Separo
Separo
Pengetahuan
No Variabel 24 25 26 Total
2 Total pasien
Tanggal
No Variabel
24 25 26 Total
1 Pasien nyeri yang terdokumentasi
2 Total pasien
No Variabel 24 25 26 Total
24 25 26 Total
Makan *Porsi diet
Mandi : *gigi dan mulut
Bersih pada *mata
*rambut
*kulit
*kuku
*telinga
*tidak bau badan
*perineal
Eliminasi *berkemih
*defekasi
No Variabel Tanggal
24 25 26 Total
1 Puas
2 Tidak Puas
Jumlah
No Variabel 24 25 26 Total
Sasaran 1
Ketepatan Identifikasi Pasien
Rumah sakit memiliki pedoman identifikasi pasien yang
tertuang dalam kebijakan sasaran keselamatan pasien
mengenai ketepatan identifikasi pasien, pedoman tersebut
Apakah rumah sakit membuat pedoman/panduan akan diturunkan dalam bentuk SPO dan di seluruh ruangan
2. identifikasi pasien yang akan dijadikan acuan seluruh √ rumah sakit mengunakan pedoman sebagai acuan untuk
ruangan ketepatan mengidentifikasi pasien.
Di RID semua pasien memakai gelang identitas yang sesuai.
1. Gelang identitas: warna biru muda untuk pasien
laki-laki, warna merah muda untuk pasien
perempuan.
3. Pemakaian gelang identitas √ 2. Gelang penanda: warna merah untuk pasien
memiliki alergi, warna kuning untuk pasien
memiliki risiko jatuh, warna ungu untuk pasien
DNR ( Do Not Resusitation )
Di ruangan pasien diberikan gelang identitas yang sesuai dengan
standart yang ditetapkan oleh kebijakan rumah sakit, meliputi nama
Gelang pasien berisikan nama, nomer rekam medis,
4. √ lengkap sesuai yg ditulis direkam medis, tanggal lahir dan nomor
tanggal lahir
rekam medis.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 2
Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
Kebijakan tentang peningkatan efektifitas komunikasi
Rumah Sakit, sebagai berikut:
a. Setiap instruksi via telephon harus dicatat, baca
dan konfirmasi ulang.
b. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
diagnostik/penunjang dilakukan secara hirarkhi
Kebijakan keakuratan dan penerapan komunikasi
1 √ dalam waktu yang cepat.
(lisan, telepon)
c. Untuk obat-obat yang termasuk obat
NORUM/LASA dilakukan eja ulang.
d. Komunikasi efektif via telephon mengacu kepada
SBAR ((Situation, Background, Assessment,
Recommendation) yang dilakukan saat pasien kritis
dan komunikasi lisan dengan tenaga medis lain
Rumah sakit memiliki pedoman komunikasi efektif
yang tertuang dalam kebijakan sasaran keselamatan
Rumah sakit membuat pedoman/panduan
pasien mengenai komunikasi efektif, pedoman tersebut
2 komunikasi efektif yang akan dijadikan acuan √
berbentuk SPO dan di seluruh ruangan rumah sakit
seluruh ruangan
mengunakan pedoman sebagai acuan untuk melakukan
komunikasi efektif.
SPO tentang komunikasi
3 ? ?
efektif (lisan,telepon)
Rumah sakit membuat daftar
4 kode alfabet resmi yang ? ?
digunakan oleh seluruh ruangan
6 Komunikasi efektif antara ? ?
perawat dengan perawat
7 Perawat menggunakan √ 100% perawat di ruangan menggunakan bahasa yang
komunikasi yang jelas dan mudah mudah dimengerti oleh pasien.
dipahami oleh pasien
8 Pelaporan pasien dengan SBAR √ Dari hasil pengkajian yang dilakukaan pada tanggal 24
Maret 2020 didapatkan bahwa pelaporan didapatkan
100% dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang.
