Anda di halaman 1dari 31

Disampaikan pada Kegiatan Sosialisasi Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Bidang Kesehatan Berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016


di Hotel Verse
April 2017
Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
 PP No 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan daerah
 Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
 Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Revieu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
 Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
 Permenkes No 71 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2017
 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2019
URUSAN PEMERINTAHAN
Berdasarkan UU No 23 Thn 2014 tent Pemerintahan
Daerah

PEMERINTAHAN
UMUM
ABSOLUT KONKUREN
1.PERTAHANAN
2.KEAMANAN Dibagi
Dibagi berdasarkan
berdasarkan kriteria
kriteria 1. Pembinaan wawasan
3.AGAMA Eksternalitas,
Eksternalitas, Akuntabilitas
Akuntabilitas Kebangsaan dan Ketahanan
dan Nasional.
4.YUSTISI dan Efisiensi
Efisiensi 2. Pembinaan Persatuan dan
5.POLITIK LUAR
Kesatuan Bangsa.
NEGERI 3. Pembinaan kerukunan
PILIHAN
6.MONETER & WAJIB (24) antarsuku dan Intrasuku, umat
FISKAL (8) bergama, ras dan gol lainnya
4. Penanganan Konflik Sosial.
1. PENDIDIKAN 5. Koordinasi Pelaksanaan tugas
2. KESEHATAN antar instansi pemerintahan
3. PU & P.RUANG NON yang ada di Wilayah Daerah
4. PERUMAHAN PELAYANAN Provinsi dan Kabupaten/Kota.
RAKYAT & PELAYANAN 6. Pengembangan kehidupan
DASAR (6)
KAW DASAR (18) demokrasi berdasarkan
PERMUKIMAN Pancasila.
5. TRAMTIBUM & 7. Pelaksanaan semua Urusan
LINMAS Pemerintahan yang bukan
6. SOSIAL merupakan kewenangan
Daerah dan tidak dilaksanakan
SPM NSPK oleh Instansi Vertikal.
Pemda wajib memprioritaskan
pelaksanaan urusan wajib yang Catatan
berkaitan dengan pelayanan Urusan
Urusan yang
yang berbasis
berbasis ekosistem
ekosistem (Kehutanan,
(Kehutanan, Pertambangan,
Pertambangan,
dasar
Perkebunan,
Perkebunan, Kelautan dan Perikanan) menjadi kewenangan Provinsi
Kelautan dan Perikanan) menjadi kewenangan Provinsi
yang sebagian hasilnya dibagikan ke Kab/Kota
U R U S A N P E M E R I N TA H A N YA N G D I S E R A H K A N
( KO N K U R E N )

WAJIB (24) PILIHAN


(8)
berkaitan
berkaitan dengan
dengan
pelayanan
Non- pelayanan dasar
pelayanan dasar
dasar (18)
(6) (18)
(6)

1. pendidikan; 1.
1. tenaga
tenaga kerja;
kerja;
2. kesehatan;
2.
2. pemberdayaan
pemberdayaan perempuan
perlindungan
perempuan dan
anak;
dan 1. kelautan dan
perlindungan anak;
3.
3. pangan;
pangan; perikanan;
3. pekerjaan umum 4.
4. pertanahan:
pertanahan:
dan penataan 5.
5. lingkungan
lingkungan hidup;
hidup; 2. pariwisata;
6.
6. administrasi
administrasi kependudukan
kependudukan dan dan
ruang; pencatatan sipil;
pencatatan sipil; 3. pertanian;
7.
7. pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat
masyarakat
4. perumahan rakyat desa;
desa; 4. kehutanan;
8.
8. pengendalian
pengendalian penduduk
penduduk dan dan
dan kawasan keluarga berencana;
9.
keluarga berencana;
9. perhubungan;
perhubungan;
5. energi dan
pemukiman; 10.
10. komunikasi
komunikasi dandan informatika;
informatika; sumber daya
5. ketentraman, 11.
11. koperasi, usaha kecil,
koperasi, usaha kecil, dan
dan
menengah;
menengah;
ketertiban umum 12.
12. penanaman
penanaman modal;
modal;
mineral;
13.
13. kepemudaan
kepemudaan dan dan olah
olah raga;
raga;
dan perlindungan 14.
14. statistik;
statistik;
6. perdagangan
masyarakat 15.
15. persandian;
persandian;
16.
16. kebudayaan;
kebudayaan; 7. perindustrian
6. sosial; 17.
17. perpustakaan;
perpustakaan; dan dan
18.
18. kearsipan;
kearsipan; 8. transmigrasi
MENGAPA PEMERINTAH WAJIB MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR ?

