Anda di halaman 1dari 32

SIMPLISIA & EKSTRAKSI

dr.Asrawati Sofyan Sp.KK

Departemen Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Sumber bahan alam
• - Tanaman (terbanyak), historis dipakai masyarakat
• - Hewan
• - Mikroorganisme
• - Kehidupan laut.

• Senyawa yang dihasilkan


• 1. Metabolit primer
• 2. Metabolit sekunder
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA MUTU
OBAT HERBAL

SIMPLISIA SEDIAAN HERBAL OBAT HERBAL


Sangat
Genetik Simplisia (jenis, bagian Formula diperlukan
Iklim tanaman, kadar air, Simplisia asupan
Tempat tumbuh derajat halus dl) Sediaan herbal teknologi dan
Kultivasi/ Liar Pelarut Metode standardisasi
Pemanenan Prosedur ekstraksi QC
untuk
Proses pengeringan Kemasan Proses
Perajangan Penyimpanan Kemasan mendapat
Kemasan pengangkutan Penyimpanan produk
Penyimpanan pengangkutan berkualitas
QC
PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM INDONESIA
JAMU OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA
1. Disediakan secara 1. Terbuat dari ekstrak 1. Terbuat dari ekstrak,
tradisional (pil, serbuk dan dapat disejajarkan
seduh dsb) dengan obat modern
2. Dasar pengalaman 2. Dasar penelitian ilmiah 2. Dasar penelitian ilmiah
3. Tanaman penyusun (5- 3. Tanaman penyusun 3. Tanaman penyusun
10) atau lebih maksimum 5 (lima) maksimum 5 (lima)
4. Aman 4. Aman 4. Aman
5. Pembuktian secara 5. Pembuktian secara 5. Pembuktian secara
empiris ilmiah dengan data ilmiah dengan data klinik
praklinik
6. Memenuhi persyaratan 6. Memenuhi persyaratan 6. Memenuhi persyaratan
mutu yg berlaku mutu yg berlaku mutu yg berlaku
7. Bahan baku belum 7. Bahan baku 7. Bahan baku terstandari
terstandarisasi terstandarisasi (FI, MMI) sasi (FI, MMI)
SIMPLISIA
PENGERTIAN

Dalam dunia farmasi, bahan mentah untuk obat-obatan


biasa disebut dengan simplisia.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(1983) simplisia adalah bahan alami yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
dan berupa bahan yang telah dikeringkan.

(Utami Mei, et al. 2013)


SIMPLISIA NABATI

JENIS SIMPLISIA HEWANI


SIMPLISIA
SIMPLISIA
PELIKAN/MINERAL
(Utami Mei, et al. 2013)
Simplisia nabati
adalah simplisia yang
berupa tanaman Simplisia hewani Simplisia pelikan
utuh, bagian tanaman adalah simplisia atau mineral
atau eksudat
yang berupa adalah simplisia
tanaman (isi sel yang
secara spontan keluar hewan utuh, yang berupa
dari tanaman atau bagian hewan bahan pelikan
dengan cara tertentu atau za-zat atau mineral yang
dikeluarkan dari berguna yang belum diolah
selnya ataupun zat-
dihasilkan oleh dengan cara
zat nabati lainnya
yang dengan cara hewan sederhana dan
tertentu dipisahkan dan belum berupa belum berupa zat
dari tanamannya zat kimia murni. murni.
belum berupa zat
kimia murni.

(Utami Mei, et al. 2013)


PENYIAPAN
SIMPLISIA TAHAP

Penerimaan
simplisia
Sortasi
Pencucian ulang
Pengeringan
Pengemasan
simplisia

(Wahyuningsih Mae, 2017)


SUMBER SIMPLISIA

Pada umumnya jenis-jenis yang dapat dimanfaatkan sebagai


simplisia nabati dapat berasal dari dua sumber, yaitu :

(A) Berasal dari hasil alami dengan (B) berasal dari hasil penanaman
cara mengumpulkan jenis-jenis atau budidaya baik secara kecil-
tumbuhan obat dari hutan-hutan, kecilan oleh petani ataupun besar-
tepi sungai, kebun, gunung atau di besaran oleh perkebunan, seperti
tempat terbuka lainnya. tumpang sari, atau TOGA
(Tanaman Obat Keluarga)

(Bank Sentral Republik Indonesia, 2005)


PENGERINGAN

PENCUCIAN
PENGERINGAN

1) Bahan dalam
tumbuhan hidup
2) Bahan setelah dipetik
3) Bahan setelah kering
 Proses metabolisme 
Sel mulai mati
 Enzim tidak merusak 
Air masih banyak  Sel mati
 Kapang tumbuh  Air ‹10%
 Enzim merusak  Kapang tidak tumbuh
 Enzim tidak aktif

(Wahyuningsih Mae, 2017)


SIMPLISIA KERING

(Wahyuningsih Mae, 2017)


EKSTRAKSI
PENGERTIAN

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu


zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yng
berbeda, biasanya air dan pelarut organik.

