Anda di halaman 1dari 16

HAK ASASI MANUSIA DAN

KEMANUSIAAN ANTI
DISKRIMINATIF

Oleh:

Astri Izzatul Jannah 1703316140


Dany Tri Wulandari 1703316140
Devi 170
Fatma Ustadzah 170331614059
Konsep Dasar HAM

Permasalahan HAM berkaitan langsung dengan eksistensi


martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
sebagai hak dasar, pokok, dan asasi yang melekat sejak
manusia dilahirkan.
Menurut Wiryotenoyo (1983), martabat manusia bukan
pemberian sesama manusia berdasarkan kebaikan hati, bukan
pemberian penguasa karena belas kasih pada rakyat,
melainkan milik asasi manusia, dimiliki karena dia adalah
manusia.

Menurut Suparlan, dkk dijelaskan bahwa sebagai masyarakat


dan warga berasaskan kebebasan, eksistensi,dan tegak diatas
paham egalitetarianisme. Hak-hak warga yang asasi termasuk
berkurangnya kebebasan dalam bentuk kewajiban berasal
dari kesepakatan tanpa pemaksaan yang kemudian dijadikan
dasar hukum sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.
Sejarah Perkembangan
HAM

Sejak Nabi Musa dibangkitkan untuk memerdekakan umat yahudi


dari perbudakan Mesir

Di Babilonia, menetapkan hukum Hammurabi

Di Athena, dilakukan pembaharuan peraturan agar warganya tidak


diperbudak karena kemiskinan.

Kaisar Romawi menciptakan peraturan hukum yang menjadi pola


hukum modern di negara-negara barat

Dalam kitab Al-Qur’an disebutkan tidak ada paksaan dalam


beragama
Kronologis Sejarah Perjuangan
HAM

Kemenangan HAM di Inggris. Declaration of Independence


Magna Charta (1215) (1776)
Petition of Rights (1629)
Habeas Corpus Act (1679) Declaration des droits de
Bill of Rights (1689) l’Homme et du Cotoyen

Saat Perang Dunia II (1939-


1945), Presiden Franklin
Delano Roosevelt dari The Universal Declaration of
Amerika Serikat, dihadapan Human Rights (Pernyataan
konggres tahun 1941 Sedunia tentang HAM)
menyatakan ada 4 tanggal 10 Desember 1948
kemerdekaan yang harus
dihormati.
Tahun 1948 PBB mengalami kemajuan dengan tercetusnya
konvensi yang disepakati Sidang Umum oleh ILO dan UNESCO
diantaranya:

Konvensi nomor 98 Pernyataan Hak-Hak anak

Konvensi tentang Menentang


Konvensi nomor 100 Diskriminasi dalam bidang
Pendidikan

Konvensi Hak-Hak Politik Konvensi tentang Ijin untuk


Wanita Kawin

Konvensi mengenai Konvensi Internasional


Kewarganegaraan Wanita tentang hilangnya segala
Bersuami bentuk Diskriminasi Rasial
Perkembangan Hak-hak Asasi
Manusia Di Indonesia
Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
- Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat
dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan
nasional
- Lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak bisa
dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
penguasa kolonial ,penjajahan,dan pemerasan hak-hak
masyarakat terjajah .
- Puncak perdebatan HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh
pergerakan nasional.

Periode setelah kemerdekaan


Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca
kemerdekaan Indonesia: 1945-1950, 1950-1959, 1959-1966,
1966-1998, dan periode HAM Indonesia kontemporer (pasca orde
baru).
 Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih
menekankan pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang didirikan,serta hak kebebasan
untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.sepanjang
periode ini,wacana HAM
 Periode 1950-1959