DALAM NEGARA KESEJAHTERAAN, NEGARA


BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENJAMIN SETIAP
WARGA NEGARA HIDUP SEJAHTERA
BERDASARKAN STANDAR HIDUP MINIMAL YANG
DI TETAPKAN.

PEMENUHAN KEBUTUHAN APA YANG DIPENUHI OLEH PEMERINTAH ?

KEBUTUHAN YANG DIPENUHI OLEH PEMERINTAH ADALAH


KEBUTUHAN DASAR YAITU KEBUTUHAN YANG APABILA TIDAK
DIPENUHI AKAN MENGAKIBATKAN HIDUP SESEORANG
MENJADI TIDAK NORMAL ATAU BISA MENGAKIBATKAN
SESEORANG MENINGGGAL
NORMATIF STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH


MEMPRIORITASKAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN
WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR YANG UU No 23/2014
DILAKSANAKAN BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN Pasal 18 ayat (1) & (2)
MINIMAL YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN


PELAYANAN DASAR ADALAH URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
YANG SEBAGIAN SUBSTANSINYA MERUPAKAN PELAYANAN DASAR. Pasal 11 ayat (3)

PELAYANAN DASAR adalah pelayanan publik untuk


memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pasal 1 butir
(16)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL adalah ketentuan Pasal 1 butir


mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan (17)
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal.
PENYUSUNAN SPM
KRITERIA SPM

1 JENIS DITERIMA OLEH SETIAP


2 MUTU INDIVIDU/WARGA
NEGARA
3 PELAYANAN DASAR

1. DAPAT DISTANDARISASI SECARA NASIONAL BAGI


SETIAP INDIVIDU PENERIMA
2. MERUPAKAN SUBSTANSI URUSAN WAJIB TERKAIT
PELAYANAN DASAR
3. KEWENANGAN DAERAH

PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN DASAR WARGA NEGARA
Jenis Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ksehatan di Kabupaten/Kota berdasarkan
Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
No Jenis Mutu Layanan Penerima Pernyataan Standar Indikator
Layanan Dasar Layanan Kinerja
dasar Dasar
1 Pelayanan Sesuai standar Ibu hamil Setiap ibu hamil Persentase warga ibu
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan hamil yang
hamil antenatal pelayanan antenatal mendapatkan
sesuai standar
pelayanan K4 di Fas
Yankes Pem &
swasta
2 Pelayanan Sesuai standar Ibu Setiap ibu bersalin Persentase warga
kesehatan pelayanan bersalin mendapatkan ibu bersalin yang
ibu bersalin persalinan pelayanan mendapatkan
persalinan sesuai
standar pelayanan
persalinan di Faslts
kesehatan
3 Pelayanan Sesuai standar Bayi baru Setiap bayi baru Capaian kinerja
kesehatan pelayanan lahir lahir mendapatkan Pemkab dlm
bayi baru kesehatan bayi pelayanan memberikan paket
lahir baru lahir kesehatan sesuai pelayanan kesehatan
standar bayi baru lahir usia 0-
28 thn sesuai standar
Jenis Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ksehatan di Kabupaten/Kota
berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
No Jenis Mutu Layanan Penerima Pernyataan Standar Indikator
Layanan Dasar Layanan Kinerja
dasar Dasar
4 Pelayanan Sesuai standar Balita Setiap balita Persentase anak
kesehatan pelayanan mendapatkan balita usia 11-59
balita kesehatan balita pelayanan kesehtaan bulan yang
sesuai standar mendapatkan
pelayanan kesehatan
balita sesuai standar
5 Pelayanan Sesuai standar Anak pada Setiap Anak pada Persentase anak usia
kesehatan skrining usia usia pendidikan pendidikan dasar
pada usia kesehatan pada pendidikan dasar kelas 1 dan kelas 7
pendidikan usia pendidikan dasar mendapatkan yang mendapatkan
dasar dasar skrining kesehatan skrining kesehatan
sesuai standar sesuai standar
6 Pelayanan Sesuai standar Warga Setiap Warga Negara Persentase Warga
kesehatan skrining Negara Indonesia usia 15 s.d. Negara usia 15 s.d. 59
pada usia kesehatan pada Indonesia 59 tahun mendapatkan tahun yang
produktif usia produktif usia 15 s.d. mendapatkan skrining
skrining kesehatan
59 tahun kesehatan sesuai
sesuai standar standar
Jenis Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ksehatan di Kabupaten/Kota
berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
No Jenis Mutu Layanan Penerima Pernyataan Indikator Kinerja
Layanan Dasar Layanan Standar
dasar Dasar
7 Pelayanan Sesuai standar Warga Setiap Warga Negara Persentase Warga Negara
kesehatan skrining Negara Indonesia usia 60 tahun usia 60 tahun ke atas
pada usia kesehatan pada Indonesia ke atas mendapatkan yang mendapatkan
lanjut usia lanjut usia 60 tahun skrining kesehtaan skrining kesehatan sesuai
ke atas sesuai standar standar