9 Semua verifikasi sudah di TTD √ Dari hasil pengkajian yang dilakukaan pada tanggal 24
<24 jam Maret 2020 didapatkan bahwa perawat memverifikasi
TTD <24 jam didapatkan 100% dari hasil wawancara
dengan Kepala Ruang.
N
Pernyataan Ya Tidak Keterangan
o
Sasaran 3
Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
Apakah rumah sakit membuat kebijakan Obat-obatan yang diberikan kepada pasien
1 mengembangkan pengelolaan obat (high alert, √ sepenuhnya diolah oleh pihak farmasi ruangan.
LASA, elektrolit pekat)
Pelaksanaan pengelolaan obat high alert, Obat-obatan yang diberikan kepada pasien
2 √
LASA, elektrolit pekat di ruangan sepenuhnya diolah oleh pihak farmasi ruangan.
Pada tanggal 24 Maret 2020 dilakukan pengkajian
Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat
oleh Perawat. Target angka Kesalahan pada
Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Pemberian Obat oleh Perawat adalah 0. Hasil
3 √
Obat oleh Perawat pengkajian yang dilakukan didapatkan jumlah
pasien ?? dan sejumlah 0 perawat melakukan
kesalahan dalam pemberian obat.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 4
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan
panduan dari rumah sakit tentang prosedur
1 ? ?
pembedahan (tepat lokasi, tepat prosedur,
tepat pasien)
SPO rumah sakit telah dilakukan dengan baik.
Bagaimana pelaksanaan SPO tersebut Setiap pasien yang akan dilakukan operasi
2 √
diruangan? dilakukan penandaan langsung oleh dokter bedah
yang bersangkutan.
Sesuai dengan SPO rumahsakit, perawat tidak
Perawat menggunakan suatu tanda yang jelas
melakukan identifikasi lokasi operasi. Semua
dan dimengerti untuk identifikasi lokasi
3 √ identifikasi lokasi dilakukan oleh dokter bedah.
operasi dan melibatkan pasien di dalam proses
Perawat memberikan inform consent kepada pasien
penandaan
untuk meminta persetujuan tindakan operasi.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 5
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan Ya, rumah sakit mempunyai kebijakan dan
1 √
panduan terkait pelaksanaan hand hygiene? panduan. (Surat/keputusan ?)
Berdasarkan hasil wawancara pada 24 Maret 2020,
sebanyak 100% perawat memberikan KIE untuk
Perawat memberikan KIE untuk mengurangi √
2 mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan
resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
kesehatan khususnya tentang 6 langkah cuci
tangan.
Berdasarkan hasil wawancara pada 24 Maret 2020
Perawat menerapkan 6 langkah cuci tangan √
3 terkait kepatuhan momen cuci tangan pada bulan
sebelum dan sesudah tindakan
Februari 2020 adalah 70% dengan target 80%.
Berdasarka hasil wawancara, sebanyak 100%
Perawat memberikan KIE kepada pasien dan
perawat memberikan KIE kepada pasien dan
4 keluarga untuk mengurangi resiko infeksi ? ?
keluarga untuk mengurangi resiko infeksi dengan
dengan hand hygiene
hand hygiene
5 Angka Kejadian Dekubitus ? ?
6 Angka Kejadian Plebitis ? ?
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 6
Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
Apakah rumah sakit membuat kebijakan dan
1 ? ?
panduan terkait pencegahan pasien jatuh?
Bagaimana SPO terkait penilaian awal risiko SPO terkait penilaian awal risiko jatuh dan
2 jatuh dan penilaian ulang terhadap pasien V penilaian ulang terhadap pasien yang berisiko
yang berisiko? masih belum tersedia
tatalaksana pasien risiko jatuh meliputi:
1. Penilaian awal dilakukan dirawat
jalan/IGD/kamar bersalin untuk pasien yang
akan MRS oleh perawat yang bertugas
dengan menggunakan “ Asesment Risiko
Jatuh Skala Moorse “ dan pasien anak-anak
menggunakaan skala Humpty dumpty.
2. Apabila hasil total skore pasien termasuk
risiko sedang atau tinggi, dibuat masalah
Bagaimana penatalaksaan pasien risiko keperawatan untuk mencegah terjadinya
3 √
jatuh? pasien jatuh.
