Nama Kelompok :
Feriza Yazheed
Ferry Juniardi
A. Definisi Kebijakan Fiskal dan
Instrumen
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah
untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui
pengeluaran dan pendapatan pemerintah yang berupa pajak.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan
pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan
pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-
variabel berikut:
1.Pertumbuhan Ekonomi
2. Pekerjaan
3. Stabilitas Ekonomi
Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk
mengurangi risiko ini dengan meningkatkan pengeluaran dan
mengurangi pajak. Hal ini untuk mengendalikan ekspansi
berlebihan yang dapat menyebabkan efek yang tidak
diinginkan seperti inflasi tinggi dengan meningkatkan pajak
dan pemangkasan pengeluaran. Intinya, pemerintah dapat
mencoba memuluskan tren boom dan bust untuk mencapai
tren pertumbuhan ekonomi konstan yang lebih stabil.
Kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi
masalah pengangguran, dengan begitu pemerintah
akan mengeluarkan kebijakan fiscal saat tingkat
pengangguran terlalu tinggi. Saat nilai pajak
diturunkan, otomatis kegiatan industri akan bergerak
lebih aktif lagi. Dengan begitu, perusahaan akan
lebih berani membuka lapangan pekerjaan agar
kegiatan operasional dapat berjalan dengan lebih
maksimal, Sehingga pengangguran lebih bisa untuk
diatasi.
C. Operasional Kebijakan Fiskal di
Indonesia
Berikut contoh operasional kebijakan fiskal di indonesia :
Pajak Anggaran
Dilihat dengan perbandingan nilai penerimaan (T)
dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat
dibedakan menjadi:
• Anggaran tidak berimbang,dan
• Anggaran berimbang
Hasil yang dicapai dari kebijakan fiskal
merupakan interaksi (resultan) dari dampak pajak
dan pengeluaran pemerintah terhadap output
keseimbangan. Pengaruh perubahan pengeluaran
pemerintah terhadap perubahan pendapatan
keseimbangan seperti yang dibahas sebelumnya
adalah :
∆Y = ∆ G
Sedangkan pengaruh pajak terhadap pendapatan
adalah:
∆Y = - b ∆T
Anggaran Defisit
Anggaran defisit adalah anggaran yang
memng direncanakan untuk defisit, sebab
pengeluaran pemerintah direncanakan
lebih besar dari penerimaan pemerintah
(T<G atau G>T). Politik anggaran defisit,
bisanya ditempuh bila pemerintah ingin
menstimulir pertumbuhan ekonomi. Hal ini
umumnya dilakukan bila perekonomian
berada dalam kondisi resesi.
Dengan asumsi kondisi awal anggaran
pemerintah adalah anggaran berimbang (G
= T), bila pemerintah menempuh anggaran
defisit, maka ∆G > ∆T, dimana ∆G > 0 dan
∆T > 0 . karena ∆G > 0 dan ∆G > ∆T, maka
jika pemerintah menempuh politik anggaran
defisit, pemerintah dianggap memilih
kebijakan fiskal ekspensif.
∆Y karena ∆G = ∆ G
∆Y karena ∆T = - b ∆ T
Sehingga total pengaruhnya (karena
∆G dan ∆T) adalah :
Y = ∆G + - b ∆T
Y = ∆G - b ∆ T
Atau
∆Y = ∆G – b ∆T
Anggaran Surplus
Kebalikan dari anggaran defisit, dalam
anggaran surplus pemerintah
merencanakan penerimaan lebih besar
dari pengeluaran (T>G atau G<T). Atau
dapat Juga dikatakan pemerintah
menempuh politik anggaran surplus,
dimana ∆G < ∆T, dimana ∆G dan ∆T
>0
Anggaran berimbang
Pemeirntah dikatakan menempuh
politik anggaran berimbang bila
pengeluaran direncanakan sama
dengan penerimaan ( G=T atau T=G)
∆Y karena ∆G = ∆G
∆Y karena ∆T = - b ∆T
Efektivitas kebijakan fiscal