8 Pelayanan Sesuai standar penderita Setiap penderita Persentase penderita


kesehatan pelayanan hipertensi hipertensi hipertensi
penderita kesehatan mendapatkan mendapatkan pelayanan
hipertensi penderita pelayanan kesehatan kesehatan sesuai standar
hipertensi sesuai standar

9 Pelayanan Sesuai standar penderita Setiap penderita Persentase penderita


kesehatan pelayanan Diabetes Diabetes Melitus Diabetes Melitus
penderita kesehatan Melitus mendapatkan mendapatkan pelayanan
Diabetes penderita pelayanan kesehatan kesehatan sesuai standar
Melitus Diabetes Melitus sesuai standar
Jenis Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ksehatan di
Kabupaten/Kota berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
No Jenis Layanan Mutu Layanan Penerima Pernyataan Standar Indikator
dasar Dasar Layanan Dasar Kinerja
10 Pelayanan Sesuai orang dengan Setiap orang dengan Persentase ODGJ
kesehatan standar gangguan jiwa gangguan jiwa (ODGJ) berat (psikotik) di
orang pelayanan (ODGJ) berat berat kab yang
dengan kesehatan mendapatkan pelayanan mendapatkan
gangguan jiwa kesehtaan sesuai
jiwa berat standar pelayanan kesehatan
jiwa promotif preventif
sesuai standar
11 Pelayanan Sesuai orang dengan Setiap orang dengan TB Persentase orang
kesehatan standar TB mendapatkan pelayanan dengan TB yang
orang pelayanan TB sesuai standar mendapatkan
dengan TB kesehatan
TB pelayanan
tuberkulosis sesuai
standar
12 Pelayanan Sesuai orang beresiko Setiap orang beresiko Persentase orang
kesehatan standar terinfeksi HIV (ibu terinfeksi HIV (ibu hamil, beresiko terinfeksi HIV
orang dgn pelayanan hamil, pasien TB, pasien TB, pasien IMS, mendapatkan
resiko pemeriksaa pasien IMS,
terinfeksi n HIV waria/transgender,
waria/transgender, pengguna pemeriksaan HIV
HIV pengguna Napza, Napza, warga binaan Lapas) sesuai standar
warga binaan Lapas mendapat pemeriksaan HIV
sesuai standar
Sumber Pendanaan Untuk Mendukung Penerapan SPM Bidang Kesehatan
I. APBD Kabupaten
1. Pendapatan Asli Daerah/Retribusi Daerah
2. Dana Alokasi Umum (Untuk mendanai urusan pemrnthn wajib terkait pelayanan dsr)
3. Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan yg diantaranya terdiri dari
a. bantuan operasional kesehatan (BOK);
utamanya untuk upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif disetiap jenjang
pelayanan kesehatan meliputi:
1) BOK untuk puskesmas; (untuk membiayai 10 jenis layanan dasar + imunisasi,
upaya kesling, upaya promkes, upaya pencegahan & pngendalian penyakit,
pengendalian vektor, surveilans dan respons KLB, upaya kesehatan lainnya)
2) BOK untuk fasilitas rujukan upaya kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan
3) BOK untuk distribusi obat, vaksin dan BMHP serta pemanfaatan sistem e-logistik.
b. jaminan persalinan (Jampersal); meliputi untuk : Rujukan persalinan
ibu hamil/bersalin normal atau resiko tinggi dari rumah ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang kompeten;. Sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran (RTK);
Pertolongan persalinan, KB paskapersalinan dan perawatan bayi baru lahir.
4. Dana Bagi Hasil dari Cukai
II. APBD Provinsi
III. APBN (berupa dana tugas pembantuan bidang Kesehatan)
IV. APBDesa (Dana Desa dari APBN)
a. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa (pengelolaan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat )
b. Bidang Pembangunan Desa (Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana kesehatan
Evaluasi Penyelenggaran Urusan Pemerintahan Daerah dan Indikator Kinerja Kunci
(Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah )
 Pemerintah melakukan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) yang meliputi Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD), Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan
Otonomi Daerah (EKPOD
 EKPPD dilakukan untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya
peningkatan kinerja berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.
 EKPOD dilakukan untuk menilai kemampuan daerah dalam mencapai tujuan otonomi daerah yang meliputi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, kualitas pelayanan umum, dan kemampuan daya saing daerah
 Sistem Pengukuran Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan
secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
 Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau darnpak yang menggambarkan tingkat capaian
kinerja suatu kegiatan.
 Indikator Kinerja Kunci adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan keberhasilan
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
 Sistem pengukuran kinerja dalam EKPPD mengintegrasikan pengukuran kinerja mandiri oleh pemerintahan daerah
sendiri dengan pengukuran kinerja oleh Pemerintah.
 Sistem pengukuran kinerja mencakup:
a. indikator kinerja kunci;
b. teknik pengumpulan data kinerja;
c. metodologi pengukuran kinerja; dan
d. analisis, pembobotan, dan interpretasi kinerja.
Hasil Akhir Tujuan Otonomi Daerah : Parameter : Peningkatan Kualitas Manusia
Indikator : Indeks Pembangunan Manusia
Indikator Kinerja Kunci dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Urusan Wajib Bidang Kesehatan Di Kabupatn Cirebon
Tahun 2014-206 (Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah)