3. Setiap pasien harus dilakukan asesment
ulang, khususnya pada pasien pasca
operasi, pasien setelah dilakukan tindakan
medis, pasien yang mengalami perubahan
fisik dan mental secara signifikan. Namun,
untuk SPO pengkajian ulang masih belum
tersedia.
Sesuai SPO terkait penilaian awal risiko jatuh
dan penilaian ulang terhadap pasien yang
Penggunaan form penilaian (Morse Fall, berisiko tentang Pencegahan Pasien Risiko
4 Humpty Dumpty) √ Jatuh Rumah Sakit dilakukan asesmen sesuai
formulir asesmen Risiko Jatuh, skala Morse
untuk pasien dewasa dan Humpty Dumpty
(FHD) untuk pasien anak.
Hasil pengkajian menggunakan instrumen,
ditemukan bahwa 100% pasien telah dilakukan
5 Penggunaan form monitoring risiko jatuh √
assesmen ulang terkait risiko jatuh sesuai SPO
Rumah Sakit.
Penandaan pasien risiko jatuh menggunakan
6 Penandaan pasien risiko jatuh √ gelang berwarna kuning sudah dilakukan pada
pasien dengan risiko jatuh sebanyak 100%.
7 Angka Kejadian Pasien Jatuh ? ?
Analisis SWOT
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
STRENGTH
1 Ruang rawat inap penyakit dalam dengan kapasitas 39 tempat tidur dan 2 ruang isolasi. Klasifikasi 0,008 2 0,016
pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dibagi menjadi 3 yaitu minimal, parsial, dan total.
Sedangkan pasien dengan penularan transmisi udara akan dimasukkan ke ruang isolasi.
2 Berkaitan dengan kebijakan RS yang menyebutkan bahwa dalam 1 tim bertanggung jawab atas 0,02 2 0,04
maksimal 40 bed, ruang Rawat Inap X memiliki 1 tim pemberi asuhan pada pasien karena hanya
memiliki 39 tempat tidur. Dalam pelaksanaannya, pemberian asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode tim dan pembagian tugas telah dilaksanakan dengan baik secara maksimal
dan seideal mungkin.
3 Metode tim dilaksanakan dengan memilih Katim yang sudah menjadi Ners dan katim serta perawat 0,03 3 0,09
pelaksana yang merupakan campuran antara lulusan D3 dan S1. Katim selalu ada pada setiap
shift jaga, 1 katim saat shift pagi, 1 katim saat shift sore, dan 1 katim saat shift malam yang akan
dibantu oleh perawat pelaksana yang jumlahnya disesuaikan dengan ketersediaan tenaga
keperawatan.
4 Kerja sama dan kolaborasi yang terbangun antar tenaga kesehatan telah berjalan dengan baik. 0,02 3 0,06
Tenaga kesehatan yang terlibat didalamnya untuk merawat pasien adalah dokter umum, DPJP
yang merupakan dokter spesialis, ahli gizi, dan farmasi.
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
STRENGTH
5 Tindakan sudah dilaksanakan sesuai dengan SAK RS yang sudah ditentukan oleh Komite 0,01 2 0,02
Rumah Sakit, dokter sudah memiliki Clinical Pathway.
6 PP melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai pembagian pasien kelolaan 0,02 3 0,06
7 Rawat Inap X sudah tidak menggunakan buku laporan pasien untuk handover, namun 0,03 3 0,09
langsung membuka RM masing – masing pasien. Jika terdapat hal – hal yang penting,
perawat akan mencatat pada notes perawat masing – masing kemudian disampaikan kepada
perawat shift selanjutnya.
8 Sistem penerimaan pasien baru sudah memiliki SOP yang telah disepakati. Pada saat 0,05 3 0,15
ruangan menerima pasien baru, komponen edukasi yang paling sering ditekankan antara lain
yaitu orientasi ruangan, hand hygine, penggunaan gelang pasien, hak dan kewajiban pasien,
serta pembatasan keluarga yang menunggu.