(Wahyuningsih Mae, 2017)


JENIS EKSTRAKSI

INFUNDASI

MASERASI

SOKLETASI

PERKOLASI
(Mukhriani, 2014)
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK

1. Pembuatan serbuk simplisia


2. Pemilihan cairan pelarut (ekstraksi)
3. Pemekatan
4. Pengeringan ekstrak
5. Dihitung rendemen (ekstrak-bahan)

(Wahyuningsih Mae, 2017)


METODE EKSTRAKSI

A) Ekstraksi dengan pelarut B) Destilasi Uap

Cara dingin : Ekstraksi senyawa kandungan


- Maserasi (Rendam-aduk) minyak menguap
- Perkolasi (Perkolator)

Cara panas :
- Refluks (temperatur titik didih)
- Soxhlet
- Digesti (maserasi kinetik t:40-50°C)
- Infus (t:90-96oC; 15-20 menit)
- Dekok (≥30 menit) (Wahyuningsih Mae, 2017)
MASERASI

Metode ini dilakukan dengan memasukkan


serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai
ke dalam wadah inert yang tertutup rapat
pada suhu kamar.
Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara
konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi dalam sel tanaman.

(Mukhriani, 2014)
PERKOLASI

Pada metode perkolasi, serbuk


sampel dibasahi secara perlahan
dalam sebuah perkolator (wadah
silinder yang dilengkapi dengan kran
pada bagian bawahnya).
Pelarut ditambahkan pada bagian
atas serbuk sampel dan dibiarkan
menetes perlahan pada bagian
bawah.
(Mukhriani, 2014)
REFLUX

Pada metode reflux, sampel


dimasukkan bersama pelarut ke
dalam labu yang dihubungkan
dengan kondensor. Pelarut
dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan
kembali ke dalam labu.

(Mukhriani, 2014)
SOKLETASI

Cara penyarian yang dilakukan


dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi
dan dengan pemanasan.

(Mukhriani, 2014)
INFUS

Sediaan cair yang dibuat


dengan cara menyari
simplisia dengan air pada
suhu 90-96°C selama 15
menit.

(Mukhriani, 2014)
FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA MUTU EKSTRAK

• Faktor Biologi
- Identitas jenis (spesies)
- Lokasi tumbuhan asal
- Periode pemanenan
- Penyimpanan bahan tumbuhan
- Umur dan bagian yang digunakan

(Wahyuningsih Mae, 2017)


FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA MUTU EKSTRAK

• Faktor Kimia
- Faktor Internal  (jenis, komposisi
(kualitatif/kuantitatif, kadar total) senyawa
aktif
- Faktor Eksternal  (metode, alat,
ukuran/kekeringan bahan, pelarut,
kandungan logam berat dan pestisida)

(Wahyuningsih Mae, 2017)


Definition of phytopharmaca
KEP. Ka. B.POM. RI., No: HK.00.05.4.2411., th 2004
Tentang
PENGELOMPOKAN DAN PENANDAAN OBAT BAHAN ALAM INDONESIA

• Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari


bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia.
PEDOMAN FITOFARMAKA
Kep. Men. Kes.RI. (761/92)

• PRIORITAS PEMILIHAN
• 1.Bahan baku relatif mudah diperoleh
• 2.Didasarkan pada pola penyakit di Indonesia
• 3.Perkiraan manfaat terhadap penyakit tertentu cukup besar
• 4.Memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan
penderita 5. Merupakan satu-satunya alternatif pengobatan
Daftar Pustaka

• Bank Sentral Republik Indonesia. 2005. Budidaya Tanaman Bahan Jamu. From
<http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/59_05. Pengunaan Obat Tradisional.
pdf/59 _ 05 _ P.html
• Utami Mei, Widiawati Yayu, & Hidayah Hexa Apriliana. 2013. Keragaman dan
Pemanfaatan Simplisia Nabati yang
Diperdagangkan di Purwokerto. Jurnal Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
From <hhtp://journal.bio.unsoed.ac.id>
• Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, & Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. From
<http://journal.uin.alauddin.ac.id>
• Wahyuningsih Mae Sri Hartati.2017. Pusat Kedokteran Herbal/Divisi
Etnofarmakologi Fakultas Kedokteran UGM.

Anda mungkin juga menyukai