N Indikator Kinerja Rumus Capaian Kinerja Thn Capaian Kinerja Thn Capaian Kinerja
o Kunci (IKK) 2014 2015 Thn 2016

Angka % Angka % Angka %


1 Cakupan komplikasi Jml komplks kebidanan yg dpt penanganan 12.072 111,9 12.569 116,56 12.868 100
kebidanan yg definitif X 100% 10.788 10.783 12.868
ditangani Jml ibu dgn komplikasi kebidanan
2 Cakupan pertolongan Jumlah ibu linakes x 100 % 47.458 92,17 47.936 93,15 47.234 92,17
persalinan oleh tenaga Jumlah ibu bersalin 51.488 51.463 51.249
kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan
3 Cakupan desa/kel Jml Desa/Kel UCI x 100 % 408 96,23 388 91,51 370 87,26
Universal Child Jumlah seluruh desa/kel 424 424 424
Immunization (UCI)
4 Cakupan balita gizi Jml balita gizi buruk yg dpt perawatan di sarana 128 100 182 100 225 100
buruk mendapat Yankes x 100%% 128 182 225
perawatan Jml semua balita gizi buruk yg ditemukan
5 Cakupan penemuan & Jml penderita baru TBC BTA (+) yg ditemukan dan 1.970 83,62 2.045 82,79 3.091 42,07
penanganan penderita diobati setahun x 100% 2.356 2 470 7.348
penyakit TBC BTA Jml perkiraan penderita baru TBC BTA
6 Cakupan penemuan Jml penderita DBD yg ditanagani sesuai SOP selama 789 91,21 1.192 96,52 1.755 93,50
dan penanganan 1 ahun x 100% 865 1.235 1.877
penderita penyakit DBD Jml penderita DBD yg ditemukan
7 Cakupan pelayanan Jml kunjungan paskin di sarkes Starata 1 x 100 % 576.426 51,66 1.177.546 100 61.681 100
kesehatan rujukan Jumlah seluruh masyarakat miskin di kab 1.115.865 1.177.546 61.681
pasien masy miskin
8 Cakupan kunjungan Jml kunj bayi dapat yankes sesuai standar x 100 47.489 96,85 48.787 99,49 48.991 100,37
bayi Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wil 49.036 49.036 48.808
Indikator Kinerja Utama (Berdasarkan Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
 Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya
kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan.
 Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, relevan dan sesuai dengan kurun waktu tertentu (SMART)
 Indikator Kinerja Utama ((IKU) merupakan ukuran keberhasilan yang
menggambarkan kinerja utama instansi pemerintah sesuai dengan tugas fungsi serta
mandat (core business) yang diemban
 IKU dipilih dari seperangkat indikator kinerja yang berhasil diidentifikasi dengan
memperhatikan proses bisnis organisasi dan kriteria indikator kinerja yang baik.
IKU pada unit kerja (setingkat eselon II) sekurang-kurangnya adalah indikator
keluaran (output)
Indikator kinerja pada tingkat kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya adalah indikator hasil (outcome) sesuai dengan
kewenangan, tugas dan fungsinya masing-masing.
ISU STRATEGIS
PEMBANGUNAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2018
1. Kualitas kehidupan beragama;
2. Keterjangkauan, kualitas dan partisipasi pendidikan;
3. Jaminan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan;
4. Ketersediaan dan kemantapan infrastruktur wilayah;
5. Ketahanan pangan;
6. Pengendalian kependudukan;
7. Penurunan jumlah penduduk miskin;
8. Reformasi birokrasi;
9. Peningkatan investasi;
10. Ketersediaan energi mikrohidro;
11. Produktifitas dan kualitas produk serta pengembangan potensi lokal untuk peningkatan
daya saing daerah;
12. Pengelolaan lingkungan hidup;
13. Pembinaan dan pengembangan generasi muda;
14. Pelestarian dan pengembangan seni, budaya, dan pariwisata.
Visi Kab Cirebon : Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Cirebon yang agamis, maju, adil, sinergi, dan
sejahtera
Misi 2 :Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang sehat, berbudaya, berilmu, dan
berketerampilan melalui pembangunan pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan
No TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 Meningkatkan Meningkatnya Penyelenggaraan Penyelenggaraan pelayanan
derajat SDM yang kualitas  No kesehatan yang terjangkau
kesehatan pelayanan
sehat, berbudaya, dan berkualitas terutama
masyarakat kesehatan yang
berilmu, bagi keluarga kurang
berketrampilan terjangkau dan mampu
dan berdaya saing lebih berkualitas
No Perbaikan tata kelola
penyelenggaraan kesehatan