9 Obat – obatan emergency disimpan di trolly emergency di nurse station yang biasanya 0,03 3 0,09
digunakan apabila terdapat pasien dalam kondisi gawat darurat di ruangan tersebut.
10 Selama pemberian obat, perawat telah menerapkan 7 benar obat, jadi selama ini belum ada 0,03 4 0,12
kejadian kesalahan dalam pemberian obat.
11 Selama ini delegasi berjalan dengan baik, belum ada yang melakukan kesalahan diluar tugas 0,03 3 0,09
yang telah didelegasikan.
12 Pada SOP discharge planning, tertuang beberapa pertanyaan dan edukasi yang diberikan 0,007 4 0,028
kepada pasien dan keluarga terkait dengan kesiapan keluarga dalam merawat pasien
dirumah, kendaraan yang digunakan pada saat pasien pulang, jadwal control dan edukasi
terkait obat obatan yg dibawa pulang apa saja.
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
STRENGTH
13 Target pendidikan kesehatan yang dicapai adalah hanya pasien dan keluarga, dimana 0,008 4 0,024
edukasi yang diberikan biasanya adalah hak dan kewajiban apa saja yang dapat dilakukan
oleh pasien dan keluarga selama dirumah sakit, kegiatan yang diperbolehkan dan yang
dilarang, cuci tangan 6 langkah, pencegahan pasin jatuh, dan beberapa indikator
keselamatan pasien yang lainnya.
14 Sistem penggajian yang diterapkan menggunakan sistem merit dimana penilaian karyawan 0,008 3 0,024
dikaitkan dengan sistem balas jasa (gaji, intensif, dan bonus), dan digunakan sebagai dasar
penetapan promosi.
15 Rumah sakit memiliki pedoman identifikasi pasien yang tertuang dalam kebijakan sasaran 0,04 4 0,16
keselamatan pasien mengenai ketepatan identifikasi pasien, pedoman tersebut akan
diturunkan dalam bentuk SPO dan di seluruh ruangan rumah sakit mengunakan pedoman
sebagai acuan untuk ketepatan mengidentifikasi pasien.
16 Rumah sakit memiliki pedoman komunikasi efektif yang tertuang dalam kebijakan sasaran 0,05 4 0,20
keselamatan pasien mengenai komunikasi efektif, pedoman tersebut berbentuk SPO dan di
seluruh ruangan rumah sakit mengunakan pedoman sebagai acuan untuk melakukan
komunikasi efektif.
17 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, 100% perawat di ruangan menggunakan 0,007 4 0,028
bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien saat pemberian KIE untuk mengurangi resiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan khususnya tentang 6 langkah cuci tangan.
18 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, didapatkan pelaporan 100% dari hasil 0,007 4 0,028
wawancara dengan Kepala Ruang.
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
STRENGTH
19 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, perawat memverifikasi TTD <24 jam 0,05 4 0,20
didapatkan 100% dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang.
20 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, Angka Kejadian Kesalahan pada 0,05 4 0,20
Pemberian Obat oleh Perawat adalah 0 sehingga sesuai dengan target.
21 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, SPO rumah sakit terkait kebijakan 0,007 4 0,028
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi telah dilakukan dengan baik.
Setiap pasien yang akan dilakukan operasi dilakukan penandaan langsung oleh dokter bedah
yang bersangkutan.
22 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, terkait kepatuhan perawat dalam 0,05 4 0,20
ketepatan cuci tangan pada bulan Februari 2020 adalah 70%.
23 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, hasil pengkajian menggunakan instrumen, 0,007 3 0,021
ditemukan bahwa 100% pasien telah dilakukan assesmen ulang terkait risiko jatuh sesuai
SPO Rumah Sakit.
24 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, penandaan pasien risiko jatuh 0,007 3 0,021
menggunakan gelang berwarna kuning sudah dilakukan pada pasien dengan risiko jatuh
sebanyak 100%.