Periode 1950-1959 dikenal dengan masa perlementer . Sejarah


pemikiran HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat
kondusif bagi sejarah perjalanan HAM di Indonesia.Sejalan dengan
prinsip demokrasi liberal di masa itu, suasana kebebasan mendapat
tempat dalam kehidupan politik nasional.Menurut catatan Bagir Manan,
masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada
lima indikator HAM:
   1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.
   2. Adanya kebebasan pers.
   3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan
demokratis   
   4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
   5. perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
 Periode 1950-1959
     Periode 1950-1959 dikenal dengan masa
perlementer . Sejarah pemikiran HAM pada masa ini
dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah
perjalanan HAM di Indonesia.Sejalan dengan prinsip
demokrasi liberal di masa itu, suasana kebebasan
mendapat tempat dalam kehidupan politik
nasional.Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang
sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada
lima indikator HAM:
  1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam
ideologi.
  2. Adanya kebebasan pers.
  3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas,
dan demokratis   
  4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
  5. perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
 Periode 1966-1998
Pada mulanya, lahirnya orde baru menjanjikan harapan
baru bagi Penegak HAM di Indonesia. Berbagai seminar
tentang HAM dilakukan orde baru.Namun pada
kenyataanya, Orde baru telah menorehkan sejarah hitam
pelanggaran HAM di Indonesia.Janji-janji Orde Baru
tentang pelaksanaan HAM di Indonesia mengalami
kemunduran amat pesat sejak awal 1970-an hingga 1980-
an.
  Periode pasca Orde Baru

Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM


di indonesia.Lengsernya tampuk kekuasaan Orde Baru
sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia
dan datangnya era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga
puluh tahun lebih terpasung di bawah rezim otoriter.Pada
tahun ini Presiden Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie
yang kala itu menjabat sebagai Wakil presiden RI.
Sosialisasi HAM dan Peran Universitas
Cara bersosoalisasi jalur pendidikan sekolah dapat
diupayakan bersama, antara lain dengan cara:
(1) penyiapan kurikulum dan buku pelajaran HAM
yang menganut pendekatan integratif dalam mata
pelajaran atau bidang studi yang relevan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk
di lingkungan perguruan agama;
(2) menerjemahkan bahan-bahan pengajaran
mengenai HAM; dan
(3) menyelenggarakan pelatihan para guru di
bidang HAM; dan sebagainya.
Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)

1. Perjuangan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di


Indonesia
a) sosialisasi hak asasi manusia
b) Pendidikan HAM
c) Advokasi HAM
d) Kelembagaan HAM

2. Kendala dan tantangan dalam Penegakkan HAM


Masalah ketertiban dan keamanan nasional. Rendahnya
kesadaran atas hak asasi manusia yang dimiliki oleh
orang lain, serta terbatasnya perangkat hukum dan
perundang-undangan yang ada.
Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Pelanggaran Hak Asasi Manusi dimasa lalu


Ada dua persoalan pokok pada pelanggaran HAM
masalalu, yaitu hak-hakkorban pelanggaran HAM tidak
pernah dipulihkan dan para pelaku pelanggaran tidak
pernah diproses secara hukum sebagaimana mestinya

4. Pelanggran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi pada saat
tidak cermatnya menungkan prinsip-prinsip, hak-hak
asasi manusia kedalam peraturan perundang-
undangan, dan juga pada tahap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan oleh unsur aparat
penguasa administrasi(sudirman, 1994).
Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)
5.Prosedur Penyelesaian pelanggaran HAM
Dengan pengadilan hak asasi manusia diharapkan dapat
melindungi hak-hak dasar manusia, baik perorangan ataupun
masyarakat.

6. Ketentuan Pidana
Untuk pelaku kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan diberikan ancaman hukummati, penjara seumur
hidup atau pidana paling lama 25 tahun dan paling ringan 10
tahun. Untuk kejahatan penyiksaan diancam dengan hukum
maksimal 15 tahun penjara. Bagi pelanggaran hak asasi
manusia yang berupa kekerasan seksual, penganiyaan SARA
dan penghilangan secara paksa diancam dengan hukum
selama-lamanya 25 tahun penjara.
Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)
7. Konsekusi dan Pengadilan HAM
Dalam Pasal 90 UU No 39 Tahun 1999 setiaporang atau kelompok yang
memliki alasan kuat bahwa hak asasi yang telah dilanggar dapat
memajukan laporan pengaduan dengan lisan atau tertulis kepada komisi
nasional hak asasi manusia.

8. Perlindungan Saksi
Dalam Pasal 34 UU No 26 Tahun2000, dimana korban dan saksi
mendapatkan perlindungan fisik dan mental dari segala bentuk ancaman,
gangguan, terror dan kekerasana dari pihak manapun.

9. Penagkapan dan Penahanan


a. Laporan
b. Penangkapan
c.penahanan

10. Peradilan
Setelah penyelidikan selsai, maka berkas dilimpahkan kepengadilan untuk
dilakukan penuntutan.

Anda mungkin juga menyukai