Peningkatan dan
pemerataan aksesibilitas
kesehatan bagi masyarakat
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan
INDIKATOR Realisasi Target Realisasi
FOKUS DAN CAPAIAN
INDIKATORINDIKATOR
SatuanKINERJA
2014DAERAH BIDANG
Target 2015 KESEHATAN DALAM RPJMD KABUPATEN CIREBON TAHUN
Target 2017 2014-2019
Target 2018
2015 2016 2016
Peningkata Capaian Indeks % 70,69 - 70,94 71,03 - 71,75 66,07 71,79 - 72,44 66,49 72,48 - 73,13 73,17 - 73,81
n capaian Pembangunan
IPM Manusia
Indeks 67,92 68,05 - 68,30 79,05 68,28 - 68,53 79,10 68,50 - 68,75 68,72 - 68,97
Kesehatan
Kesehatan Rasio Kematian bayi 4,36 4,17 4,06 4,28 3,96 3,92
bayi
Angka kematian Ibu 53 98,34
Angka usia harapan 65,75 65,98 70,47 66,12 71,41 66,25 66,38
hidup
Persentase balita % 1,24 1,09 0,09 0,97 0,12 0,85 0,73
gizi buruk
Pelayanan
Dasar
Rasio puskesmas, % 0,068 0,075
Kesehatan poliklinik, pustu per 0,027 0,027 0,055
satuan penduduk. 0,055 0,054
Rasio Rumah Sakit % 0,004 0,00035
per satuan 0,00387 0,00382 0,00377
penduduk 0,00372 0,00408
Rasio dokter per % 0,121 0,065
satuan penduduk 0,143 0,142 0,140
0,139 0,138
Realisasi Target Realisasi 2016
FOKUS DAN CAPAIAN
INDIKATOR INDIKATOR Satuan
INDIKATOR 2014
KINERJA DAERAH TargetKESEHATAAN
BIDANG 2015 DALAM RPJMD Target 2017 Target 2018
2015 2016KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014-2019
Pelayanan
Dasar
Rasio tenaga % 0,817
medis per
Kesehatan
satuan 1,091 1,076 1,062 1,048 1,035
penduduk
Cakupan            
Desa/kel Siaga
Aktif :
Madya Desa/ 120 132 115 145 148 160 176
kel
Purnama Desa/ 8 10 22 12 27 15 17
kel
Mandiri Desa/ 10 11 9 12 9 13 14
kel
Cakupan % 90,21 95 93,99 95,5 96 96,5
kunjungan ibu
hamil K4
Rasio akseptor % 33,38 31,09 28,96 73,53 26,97 25,12
KB (KB Aktif)
bagi keluarga
miskin
PERUBAHAN METODOLOGI IPM