25 Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruang, tidak ada kejadian pasien jatuh 0,06 3 0,18
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
STRENGTH
26 Bentuk dan mekanisme komunikasi antar perawat, perawat dengan dokter, perawat dengan 0,05 3 0,15
tenaga kesehatan lain, perawat dengan pasien. Komunikasi yang digunakan di ruang rawat
inap yaitu menggunakan komunikasi terapeutik.
27 Sistem reward diberikan kepada perawat yang kinerjanya rajin, disiplin dan bertanggung 0,008 3 0,024
jawab. Reward tersebut berupa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan, sistem pemberian punishment belum berlaku di ruang rawat inap.
TOTAL 0,694 2,342
WEAKNESS
1 Kebutuhan tenaga di ruang X menyesuaikan pada kepala bidang, bukan tergantung pada 0,04 3 0,12
masing-masing ruangan
2 Saat ini masih belum ada orientasi untuk tenaga baru, metode preseptor shift masih ditujukan 0,02 2 0,04
untuk mahasiswa
3 Tidak ada standar kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Format asuhan keperawatan 0,008 4 0,032
yang penting terisi penuh tanpa memperhatikan dari segi kualitas
4 Belum ada SPO untuk pengkajian ulang pasien resiko jatuh. Pengkajian resiko jatuh hanya 0,005 3 0,015
dilakukan sekali bersamaan dengan pengkajian awal pasien.
5 Perawat belum memiliki Askep Pathway. Pendokumentasian asuhan keperawatan oleh 0,005 2 0,01
perawat masih meggunakan NNN dan belum berganti pada 3S
6 Untuk SPO ronde keperawatan, ruang Rawat Inap X sudah membentuk SOP namun masih 0,007 3 0,021
berupa rancangan/draft dan belum disosialisasikan kepada tenaga perawat yang ada
diruangan
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
WEAKNESS
7 Supervisi belum dilakukan secara ideal. Kepala ruang mengatakan bahwa supervisi mungkin 0,02 3 0,06
hanya dilakukan 2 minggu atau satu bulan sekali, yang sifatnya bukan dalam bentuk sidak
namun sudah direncanakan jauh – jauh hari.
8 Ruangan masih belum memiliki SOP pendokumentasian asuhan keperawatan. 0,04 2 0,08
Pendokumentasian yang dituangkan dalam rekam medis dilakukan secara terpisah antara
assessment awal dan assessment perawat, sehingga hal tersebut menjadikan sebuah
masalah atau kendala yaitu terdapat assessment yang terhitung double.
9 Pelaksanaan discharge planning pada pasien dan keluarga masih belum ideal. Seharusnya 0,004 2 0,008
discharge planning sudah disusun 1 x 24 jam saat pasien masuk ruangan, akan tetapi
selama ini ruangan baru menyusun discharge planning pada saat pasien akan pulang.
10 Ronde keperawatan sudah sering dilakukan namun tidak terpaku pada jadwal tertentu. 0,003 3 0,009
Karena keterbatasan tenaga yang ada di ruang Rawat Inap D, maka ronde keperawatan
tidak selalu dilakukan secara formal
11 Karena keterbatasan waktu, handover dan conference dijadikan satu waktu yang dilakukan 0,008 4 0,032
pada saat pergantian shift malam ke shift pagi, dihadiri oleh seluruh tim dan dipimpin oleh
kepala ruang atau ketua tim.
12 Pendidikan kesehatan diruangan mengikuti jadwal kegiatan dari tim PKRS RS Gembira 0,06 3 0,18
Husada. Pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh tim PKRS pun sekiranya hanya dilakukan 2
bulan sekali karena bergantian dengan ruangan lain
No Analisis Faktor Internal Bobot Rating Skor
WEAKNESS
13 Ruangan belum memiliki SPO terkait pemasangan restrain. Selama ini jika ada pasien yang 0,08 4 0,32
membutuhkan restrain hanya diikat dibagian jari dan diikatkan ke samping tempat tidur
OPPRTUNITY
1 Berkaitan dengan kebijakan RS yang menyebutkan bahwa dalam 1 tim bertanggung jawab 0,06 3 0,18
atas maksimal 40 bed, ruang Rawat Inap X hanya membutuhkan 1 tim pemberi asuhan pada
pasien karena hanya memiliki 39 tempat tidur.
