Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN BERLABORATORIUM VETERINER YANG

BAIK
( GOOD VETERINARY LABORATORY PRACTICES)
 Peraturan Menteri Pertanian :
No. 44/Permentan/OT.140/5/2007, sebagai bahan acuan
dalam pembinaan dan bimbingan thdp laboratorium
veteriner yang melakukan pemeriksaan, penyidikan

 Tujuan :
Memperoleh hasil pemeriksaan, penyidikan dan
pengujian yang tepat, cepat dan akurat serta efektif
dan efisien dan meningkatkan kualitas data hasil uji.
OUTLINE

I. DASAR HUKUM DAN TUGAS LAB


KESWAN
II. KEGIATAN PENGUJIAN LABORATORIUM
III. PENERAPAN METODE PENGUJIAN
CEMARAN MIKROBA

3
DASAR HUKUM

 Undang-Undang Nomor 41/2014


tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 18/2009 tentang Peternakan
dan Kesehatan Hewan.
Bab VI Pasal 58 Ayat (1)
Dalam rangka menjamin produk
hewan yang aman, sehat, utuh, dan
halal Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sesuai kewenangannya
berkewajiban melaksanakan
pengawasan, pemeriksaan, pengujian,
standardisasi, sertifikasi, dan
registrasi produk hewan.
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk
Hewan - 2016
DASAR HUKUM...lainnya

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 tahun 2012 tentang


Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan

 PERATURAN MENTERI PERTANIAN


NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2008 Tentang
Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan

 PERATURAN MENTERI PERTANIAN


NOMOR 15/Permentan/OT.140/2/2008 Tentang
Pedoman Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Pada
Produk Hewan

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -


2016
Akurat dan
Terjamin

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk


Hewan - 2015
 penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan
kerjasama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
 pelaksanaan penyiapan sampel pengujian keamanan dan mutu
produk hewan;
 pelaksanaan pemeriksanaan dan pengujian keamanan dan mutu
produk hewan;
 penyiapan perumusan hasil pengujian keamanan dan mutu produk
hewan;
 pengembangan teknik dan metoda pemeriksaaan dan pengujian
keamanan dan mutu produk hewan;
 pelaksanaan pemantauan dan surveilans keamanan dan mutu
produk hewan;
 pelaksanaan pengambilan sampel, pemeriksaan, pengujian dan
pemberian saran untuk mendukung sertifikasi unit usaha produk
hewan;
 pelaksanaan sertifikasi hasil uji dan sertifikasi keamanan dan mutu
produk hewan;
 pelaksanaan kajian risiko produk hewan berdasarkan hasil uji;
 pelaksanaan pengkajian batas maksimum residu dan cemaran
mikroba;
 pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan pengujian
keamanan dan mutu produk hewan;
 pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi informasi
laboratorium veteriner yang membidangi kesehatan masyarakat
veteriner;
MISI
1. Meningkatkan pelayanan pemeriksaan, pengujian keamanan dan
mutu produk hewan dengan menerapkan persyaratan laboratorium
yang diakreditasi;
2. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas laboratorium dalam rangka
menjamin keabsahan/validitas hasil pengujian dan mewujudkan
produk hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal;
3. Melaksanakan sertifikasi keamanan dan mutu produk hewan;
4. Meningkatkan pemantauan, pengamatan, dan pengawasan dalam
rangka mewujudkan penjaminan produk hewan yang aman, sehat,
utuh, dan halal;
5. Meningkatkan pengembangan teknik dan metode pengujian
keamanan dan mutu produk hewan yang didukung dengan
peningkatan sarana dan prasarana;
6. Meningkatkjan jejaring kerja dengan pelanggan dan
stakeholders/lembaga terkait.
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan
Pemeriksaan dan Pengujian

Pengawasan Berbasis Pengujian

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -


2016
Akurat dan Terjamin

Siap memberi solusi

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -


2016
PENGUJIAN LABORATORIUM
PRODUK HEWAN

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -


2016
PENGUJIAN LABORATORIUM
PRODUK HEWAN

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -


2016
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan -
2016
Cemaran Mikroba

Residu Obat

Residu Pestisida
Keamanan
Residu Hormon

Residu Logam Berat

Bahan Kimia Berbahaya

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk


Hewan - 2016
Cemaran Mikroba

Residu Obat

Residu Pestisida
KESEHATAN
Residu Hormon

Residu Logam Berat

Bahan Kimia Berbahaya

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk


Hewan - 2016
KEUTUHAN
Uji Identifikasi Spesies
KEHALALAN

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk


Hewan - 2016
FASILITAS PERALATAN LABORATORIUM
No. NAMA ALAT JUMLAH

1. Real Time PCR including Ep Motion Robotic 1 unit


2. Atomic Absorbance Spectrophotometri (AAS) 1 unit
3. HPLC 2 unit
4. ELISA including Multi analyte Residue (Evidence 2 unit
Investigator)
5. UV Vis Spectrophotometer 2 unit
6. Bio Safety Cabinet 3 unit
7. Fume hood 6 unit
8. incubator 16 unit