2010 2014
1990 1995
UNDP merubah Penyempurnaan :
Launching: Penyempurnaan : metodologi :
Komponen IPM •Komponen IPM yang 1. Mengganti tahun
• Komponen IPM Yang dasar PNB per
digunakan
yang digunakan AHH,RLS, HLS, Kapita dari 2005
AHH,AMH, dan PNB per kapita
digunakan menjadi 2011
Kombinasi APK, •Metode agregasi
AHH,AMH,PDB dan PDB 2. Merubah metode
per kapita per kapita menggunakan rata-
rata agregasi indeks
•Metode agregasi geometrik pendidikan dari
menggunakan rata- rata-rata geometrik
rata menjadi rata-rata
aritmatik aritmatik
1990 1995 2010 2011
2014
1991

1991 2011
Penyempurnaan: Penyempurnaan :
Komponen IPM yang digunakan Mengganti tahun dasar PNB per
AHH, AMH, kapita dari tahun 2008 menjadi
RLS, PDB per kapita 2005
Catatan :
AHH : Angka Harapan Hidup saat APKLahir
: Angka Partisipasi Kasar
AMH : Angka Melek Huruf HLS : Harapan Lama Sekolah
RLS : Rata-rata Lama SekolahPNB : Produk Nasional Bruto
PDB : Produk Domestik Bruto
Mengapa Metodologi IPM Diubah ?

Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM


PERTAMA
• Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam mengukur
pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas
pendidikan . Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah
sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar
daerah dengan baik.
• PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah.
KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM
menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat
ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.
Apa Saja Yang Berubah ?
Indikator
Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan
Angka Harapan Lama Sekolah.
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti
dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita.
Metode Penghitungan
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik
menjadi rata-rata geometrik
Apa Saja Keunggulan IPM Metode Baru ?

Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan


dengan baik (diskriminatif).
A. Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan
lama sekolah, bisa didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam
pendidikan dan perubahan yang terjadi.
B. PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan
pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM
dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh
capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan
manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian
yang sama besarnya.
Angka IPM Final Menurut Kabupaten/Kota di IPM ≥ 80  
Jawa Barat, 2014-2015 Sangat Tinggi
(Kirim 11 Juni 2016) Tinggi   70 ≤ IPM < 80
Sedang   60 ≤ IPM < 70