2 Tenaga kesehatan lain seperti dokter umum, dokter spesialis, ahli gizi, dan farmasi dapat 0,05 2 0,1
bekerja sama dengan tenaga di ruang Rawat Inap X secara baik
3 Farmasi akan menyediakan obat yang dibutuhkan oleh masing – masing pasien selama satu 0,05 2 0,1
hari (one day one dosage) setelah perawat shift pagi mengidentifikasi obat – obat yang
dibutuhkan
No Analisis Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
OPPRTUNITY
4 Sistem penggajian yang diterapkan menggunakan sistem merit dimana penilaian karyawan 0,08 4 0,32
dikaitkan dengan sistem balas jasa (gaji, intensif, dan bonus), dan digunakan sebagai dasar
penetapan promosi.
5 Manajer keperawatan mengatur sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di ruang Rawat 0,04 1 0,04
Inap X sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
6 Pengembangan pendidikan perawat ke jenjang yang lebih tinggi dapat dilakukan atas izin 0,06 3 0,18
manajer keperawatan
7 Terdapat beberapa pelatihan yang dapat di ikuti oleh perawat di luar RS untuk meningkatkan 0,07 4 0,28
kompetensi perawat atas izin manajer keperawatan
8 Rumah sakit memiliki pedoman identifikasi pasien yang tertuang dalam kebijakan sasaran 0,07 3 0,28
keselamatan pasien mengenai ketepatan identifikasi pasien, pedoman tersebut diturunkan
dalam bentuk SPO dan di seluruh ruangan rumah sakit mengunakan pedoman tersebut
sebagai acuan untuk ketepatan mengidentifikasi pasien.
9 Rumah sakit memiliki pedoman komunikasi efektif yang tertuang dalam kebijakan sasaran 0,07 3 0,21
keselamatan pasien mengenai komunikasi efektif, pedoman tersebut berbentuk SPO dan di
seluruh ruangan rumah sakit mengunakan pedoman tersebut sebagai acuan untuk
melakukan komunikasi efektif.
10 Terdapat badan PPI (Program Pengedalian Infeksi) di rumah sakit untuk melakukan 0,05 3 0,15
survailance
TOTAL 1,84
No Analisis Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
THREAT
1 Tingginya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional dan 0,03 3 0,09
memuaskan dari tenaga kesehatan
2 Masyarakat yang kritis dalam menghadapi dan menanggapi setiap tindakan dan asuhan 0,03 3 0,09
keperawatan
3 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat 0,03 2 0,06
sebagai pemberi asuhan keperawatan
4 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hukum 0,03 2 0,06
5 Persaingan antara rumah sakit yang lebih ketat dalam memberikan pelayanan 0,02 2 0,04
keperawatannya
6 Meningkatnya kasus-kasus luar biasa atau kasus-kasus yang jarang terjadi sehingga 0,22 3 0,66
membutuhkan penanganan yang lebih intensif dari berbagai disiplin ilmu serta peralatan
medis yang lebih optimal
7 Adanya perekonomian masyarakat yang tidak menentu 0,02 2 0,04
8 Pasien memiliki latar belakang pendidikan yang beragam sehingga hal ini dapat menjadi 0,02 2 0,04
penghambat dalam memberikan edukasi
TOTAL 1,84
(1.39, 0.76)
0
1 2
Kuadran IV Kuadran II
PRIORITAS MASALAH
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Discharge planning yang baru disusun
4 4 4 3 4 19 1
saat pasien akan KRS
2 Pelaksanaan conference yang masih
4 4 3 3 4 18 2
bersamaan dengan operan
3 Pendokumentasian askep yang kurang
4 3 3 3 3 16 3
optimal dan maksimal
4 Ketidakefektifan penggunaan restrain 3 2 3 2 3 13 4
5 Ketidakefektifan pelaksanaan
reassessment ulang pasien dengan 3 2 3 2 2 12 5