9. Evaporator 2 unit
10. GC 1 unit
11. Microwave Digester 1 unit
12. Tanur Tinggi 1 unit
13. Protein Analyser (FOSS), Crude Fat Analyser dan Soxterm 3 unit

14. Freez Dry 1 unit


15. Colony Counter 1 unit
16. Stomacher 1 unit
17. Water Bath 2 unit
LABORATORIUM DI BPMSPH

1. Laboratorium Cemaran Mikroba I


Pengujian Vibrio cholera, Salmonella enteritidis,
E. coli O157, Clostridium perfringens,
Cronobacter sakasakii Campylobacter, Brucella abortus,
Listeria monocytogenes.

2. Laboratorium Cemaran Mikroba II


Pengujian S.aureus, Aerob Thermofilik,
Total Plate Count (TPC), Kapang/Khamir, E.coli,
Coliform, Enterococcus, B. cereus.

 3. Laboratorium Residu Obat (Screening Bioassay)


Pengujian Residu Golongan Penilisilin, Tetrasiklin,
Aminogliskosida, Makrolida, Golongan Sulfa,
Nitrofurans, Chloramphenicol, Quinolons.
4. Laboratorium Kimia I :
Pengujian Hormon TBA (HPLC, ELISA), Hormon Zeranol,
β agonist (ELISA), Hormon MGA, Hormon Zeranol (HPLC),
Clenbuterol (ELISA), Konfirmasi Antibiotik/Antimikrobial (HPLC),
Laktosa, Kadar Abu, Protein, Fisik, Organoleptik, Kadar Air,
Lemak, Insolubility, Keasaman, Residu Pestisida (GC),
Residu Pestisida Organoklorin, Residu Organofosfat, Ractopamin.

5. Laboratorium Kimia II
Pengujian Nitrit, Identifikasi Spesies (ELISA, PCR), Melamin (ELISA),
Bioteknologi (PCR), Logam Berat, Aflatoksin (ELISA), Boraks,
Formalin, Klorin,
Pewarna Kualitatif, Pewarna Sudan (HPLC)
Pelaksanaan SMM

 SNI ISO/IEC 17025 : 2008 untuk standar Lab


Pengujian
 No akreditasi : LP-315 -IDN (Tahun 2005)
 Re – akreditasi , berlaku Tahun 2014 s.d. 2018
 ISO 9001 : 2008 untuk Sistem Manajemen Mutu
 No. Sertifikasi : 16.100 1208 (Tahun 2011)
 Proses penyesuaian ke ISO 9001 : 2015
 ISO 17043 : 2010  Sedang proses Uji Profisiensi
yang kedua, diharapkan selesai asesmen bulan
Oktober 2016
 LS Pro (ISO/IEC 17065 : 2012)  dalam proses
penyusunan dokumen
PENERAPAN METODE PENGUJIAN
MIKROBIOLOGI
(E.coli, Coliform, Perhitungan TPC,
Salmonella sp dan staphylococus aureus)

DI UPT. Laboratorium Keswan Prov. Bali


METODE PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
(CEMARAN MIKROBA)

 Kuantitatif :
• TPC
• MPN E. Coli & Coliform
• Staphylococus aureus

 Kualitatif :
• Salmonella sp.
Sampel yang diuji cemaran mikroba :

 Daging segar atau beku (ruminansia/sapi,


ayam, dan babi)
 Daging olahan (sosis , nugget, daging
burger, dendeng dan lainnya)
 Susu dan produk olahannya
 Telur , dll.

UPT. Lab Keswan


2018
Pengujian
Total Plate Count
Tujuan:
Menghitung total bakteri mesofil
aerob dengan menggunakan
metode pour plate (agar tuang)
dan diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 35 ± 1°C (selain
produk susu) atau 32 ± 1°C
(produk susu)
Total PLATE COUNT (TPC)

Acuan
SNI 2897:2008
Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur
dan susu serta hasil olahannya.