AHH EYS MYS Pengeluaran IPM IPM 2015


Kode Provinsi/Kabupaten/Kota
2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 Status Kecepatan
3200 JAWA BARAT 72,23 72,41 12,08 12,15 7,71 7,86 9.447 9.778 68,80 69,50 Sedang 1,01%
3201 Bogor 70,49 70,59 11,81 11,83 7,74 7,75 9.066 9.368 67,36 67,77 Sedang 0,61%
3202 Sukabumi 69,73 70,03 12,12 12,13 6,36 6,51 7.824 7.849 64,07 64,44 Sedang 0,58%
3203 Cianjur 69,08 69,28 11,82 11,83 6,52 6,54 6.733 6.877 62,08 62,42 Sedang 0,54%
3204 Bandung 72,97 73,07 11,74 12,13 8,34 8,41 8.999 9.375 69,06 70,05 Tinggi 1,43%
3205 Garut 70,49 70,69 11,62 11,65 6,83 6,84 6.372 6.875 62,23 63,21 Sedang 1,57%
3206 Tasikmalaya 67,96 68,36 12,41 12,44 6,87 6,88 6.830 6.934 62,79 63,17 Sedang 0,60%
3207 Ciamis 70,34 70,74 13,57 13,59 7,44 7,45 8.162 8.296 67,64 68,02 Sedang 0,56%
3208 Kuningan 72,24 72,64 12,01 12,03 7,04 7,20 8.393 8.516 66,63 67,19 Sedang 0,84%
3209 Cirebon 71,28 71,38 11,60 11,79 6,31 6,32 9.013 9.261 65,53 66,07 Sedang 0,83%
3210 Majalengka 68,66 69,06 11,61 11,74 6,75 6,80 8.233 8.477 64,07 64,75 Sedang 1,05%
3211 Sumedang 71,89 71,91 12,89 12,90 7,66 7,66 8.844 9.279 68,76 69,29 Sedang 0,77%
3212 Indramayu 70,29 70,59 11,62 12,09 5,45 5,46 8.668 8.769 63,55 64,36 Sedang 1,26%
3213 Subang 71,22 71,52 11,44 11,46 6,44 6,45 9.287 9.831 65,80 66,52 Sedang 1,10%
3214 Purwakarta 69,96 70,26 11,33 11,44 7,17 7,35 10.521 10.550 67,32 67,84 Sedang 0,77%
3215 Karawang 71,45 71,55 11,64 11,69 6,78 6,81 9.768 10.217 67,08 67,66 Sedang 0,87%
3216 Bekasi 73,16 73,18 11,73 11,93 8,38 8,66 10.232 10.323 70,51 71,19 Tinggi 0,96%
3217 Bandung Barat 71,56 71,76 11,06 11,39 7,51 7,53 7.188 7.522 64,27 65,23 Sedang 1,49%
3218 Pangandaran 69,84 70,24 11,89 11,99 7,05 7,06 8.232 8.265 65,29 65,62 Sedang 0,51%
3271 Kota Bogor 72,58 72,88 12,23 12,36 10,01 10,20 10.532 10.576 73,10 73,65 Tinggi 0,75%
3272 Kota Sukabumi 71,76 71,86 13,18 13,24 8,70 9,08 9.641 9.729 71,19 71,84 Tinggi 0,91%
3273 Kota Bandung 73,80 73,82 13,33 13,63 10,51 10,52 15.048 15.609 78,98 79,67 Tinggi 0,88%
3274 Kota Cirebon 71,77 71,79 12,93 12,94 9,53 9,76 10.606 10.732 72,93 73,34 Tinggi 0,55%
3275 Kota Bekasi 74,18 74,48 13,28 13,36 10,55 10,71 14.558 15.116 78,84 79,63 Tinggi 1,00%
3276 Kota Depok 73,96 73,98 13,30 13,54 10,58 10,71 14.239 14.424 78,58 79,11 Tinggi 0,68%
3277 Kota Cimahi 73,56 73,58 13,71 13,73 10,78 10,78 10.681 11.012 76,06 76,42 Tinggi 0,47%
3278 Kota Tasikmalaya 70,96 71,26 13,36 13,37 8,51 8,56 8.210 8.785 69,04 69,99 Sedang 1,37%
3279 Kota Banjar 70,24 70,26 12,42 12,95 7,77 8,06 9.439 9.476 68,34 69,31 Sedang 1,42%

• EYS = Harapan Lama Sekolah


• MYS = Rata-rata Lama Sekolah
Indeks Pembangunan Manusia
(Metode Baru)
70 69.5
68.8
69 68.25
68
67
66 66.07
64.4865.06 65.53 Kab. Cirebon
65 64.48
Jawa Barat
64
63
62
61 Jawa Barat
2012 Kab. Cirebon
2013 2014 2015
Sumber: BPS Kab. Cirebon
25
Komponen IPM
Variabel
2012 2013 2014 2015
IPM

Kab.Cirebo Kab.Cireb Kab.Cireb Kab.Cireb


(poin) Jabar Jabar Jabar Jabar
n on on on

Rata-rata
Lama 6,03 7,52 6,08 7,58 6,31 7,71 6,32 7,86
Sekolah
Angka
Melek 92,50 96,39 93,26 96,87 93,89 98,29 94,07 -
Huruf *)
Harapan
Lama 11,17 11,24 11,48 11,81 11,60 12,08 11,79 12,15
Sekolah
Angka
Harapan 71,20 71,82 71,25 72,09 71,28 72,23 71,38 72,41
Hidup
Sumber : BPS Kab. Cirebon, Statistik Daerah Kab. Cirebon Tahun 2016, IPM Kab. Cirebon Per
Kecamatan Tahun 2015 & BPS Propinsi Jabar (Data Publikasi)
*) Metode Baru Perhitungan IPM, AMH Tidak Menjadi Komponen Perhitungan IPM Sejak Tahun
2014 dan Diganti Dengan Harapan Lama Sekolah (EYS)
26
SINERGI DALAM MEKANISME PENYELENGGARAAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN TAHUNAN
(Sumber: UU No 25 Tahun 2004 tentang SPPN)

SEB MPPN/ Renja Musrenbang

PEMERINTAH PUSAT
RKP
Menkeu K/L Nasional
Penyusunan
RKP
Rakor Rapat Teknis Renja
Pusat RKP K/L-SKPD K/L