risiko jatuh
Keterangan :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Kurang penting
2 = Tidak penting
1 = Sangat tidak penting
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
1 Discharge planning yang baru Kurangnya kepatuhan perawat dalam - Melakukan sosialisasi ulang terkait SOP
disusun saat pasien akan KRS melaksanakan discharge planning sesuai Discharge Planning
dengan SOP - Peningkatan supervisi terkait
pelaksanaan discharge planning secara
terintegrasi
2 Pelaksanaan conference yang masih Adanya keterbatasan waktu untuk melakukan - Melakukan sosialisasi ulang terkait SOP
bersamaan dengan operan conference dalam waktu yang berbeda. Pre dan Post Conference
- Peningkatan supervisi terkait
pelaksanaan pre conference dan
handover secar\= terintegrasi
3 Pendokumentasian askep yang kurang - Ruang Rawat Inap X masih belum - Memberikan pengusulan SOP panduan
optimal dan maksimal memiliki SOP sebagai panduan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
mendokumentasikan ASKEP masing – - Memotivasi perawat tentang pentingnya
masing pasien. pendokumentasian sebagai salah satu
- Perawat yang tidak memperhatikan aspek legalitas tindakan keperawatan
kelengkapan dan kualitas dalam - Melakukan sosialisasi dan pelatihan
melakukan pendokumentasian penerapan SOP pendokumentasian
asuhan keperawatan
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
4 Ketidakefektifan penggunaan Ruang Rawat Inap X masih belum - Melakukan penyusunan SOP
restrain memiliki SOP mengenai indikasi dan mengenai panduan penggunaan
panduan penggunaan restrain restrain di ruangan
- Sosialisasi terkait penggunaan dan
insikasi restrain
5 Ketidakefektifan pelaksanaan - Ruang Rawat Inap X masih belum - Melakukan penyusunan SOP
reassessment ulang pasien memiliki SOP pelaksanaan mengenai pelaksanaan
dengan risiko jatuh reassessment ulang pasien dengan reassessment ulang pasien dengan
risiko jatuh risiko jatuh
- Pelaksanaan restrain hanya - Sosialisasi terkait SOP pelaksanaan
dilakukan dengan menggunakan reassessment ulang pasien dengan
kassa gulung risiko jatuh
PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Efektifitas Efesiensi
Jumlah
Prioritas
Daftar Alternatif Pemecahan Masalah MxIxV Prioritas
Masalah M I V E
E
an pasien. benar
Selama ini Evaluasi
restrain keberhasilan
hanya program
dilakukan
dengan
kassa dan
beresiko
menyakiti
pasien
No. PRIORITAS FAKTOR WHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW POA HOW
MASALAH PENYEBAB MUCH
5 Pengkajian Ruangan belum Ruangan Membuat SOP Unit 20-24 Sasaran: 1.Konsultasi
ulang resiko memiliki format perlu mengenai rawat april - Perawat dengan pihak
jatuh belum SOP pengkajian memiliki Reassesment inap D 2020 - Katim RS, dan CI
ulang untuk SOP
memiliki SOP Resiko Jatuh - Kepala ruang akademik
pasien dengan pengkajian
tertulis untuk pasien - Kepala unit
resiko jatuuh, 2.Mencari
ulang
ruang rawat - Direktur RS
ruangan hanya literatur
untuk
inap
memiliki format
pasien instrumen
SOP pengkajian PJ :
dengan format SOP
awal saja pada Reassesment
resiko jatuh
pasien dengan
karena Resiko jatuh
resiko jatuh
penilaian 3.Penyusunan
resiko jatuh
format SOP
perlu
Reassesment
dilakukan
Resiko jatuh di
tidak hanya
ruangan
sekali,
mengikuti 4.Sosialisasi
perkemban penggunaan
gan SOP dengan
keadaan baik dan benar
dari pasien