekskretorik untuk metabolisme jar syaraf
• Total volume pada orang dewasa:90-150 ml,
neonatus 10-60ml
• + 20 ml cairan/ jam diproduksi oleh plexus
choroideus dan direabsorbsi oleh villi arachnoid
• Mengandung K,Ca,Mg,H,Cl-plasma (transport aktif
/diffusi
• Mengandung glukose,protein,urea,creatinin
,kadarmya lebih kecil dp kadar dalam darah
Punksi Cairan otak
Lokasi punksi Cairan otak:
• L3-4 pada orang dewasa
• L4-5 pada anak-anak
• Cysterna
• Ventricula aseptik !
LUMBAR PUNCTION

CSF is withdrawn through a needle in a procedure called a


lumbar puncture.
INDICASI ANALISA
CAIRAN OTAK
• Diagnostik:
1. Infeksi; meningitis,encephalitis,abces
otak,syphilis
2. Perdarahan;subarachnoid,intracerebral
3. Proses degenerasi; multiple sklerosis,
alzheimer
4. Gullain Bare syndrome:acute febrile
poliomyelitis
5. Dx forensik;heroin, overdosis, bunuh diri
INDICASI ANALISA
CAIRAN OTAK
• Theraphi:
Chemotheraphi pd leukemia
Radiografi kontras media baik Dx
maupun theraphy amphotericin
(meningitis karena jamur)
KONTRA INDIKASI
PENGAMBILAN CAIRAN OTAK
1. Tanda2 radang pada tempat punksi
2. Tumor otak daerah cerebellum/ventrikel ,
papiledem
3. Sepsis,infeksi systemik,septikemi
4. Perdarahan intra cranial yang baru terjadi
5. Penyakit jantung berat
6. Saat convulsi
Komplikasi Lumbal Punksi
• Infeksi lokal/sistemik
• Tentorium/hernia dr foramen magnum
• Paralysis,kematian
• Sub ndural/ektradural bleeding
• Cefalgi/headache post puncture
Analisa laboratorium cairan otak

Rutin
Makroskopis
Mikroscopis: *Total jumlah sel
*Differensiasi jumlah sel( dengan
pengecatan)& cytologi
Glucose ( LCS / plasma ratio )
Protein

Pada keadaan tertentu


Kulture (bakteria, fungi, M. tuberculosis, virus)
Pengecatan Gram, BTA
Antigen jamur dan bakteri
VDRL test untuk syphillis
Cairan otak normal

Jernih,tidak berwarna,viskositas sama


dengan air
Tidak terjadi bekuan
Jumlah Lekosit
dewasa: 0 – 5 cells / uL
neonatus: 0 – 30 cells / uL
Protein: 15 – 45 mg / dL (< 1 % plasma)
Glucose: 50 – 80 mg / dL (< 60% plasma)
MAKROSKOPIS
Perubahan Warna
xanthochromia :

Perdrhan, subarachnoid / intracerebral


Hyperbilirubinemia
Hypercarotenemia
Meningeal melanoma
Normal pada neonatus
Peningkatan kadar protein : 150 mg/dL
Kekeruhan cairan otak

• Lekosit> 200/ml
• Eritrosit>400/ml
• Mikroorganisme( bakteri,jamur,amuba)
• Peningkatan kadar protein/lipoprotein
• Kontras
Cairan otak yg keruh: meningitis purulenta
Jernih + pleiositosis : meningitis TBC,
syphilis, encephalitis, poliomyelitis
MAKROSKOPIS
SEDIMEN :
N (-)
 Gradasi kekeruhan
Bekuan
N (-)
 Prot meningkat (> 1000 mg/dL)
Bekuan karena darah
Bekuan halus (M. TBC)
Bekuan kasar (M. purulenta)
Bekuan kasar/ En Masse (syndrome froin) : protein,
xantochrom, pleositosis
Poliomyelitis & Encephalitis : (-)
Tekanan Cairan Otak
• Fisik;tekanan normal: 100-200mm H2O ( berbaring)
atau 200-300 mm H2O ( berdiri)
• Tekanan : radang meningeal,tumor/absces /edema
otak, cerebrospinal canal block, perdarahan
intracranial, hydrocephalus,cerebral sifilis,epilepsi,
kronik alkoholisme, penebalan duramater.

• Tekanan : keadaan shock, dehidrasi,cerebrospinal


canal block
MIKROSKOPIS

Jumlah sel
 < 1 jam
 lekosit : 0-5/uL (dewasa)
neonatus : 0-30/uL

 Pleocytosis ± : polio (cytocentrifuge)


 Pleocytosis > 500/mL : meningitis purulenta

Pleocytosis keadaan dimana jumlah sel N yang meningkat


, kadang juga yg abnormal, dengan/tanpa dijumpai lekosit
yang immatur, eosinophil, plasma sel, makrophag,
peningkatan sel jaringan dan malignant cel
Hitung Jumlah lekosit

Pengecatan: Wright / Giemsa


PMN, Mononuklear
Dewasa 62 ± 34% limphosIt
36 ± 20% monosit & mesothelial cells
Neonatus 20 ± 18% limphosit
72 ± 22% monosit/mesothelial cells
CSF : NORMAL
LYMPHOCYTES &
CSF : NORMAL MONOCYTES
LYMPHOCYTES