Penyusunan Musrenbang Paska Musren


RKPD Provinsi Provinsi Provinsi RKPD

Penyusunan Forum SKPD Renja


Renja SKPD Provinsi Provinsi SKPD

PEMERINTAH DAERAH
Penyusunan Rancangan awal Musrenbang Paska Musrenbang
RKPD Kabupaten/Kota Kab/Kota Kab/Kota RKPD
RKPD

Penyusunan Renja Rancangan Forum SKPD Peny Renja Renja


SKPD Kabupaten/Kota RenjaSKPD Kabupaten/Kota SKPD SKPD

Musrenbang
Kecamatan
Musrenbang
Desa/Kelurahan

Musyawarah Dusun,
Pokmas
B U L A N JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI 27
SINERGI PROSES TEKNOKRATIK DAN POLITIK DALAM PENGANGGARAN TAHUNAN

PROSES TEKNOKRATIK DOMINAN AN


LITIK SEMAKIN DOMIN
PROSES PO
RKP
Rancangan
RKPD P/K/K KUA/PPAS RAPBD
APBD
RKPD
Rancangan P/K/K/Desa
Renja SKPD Renja SKPD RKA-SKPD

Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nov Des

Pokok-pokok Musrenbang
pikiran DPRD NAS

Musrenbang
PROV
Musrenbang
RKPD
Kab/Kota
• Pagu Indikatif
Forum
Forum Kewilayahan
SKPD
SKPD (PIK) :
Musrenbang • 2013 : Rp 60 M
Kecamatan • 2014 : Rp 70 M
• 2015 : Rp.70 M
Musrenbang • 2016 : Rp. 65 M+5M
Desa/kel • 2017 : Rp. 80 M
Sumber : Permendagri No 54 Tahun 2010 28 28
LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN
KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH

Urusan
Pemerintahan
Sub Urusan
Pemerintahan
Program &
Anggaran Kewenangan

IKU Fungsi Dasar/ Tugas


Urusan Pemerintahan

PROGRAM SPM Indikator


Langkah
Kerja

ANGGARAN
Kriteria Unjuk
Kerja

Penilaian Kinerja Individu

Kinerja Organisasi, Daerah,


Program dan K/L di Daerah
KESIMPULAN DAN PENUTUP
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH MEMPRIORITASKAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN
1.
DENGAN PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL YANG DITETAPKAN OLEH

PEMERINTAH PUSAT

2. SPM Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 ini pencapaiannya lebih
diarahkan kepada Kinerja Pemda dan targetnya harus 100 % setiap tahunnya (hal ini cukup berat dan
perlu perencanaan matang dan kerja sama yang baik dalam penerapannya di lapangan)
3. SPM Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 ini dalam impelementasinya
akan memperkuat sisi promotif – pereventif sehingga diharapkan akan berimpact pada penurunan
jumlah kasus kuratif yang ditanggung JKN/BJS Kes yang cenderung mengalami defisit anggaran
4. Perlu adanya perubahan Renstra dan Renja Dinas Kesehatan yang harus mengakomodir program
dan kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja 12 jenis layanan dasar SPM bidang
kesehatan yang baru sesuai Permenkes No 43 Tahun 2016, IKK sesuai dengan PP No 6 Thn 2008,
IKU sesuai dengan Permenpan RB No 53 Tahun 2014, sesuai dengan indikator kinerja daerah dalam
RPJMD 2014-2019 (yang mungkin akan dievaluasi)
5. Dukungan anggaran program dan kegiatan serta SDM kesehatan di Puskesmas perlu diperkuat atau
ditambahkan karena Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama akan menjadi
unit terdepan dalam upaya pencapaian target-target SPM.
6. Sumber-sumber pendanaan yang ada baik dari APBD kab, APBD Provinsi, APBN atau APBDesa agar
dikolaborasi dan disinergikan yang mendukung pencapaian indikator kinerja 12 jenis layanan SPM
bidang kesehatan yang baru, IKK sesuai dengan PP No 6 Thn 2008 dan indikator kinerja dalam
RPJMD, RKPD dan mendukung peningkatan kualitas manusia/peningkatan IPM terutama indeks
kesehatan di Kabupaten Cirebon
. TERIMA KASIH ATAS PER-
HATIAN ANDA;
. MOHON MAAF JIKA ADA
KATA-KATA YANG KURANG
BERKENAN;
. SAMPAI JUMPA LAGI

Bidang Pemdes BPMPD Kab Cirebon 31

Anda mungkin juga menyukai