SNI 7388 : 2009 :


Batas maksimum cemaran mikroba
Proses Pengujian TPC
1 ml 1 ml
25 g atau ( 225 mL BPW)
25 mL sampel dst
(BPW 9 mL) (BPW 9 mL)
10-1
10-2 10-3

@ 1 mL @ 1 mL @ 1 mL

PCA 20 mL PCA 20 mL PCA 20 mL

DUPLO PCA 20 mL PCA 20 mL PCA 20 mL

Petri di goyang membentuk angka 8

Cawan petri didiamkan hingga media membeku

Inkubasi 35 + 1°C, 24-48 jam atau


sampel produk susu (32 + 1°C, 24-48 jam) ( posisi terbalik )

Hitung jumlah koloni dengan Colony counter


(SNI 2897 : 2008)
Petunjuk Penghitungan TPC

TPC per ml Keterangan


10-
No 10-2 3
10-4 atau gram

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 === 175 16 190.000 Bila hanya satu pengenceran yang berada
=== 208 17 dalam batas yang sesuai, hitung jumlah
rerata dari pengenceran tersebut.
2 === 224 25 250.000 Bila ada dua pengenceran yang berada
=== 225 30 dalam batas yang sesuai, hitung jumlah
masing-masing dari pengenceran sebelum
merata-ratakan jumlah yang sebenarnya.
3 18 2 0 1.600* Jumlah koloni lebih dari 25 koloni pada
14 0 0 pengenceran terendah, hitung jumlahnya
dan kalikan dengan faktor
pengencerannya dan beri tanda * (diluar
jumlah koloni 25-250).
Petunjuk Penghitungan TPC.......

TPC per
No 10-2 10-3 10-4 ml atau Keterangan
gram
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 === === 523 5.100.000 Jumlah koloni lebih dari 250 koloni,
=== === 487 hitung koloni yang dapat dihitung atau
yang mewakili beri tanda * (diluar jumlah
koloni 25-250).
5 === 245 35 290.000 Bila ada dua pengenceran diantara jumlah
=== 230 spreade koloni 25-250, tetapi ada spreader,
r hitung jumlahnya dan kalikan dengan
faktor pengenceran, namun untuk
spreader tidak dihitung.
6 0 0 0 100* Bila cawan tanpa koloni, jumlah TPC
0 0 0 adalah kurang dari 1 kali pengenceran
terendah yang digunakan, dan beri tanda
*.
Petunjuk Penghitungan TPC......
TPC per
No 10-2 10-3 10-4 ml atau Keterangan
gram
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7 === 245 23 260.000 Jumlah koloni 25-250, dan yang lain lebih
=== 278 20 dari 250 koloni, hitung kedua cawan petri
termasuk yang lebih dari 250 koloni, dan
rerata jumlahnya.
8 === 225 21 270.000 Bila salah satu cawan dengan jumlah 25
=== 255 40 koloni sampai dengan 250 koloni dari tiap
pengenceran, hitung jumlah dari tiap
pengenceran termasuk yang kurang dari
25 koloni, lalu rerata jumlah yang
sebenarnya.
9 === 220 18 Bila hanya satu cawan yang menyimpang
=== 240 48 2.600.000 dari tiap pengenceran, hitung jumlah
=== 260 30 dari tiap pengenceran termasuk yang
=== 230 28 270.000 kurang dari 25 koloni atau lebih dari 250
Penghitungan Jumlah Koloni
TPC
Hitung jumlah koloni pada setiap seri
pengenceran kecuali pada cawan petri yang berisi
“koloni menyebar” (spreader colonies). Pilih
cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai
dengan 250.
Pelaporan Hasil TPC.......

 Bulatkan angka menjadi 2 angka yang sesuai


bila angka ketiga 6 atau di atasnya, maka angka
ketiga menjadi 0 (nol) dan angka kedua naik 1
angka, misalnya 456 menjadi 460 (4,6 x 10-2)

 Bila angka ketiga 4 atau dibawahnya, maka


angka ketiga menjadi 0 (nol) dan angka kedua
tetap, misalnya 454 menjadi 450 (4,5 x 10-2)
Pelaporan Hasil TPC.......

 Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat


dibulatkan menjadi 0 (nol) dan angka kedua
adalah angka genap, misalnya 445 menjadi 440
( 4,4 x 10-2)
 Bilaangka ketiganya 5, maka angka tersebut
dapat dibulatkan menjadi 0 (nol) dan angka
keduanya naik 1 angka, misalnya 455 menjadi
460 (4,6 x 10-2)
Pegujian Total Coliform
(MPN Seri 3 Tabung)

Tujuan:
Menghitung total bakteri Coliform
pada medium yang cocok dalam
suatu contoh dengan menggunakan
metode MPN seri 3 tabung
Proses Pengujian Total Coliform
(MPN Seri 3 Tabung)
@
10-1 @ 1 mL
25 g atau
25 mL sampel @ LSTB 10 mL
1 (berisi tabung Durham)
(225 mL BPW) m
10-2
L
1 mL sampel @ 1 ml
@ LSTB 10 mL
( BPW 9 ml) (berisi tabung Durham)

10-3 @
1 mL sampel @ 1 ml
1 @ LSTB 10 mL
(BPW 9 mL) (berisi tabung Durham)
m
L

Inkubasi 35 °C,48 jam

Catat jumlah tabung yang membentuk gas


Proses Pengujian Total Coliform
(MPN Seri 3 Tabung) ( lanjutan )

Uji Penegasan :
Tabung LST yang
membentuk gas
1 ose
(10 mL BGLBB) Inkubasi 35°C, 48 jam

Catat jumlah tab. BGLBB


yang membentuk gas

Hitung jumlah bakteri


berdasarkan tabel MPN
seri 3 tabung
Interpretasi Hasil Total
Coliform (MPN Seri 3 Tabung)

Mencocokkan kombinasi jumlah tabung yang


memperlihatkan hasil positif pada media BGLBB
berdasarkan Tabel Nilai MPN

MPN = Nilai MPN tabel x Fp tengah


100
(MPN/ml atau MPN/g)
Pengujian E. Coli
(MPN Seri 3 Tabung)

Tujuan:
Menghitung jumlah bakteri E.coli dalam suatu contoh
dengan menggunakan tabel MPN 3 tabung.

Tahap uji : -Uji Pendugaan (LST Broth)


-Uji Peneguhan (EC Broth)
-Isolasi (LEMB)
-Uji Identifikasi (IMVIC→Indol, MR-VP, Sitrat)
Proses Pengujian E. coli
(MPN Seri 3 Tabung)
@
10-1
25 g atau @ 1 mL
25 mL sampel @ LSTB 10 mL
1 (berisi tabung Durham)
(225 mL BPW) m
10-2
L
1 mL sampel @ 1 ml
@ LSTB 10 mL
( BPW 9 ml) (berisi tabung Durham)

10-3 @
1 mL sampel @ 1 ml
@ LSTB 10 mL
1 (berisi tabung Durham)
(BPW 9 mL)
m
L

Inkubasi 35 °C,48 jam

Catat jumlah tabung yang membentuk gas


Identifikasi E. coli - MPN 3 tabung (lanjutan)
1 ose
(10 mL E.C broth
bertabung Durham) Inkubasi 45,5 °C, 48 jam

Tabung Catat jumlah tabung yang


LSTB membentuk Gas
(terbentuk
gas di tabung
Durham)
(+) : koloni berwarna kilap logam Streak dari setiap tabung EC
(-) : tdk tbtk koloni kilap logam Inkubasi 35 °C, 18-24 jam L. EMB
Broth yang bergas pada
Bandingkan dgn kontrol (+) L.EMB
Ambil koloni yang
sesuai dengan
kontrol (+)

PCA miring

Cocokkan ant.tab. EC Broth yang UJI IMVIC Inkubasi 35 °C, 18-24 jam
membentuk gas dengan IMVIC yang sesuai (*)
dengan kontrol (+)

Hasil = Hitung juml. bakteri berdasarkan Pewarnaan Gram


Tabel MPN seri 3 Tabung
(E.Coli = bakteri gram negatif berbentuk batang)
Reaksi media IMVIC ( * )
Uji Indole Reagent
(+) tbtk warna merah tua pd permukaan
(-) tbk warna jingga pd permukaan

Uji Merah metil /Methyl red


(+) tbtk warna merah
(-) tbtk warna kuning

Uji Voges Proskauer


(+) tbtk warna merah muda hingga tua
(-) tidak terjadi perubahan warna

Uji Sitrat
(+) Pertumbuhan warna biru
UJI IMVIC pada E. Coli
Indole Methyl Voges Citrat Type
Red Proskauer
+ + - - Typical E.coli
- + - - Atypical E. coli
+ + - + Typical Intermediate
- + - + Atypical Intermediate
- - + + Typical E. Aerogenes
+ - + + Atypical E. Aerogenes
Interpretasi Hasil E. Coli
(MPN Seri 3 tabung)

Banyaknya E. coli yang terdapat dalam sampel uji di


interpretasikan dengan mencocokkan kombinasi jumlah
tabung yang memperlihatkan hasil positif berdasarkan
tabel MPN, isolasi, identifikasi & uji biokimia

MPN= Nilai MPN dalam tabel x Fp tengah


100

(MPN/ml atau MPN/g)