Microscopic:
Cell CSF : NEUTROPHYLS,

Morphology NORMAL VACUOLATED


DUE TO
CENTRIFUGATION
MENINGITIS PURULENTA
• Radang selaput otak; exudasi pus
• Penyeb: pneumokokus.meningokokus,
H Influenzae,streptokokus, E Coli, S
Typhosa hematogen
• Percontinuitatum akibat absces otak,
otitis media, mastoiditis
Laboratorium
• Cairan otak; opalescent/ kekuningan purulent
membentuk bekuan kasar
• Kimia : Protein meningkat
Glukosa menurun
• Lekosit;lekositosis- netrofilia sangat tinggi pada
ruptura abces
• Bakteriologi ; -Cat gram dan cultur
-Meningitis bakteria 40-60% pos.
-Culture nasopharing H Influensa/
Neseria meningitidis.
• Darah : -Shift to the left,
-Anemia megaloblastik,
-CRP meningkat
-kultur darah positif
MENINGITIS TUBERCULOSA

• Akibat komplikasi tbc primer.


• Insidence pada bayi dan anak2.
Tuberkel
Tbc paru - permukaan otak pecah ke

(primer) - sumsum tulang arachnoid


- vertebra

Percontinuitatum/jarang mastoiditis
/spondilitis
LABORATORIUM MENINGITIS TBC
Cairan otak:
1. Physik;opalescent, kekuningan, jendalan halus
2. Kimia: protein meningkat
Glukosa normal/turun
3. Lekosit ; 25 -500 /ul
limfositosis.
4. BTA/Acid fast Positip
MENINGITIS ASEPTIC(VIRUS)
• Syndroma : Rangsangan meningeal
Pleiositosis
Self Limited
• Causa : Entero virus ( Polio/Coxsakie)
Echo virus
Mump; Herpes; Varicella
• Insidens : anak-anak.
• Patogenisis:
Entero V Limphe Hematogen
( GI tract) Regional Viremia
Laboratorium
• Cairan otak Xanthocrom
Protein meningkat
Glukosa meningkat
• Lekosit Netrofilia limfositosis
• Darah : Serologi khusus
Gullian Bare Syndrom
• Syndrom “Acute Inflamatory
Demyelinating polyneuropathy”
• Khas ditandai: kelemahan otot dan
areflexia
• Causa: faktor imunologis
• Sering disebut tejadinya post:
– Vacinasi
– Epidural anestesi
Patofisiologi  dan Diagnosis

• GBS merupakan suatu kelompok


heterogen dari proses yang
diperantarai oleh imunitas, suatu
kelainan yang jarang terjadi; dimana
sistem imunitas tubuh menyerang
sarafnya sendiri.
Gullian Bare Syndrom
• Sering terjadi bersama:
– Hodgkins disease
– SLE
– Sarcoidosis
– Infeksi:
campilobacter,EBV,CMV,Mycospors, HIV
• Kelainan ini ditandai oleh adanya
disfungsi motorik, sensorik, dan
otonom.
• Dari bentuk klasiknya, GBS
merupakan suatu polineuropathi
demielinasi dengan karakteristik
kelemahan otot asendens yang simetris
dan progresif, paralisis, dan
hiporefleksi, dengan atau tanpa gejala
sensorik ataupun otonom.
Penyebab
• Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui,
namun umumnya dicetuskan oleh infeksi saluran
pernafasan atau pencernaan.
• Semua kelompok usia dapat terkena penyakit ini,
namun paling sering terjadi pada dewasa muda
dan usia lanjut.
• Pada tipe yang paling berat, sindroma Guillain-
Barre menjadi suatu kondisi kedaruratan medis
yang membutuhkan perawatan segera.
• Sekitar 30% penderita membutuhkan
penggunaan alat bantu nafas sementara
Pemeriksaan cairan otak
Pemeriksaanuntuk memeriksa sample
cairan otak (cairan sekeliling otak &
tulang belakang/ spinal cord)
Cairan otak : jernih, encer seperti air 
mencegah CNS dari luka/ “ shock
absorber”pengatur volume intra cranial ,
sebagai pelumas CNS
CSF: supply makanan untuk jaringan syaraf t
CSF: ekskretorik metabolisme jar syaraf
CSF mengandung berbagai material
(glucose, protein, WBC,ureum, creatinin)
Patagonesis dan Patofosiologi

• Tidak ada yang mengetahui dengan pasti


sebagai penyakit autoimun.
• Terbentuk anti bodi denagn bantuqn
lekosit akan merusak myelin
• Antibodi dengan bantuan lekosit
reaksi radang pada syaraf
keluar sekret kimia yang mempengaruhi
sel Schwan yang seharusnya membentuk
materi lemak penghasil myelin
Laboratorium
• Pemeriksaan cairan otak
• Jumlah lekosit kurang dari 10 mononuklear/mm
• Yang paling khas adalah adanya disosiasi sitoalbuminik,
yakni meningkatnya jumlah protein (100-1000 mg/dL)
tanpa disertai adanya pleositosis (peningkatan hitung sel).
• Pada kebanyakan kasus, di hari pertama jumlah total
protein CSS normal; beberapa hari, jumlah protein
mulai naik, bahkan lebih kanjut di saat gejala klinis mulai
stabil, jumlah protein CSS tetap naik dan menjadi sangat
tinggi. Puncaknya pada 4-6 minggu setelah onset.
• Derajat penyakit tidak berhubungan dengan naiknya
protein dalam CSS.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai