Anda di halaman 1dari 21

Nama Kelompok 3

1. I Gusti Ngr Agus Purnawan (08.15.122)


2. Bella Safira (08.15.123)
3. Ida Ayu Inten Permatasari (08.15.124)
4. Ni Luh Enny Prasetyawati (08.15.125)
5. Desak Ayu Trisna Jayanthi (08.15.126)
6. Gede Pindi Subakta (08.15.127)
PLACENTA PREVIA
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya
abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir. Menurut
Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta
yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ;
vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta
previa ialah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh
atau sebagian ostium internum.
2. EPIDEMIOLOGI
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari
seluruh kelahiran. Dari seluruh kasus pendaraha
anterpartum, plasenta previa merupakan penyebab yang
terbanyak. Oleh karenan itu, pada kejadian pendarahan
anterpartum, kemungkinan plasenta previa harus
dipikirkan lebih dahulu. Amerika Serikat statistik Plasenta
previa sering dilaporkan terjadi pada 0,5% dari seluruh
kehamilan US. Sebuah besar, penduduk yang berbasis di
AS, 1989-1997 penelitian menunjukkan kejadian 2,8 per
1.000 kelahiran hidup. Peningkatan risiko sebesar 1,5
sampai 5 kali lipat dengan sejarah kelahiran sesar.
Sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa tingkat
plasenta previa meningkat dengan meningkatnya jumlah
kelahiran sesar, dengan tarif sebesar 1% setelah 1 sesar,
2,8% setelah 3 kelahiran sesar, dan setinggi 3,7% setelah
5 sesar.
3. Anatomi dan Fisiologi
Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding
muscular tebal, terletak di dalam kavum pelvis minor (true
pelvis) antara vesia urinaria dan rectum. Ke arah kaudal,
kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk
seperti buah pir (pyformis) terbalik dengan aspek mengarah
ke kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan vagina
sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam
pelvis sehingga basisnya terletak tepat di garis median,
serinf terletak lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed)
bisa berubah tergantung pada isi vesika urinaria yang
terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso
cranial. Panjang uterus kurang lebih 7,5cm, lebarnya kurang
lebih 5 cm, tebalnya kuranng lebih 2,5 cm beratnya 30-40
gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus
uteri, korpus uteri, dan servik uteri.
4. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai
saat ini. Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah
rahim karena bekas luka operasi uterus, kehamilan molar, atau
tumor yang menyebabkan implantasi placenta jadi lebih rendah
merupakan sebuah teori tentang penyebab palcenta previa
yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan
permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin
juga menjadi salah satu penyebab terjadinya placenta previa.
5. TANDA dan Gejala
Tanda dan gejala dari plasenta previa secara umum menurut
Taufan Nugroho (2011), antara lain :
a. Pendarahan pervaginaan
b. Anemis
c. Fundus Uteri masih rendah
d. Bagian bawah janin belum turun
6. KLASIFIKASI
Menurut de Snoo :
a. Plasenta previa sentralis (totalis) : pembukaan 4-5 cm, teraba
plsenta menutupi seluruh ostea
b. Plasenta previa lateralis : sebagai jalan lahir ditutupi plasenta
c. Posterior : bila sebagaian menutupi ostea bagian belakang
d. Anterior : bila menutupi ostea bagian depan
e. Marginalis : bila sebagaian kecil atau hanya pinggirn ostea
hany ditutupi
7. KOMPLIKASI
f. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim
g. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat
menyebabkan histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
h. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta
i. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37
minggu)
j. Kecacatan pada bayi
8. PATOFISIOLOGI
Perdarahan anter partum akibat
plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat sekmen uterus telah
terbentuk dan mulai melebar dan
menipis. Umumnya terjadi pada trimester
ke tiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran
sekmen bawah uterus dan pembukaan
servik menyababkan sinus uterus robek
karena lepasnya plasenta dari dinding
uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahan tak
dapat dihindarkankarena adanya
ketidakmampuan selaput otot segmen
bawah uterus untuk  berkontraksi seperti
9. PATHWAY
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit
Pemeriksaan ultra sonografi, dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau
jarak tepi plasenta terhadap ostium
Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan
benar, dapat menentukansumberperdarahan dari
karnalis servisis atau sumber lain (servisitis,
polip,keganasan, laserasi/troma)
11. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
b. Pemeriksaan Ultrasonografi
c. Penatalaksanaan keperawatan
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengumpulan data
1. Anamnesa
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama
Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
3. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Riwayat Obstetri
• Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
• Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
• Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
4. Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt
dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
5. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada
janin, ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap
harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan
kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
Riwayat Keluarga Berencana
Riwayat keluarga berencana terdiri dari Aseptor KB, jenis KB, lama
penggunaan KB, dan masalah yang terjadi saat penggunaan KB
 Riwayat penyakit klien dan keluarga:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
Pada pemeriksaan umum pada ibu mengalami perubahan pada buah
dada/payudara yang mengalami peningkatan pigmentasi areola putting susu
bertambahnya ukuran, jantung dan paru terjadi peningkatan volume darah
peningkatan frekuensi nadi, penurunan resistensi pembuluh darah sistemik
dan pembulu darah pulmonal, terjadi hiperventilasi selama kehamilan,
peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas, diafragma
meningga, perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
Pada bagian abdomen dilakukan pemeriksaan untuk mengetahuo
letak janin, menentukan tinggi fundus uteri, janin belum cukup
bulan : TFU masih rendah, sering dijumpai kesalahan letak.
Pemeriksaan pada vagina terjadi peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick) dan
Hipertropi epithelium. Sedangkan pada system musculoskeletal
terjadi pengenduran persendian tulang pinggul, gaya berjalan
yang canggung, terjadi pemisahan otot rectum abdominalis
dinamakan dengan diastasis rectal
b. Khusus
 Tinggi fundus uteri
 Posisi dan persentasi jaAnin
 Panggul dan janin lahir
 Denyut jantung janin
Diagnosa keperawatan
1. Kecemasan berubungan dengan masalah perdarahan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
3. Resiko konstipasi
4. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
5. Resiko infeksi
6. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangn cairan aktif
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam pemenuhan ADL
8. Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan
dengan keterbatasan kognitif tentang cara perwatan
9. Perubahan pola peran berhubungan dengan proses
penyakit
INTERVENSI
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi
dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat
berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S
dengan PLACENTA PREVIA

Anda mungkin juga menyukai