Tabel Perhitungan MPN (seri 3 tabung)
Enumerasi E.Coli dan Coliform
Prinsip

Mendeteksi adanya aktifitas enzim β-glucuronidase yang


digunakan untuk membedakan antara bakteri E. coli dengan
bakteri Coliform lainnya.
Adanya uidA gene yang hanya terdapat pada bakteri E. coli,
akan melakukan encode pada enzim β-glucuronidase.
Sedangkan lacZ gene dapat ditemukan pada bakteri Coliform
lainnya, yang akan melakukan encode pada enzim β-
glucuronidase.
E. coli akan menghasilkan warna ungu karena dapat mengikat
semua chromogen, sedangkan Coliform akan menghasilkan
warna merah muda karena hanya mengikat chromogen
galactosida.
Proses Pengujian Enumerasi E.coli - Coliform
10-2 10-3
10-1 dst
25 g atau + 225 mL BPW
1 mL 1 mL
25 mL sampel sampel
sampel + BPW 9 mL
+ BPW 9 mL

Kuman Kuman 1 ml
E.coli Klebsiella
BPW @1 @1 @1
20 ml media mL mL mL
cromo genik 20 ml media 20 ml media 20 ml media
cromogenik cromogenik cromogenik

20 ml media 20 ml media 20 ml media


Kontrol Kontrol cromogenik
cromogenik cromogenik
positif Kontrol negatif
E.coli positif
Coliform
Petri digoyang membentuk angka 8

Cawan petri didiamkan hingga media membeku

Acuan Metode E.coli – Inkubasi 37 °C, 24 jam ( posisi terbalik )


Coliform (enumerasi) :
The Oxoid Manual 9 th
editional, 2006 Hitung jumlah koloni dengan
Colony counter
Perhitungan Jumlah Koloni
E.coli & Coliform

Koloni E.coli
Hitung koloni yang berwarna ungu dan biru tua
pada cawan petri di tiap pengenceran dengan
jumlah koloni 15 sampai dengan 300.
Koloni Coliform

Hitung koloni yang berwarna ungu, biru tua dan


merah pada cawan petri di tiap pengenceran
dengan jumlah koloni 15 sampai dengan 300.
Perhitungan Jumlah Koloni
E.coli & Coliform (Enumerasi)
• Rumus : ∑C
N=
v (n1 + 0,1 n2) x d
• Keterangan :
• ∑C : total koloni dari tiap cawan petri yang mempunyai
jumlah koloni 15 - 300 koloni.
• v : volume suspensi yang dipipet tiap cawan petri
• n1 : jumlah cawan petri pada pengenceran terendah
yang digunakan dan masuk ke range perhitungan koloni
• n2 : jumlah cawan petri pada pengenceran berikutnya yang
digunakan dan masuk ke range perhitungan koloni
• d : faktor pengencer dari pengenceran terendah n1
(Acuan : Practical Food Microbiology, 3th edition, 2003)
Campylobacter spp
• Prinsip
Metode isolasi Campylobacter mempunyai prinsip-prinsip baku yang
terdiri dari: pengayaan dalam media selektif cair, isolasi dan
seleksi untuk konfirmasi.

• Acuan
SNI ISO 10272 – 1 : 2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan –
Metode horizontal untuk deteksi dan enumerasi – Campylobacter
spp. – Bagian 1: Metode deteksi
Flow Proses Analisis Campylobacter spp :
25 g atau + 225 mL
25 mL sampel Bolton Broth (stomacher)
(Inkubasi 37 °C, 4 – 6 jam, dilanjutkan 41,5 °C, 44 ± 4 jam, mikroaerobik)

Kuman
Campylobacter
@ 1 ose

( media Preston Agar) (media MCCDA)


Membuat ( Inkubasi 41,5 °C, 44 ± 4 jam, mikroaerobik)
kontrol (+)
pada setiap
tahapan uji
Amati koloni & pilih beberapa koloni sesuai dengan kontrol (+)

Acuan Metode Campylobacter :


SNI ISO 10272-1:2012 (media Columbia Agar)

(Inkubasi 41,5 °C, 24 - 48 jam, mikroaerobik)

Sesuaikan dengan
-Uji Morfologi, Uji Motilitas, Uji Oksidase, Uji Katalase kontrol (+)
-Uji Pertumbuhan 25 °C (mikroaerobik), Uji Pertumbuhan 41,5 °C
(aerobik) Hasil : “Positif”
-Uji Sensitifitas Nalidixic acid dan Chepalothin (opsional)
atau “Negatif “

Anda mungkin juga menyukai