Anda di halaman 1dari 20

KONSEP ISLAM SEBAGAI

AGAMA

Oleh :

Syamsul Puad
Disampaikan dalam kuliah
Agama Islam
AKIPBA
PENDAHULUAN
Pendidikan modern telah menyerbu dari berbagai arah
dan pengaruhnya telah sedemikian merasuki jiwa
generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa dan
akal budi mereka,” maka mereka tidak akan selamat
dari pengaruh negative pendidikan modern. Mungkin
mereka meresakan ada yang kurang dalam
spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari
sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera
diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka
tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari
ajaran spiritualitas Islam.
Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar
dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya
tajam, akal piker dan nuraninya berpadu dalam
berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama
manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih
dahulu berperan kejujuran jiwanya atau kebenaran
akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter
Islam, yaitu agama yang membangun kemurnian
akidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk
pola piker teologis yang menyerupai bidang-bidang
ilmu eksakta, karena dalam segi akidah, Islam hanya
menerima hal-hal yang menurut ukuran akal sehat
dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan
lurus.
Pendidikan modern telah menyerbu dari berbagai arah
dan pengaruhnya telah sedemikian merasuki jiwa
generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa dan
akal budi mereka,” maka mereka tidak akan selamat
dari pengaruh negative pendidikan modern. Mungkin
mereka meresakan ada yang kurang dalam
spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari
sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera
diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka
tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari
ajaran spiritualitas Islam.
Sejarah Pemikiran Manusia tentang
Tuhan
Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep ketuhanan menurut pemikiran
manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun
batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenal teori Evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang
amat sederhana, lama-kelamaan meningkat menjadi
sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh
Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor,
Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Proses
perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
Evolusionisme adalah sebagai berikut :
1. Dinamisme Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya
kekuatan yang maha dasat yang berpengaruh dalam kehidupan.
Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam benda-benda.
Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-
beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), syakti (India), dan
kami dalam bahasa Jepang.
2. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh
gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.
(Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negative
dari roh-roh tersebut, manusia harus berusaha memenuhi atau
menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis
dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh)
3. Politeisme yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa
4. Henoteisme yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak
puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak
sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa saja
5. Monoteisme yaitu Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan.
Pemikiran Umat Islam
Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang
wajib disembah dan dipertuhankan adalah
Allah SWT, tiada lain selain Dia.
Permasalahan muncul diseputar cara manusia
mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan
sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam
perkembangan selanjutnya melahirkan kajian
keagamaan tersendiri, seperti yang kita kenal
adanya Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.
III. Sanggahan Terhadap Teori
Evolusionisme
Bagi Adrew Lang Konsepsi EB. Taylor
tentang Evolusionisme sulit untuk
dipertahankan, sebab kepercayaan
Monotheisme pada dasarnya sudah
terbangun sejak zaman masyarakat
primitif.
Dengan munculnya pandangan Adrew lang
ini, para sarjana Barat mulai
meyakini bahwa kepercayaan terhadap
Tuhan bukan datang secara
Evolusionisme melainkan dengan jalan
agama melalui wahyu.
PANDANGAN ALIRAN TEOLOGI : FUNGSI AKAL DAN
WAHYU

Menurut Mu’tazilah dengan Akal, manusia dapat


mengetahui akan adanya Tuhan sekalipun tanpa
bantuan Wahyu. Adapun fungsi wahyu adalah
sebagai konfirmasi dan informasi atas apa yang
telah diketahui oleh akal.
Menurut Asy’ariah betul manusia dengan akalnya
dapat mengetahui adanya Tuhan, namun untuk
mengetahui tata cara menyembahnya (beribadah)
diperlukan Wahyu.
V. ANALISA PERBANDINGAN

Aliran Fungsi Akal Fungsi Wahyu

Mu’tazilah 1. Mengetahui Hanya sebagai alat untuk


adanya Tuhan konfirmasi dan informasi
2. Kewajiban atas apa yang di dapat
Mengetahui melaui akal
Tuhan
3. Mengetahui
Baik dan buruk
4. Kewajiban
mengerjakan
yang baik dan
meninggalkan
yang buruk
Aliran Fungsi Akal Fungsi Wahyu
Asy’ariah Untuk mengetahui 1. Kewajiban
adanya Tuhan (MT) mengetahui
adanya Tuhan
(KMT)
2. Mengetahui baik
Dan buruk (MBB)
3. Kewajiban
mengerjakan yang
baik dan
meninggalkan yang
buruk (KMBB)

Maturidiah
A. Samarkand 1. MT KMBB
2. KMT
3. MBB

B. Bukhara MT KMT
MBB KMBB
VI. MATRIK EVOLUSIONISME

DINAMISME

ANIMISME

POLITHEISME

HENOTHEISME

MONOTHEISME
TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA

Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif


Agama-agama menuju satu titik temu bahwa Tuhan
merupakan satu DZAT yang menjadi tujuan akhir setiap
umat manusia yang sangat berperan vital atau penting
dalam kehidupan manusia.
Karakteristik yang mendasar yang membedakan antara
konsepsi Agama Islam dengan Agama Lainnya adalah
terletak dalam lapangan eksoterisnya (Syariat) yang
berisikan tentang tatacara beribadah
lanjutan
Dalam konsepsi Islam Tuhan adalah Esa atau
satu sebagaimana dalam al-Qur’an S.al-
Ikhlas:1-4
Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan
dalam konsepsi Trinitas
Dalam Agama Budha Tuhan dikonsepsikan
dalam Sang Budha Gauthama
Keberadaan Alam Membuktikan Adanya
Tuhan

Bukti yang paling jelas adanya Allah adalah


ciptaan-Nya, serta hal itu merupakan
pengetahuan yang paling mantap. Bukti ini
mendorong kita untuk beriman bahwa tidak
diragukan lagi alam ini mempunyai Tuhan.
Kita tidak mampu memahami diri kita dan
memberikan penafsiran tentang kenyataan
alam tanpa adanya iman kepada Allah.
Adanya alam serta organisasinya yang
menakjubkan dan rahasia-rahasianya yang
pelik, tidak boleh tidak semuanya
memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu
kekuatan yang telah menciptakannya, Setiap
manusia normal percaya bahwa dirinya
“ada” dan percaya pula bahwa “ada”.
Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan
inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah
dan kehidupan. Jika kita percaya tentang
eksistensi alam, secara logika kita harus
percaya tentang adanya pencipta alam.
Pernyataan yang mengatakan : “Percaya adanya
makhluk, tetapi menolak adanya Khaliq, “adalah
suatu pernyataan yang tidak benar. Kita belum
pernah mengetahui adanya sesuatu yang
berasal dari tidak ada tanpa diciptakan.
 
Kesimpulan
1.Tuhan bisa berasal dari kata tuan, bisa juga dari
kata “Tu” dan “Hyang” . Dalam bahasa arab berarti
“ilahi” yang berasal  dari kata “aliha”.
2.Sejarah pemikiran manusia pada akhirnya
berkonsep monotheisme, yaitu satu tuhan, dan
monotheisme yang murni hanyalah Islam.
3.Konsep ketuhanan dalam Islam adalah
Monotheisme murni, Seperti yang ada dalam, surat
Al-ikhlas 1-4.
4.Keberadaan Tuhan dapat di buktikan,baik secara
filsafat maupun pembuktian ilmiah.
5.Tuhan dalam agama lain cenderung polytheisme.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai