Anda di halaman 1dari 28

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR

DEWI A. IRYANI
Disampaikan pada Kuliah:
Utilitas dan Penggerak Mula
Tipe Bahan Bakar

Bahan Bakar Padat


 Coal classification
• Anthracite: hard and geologically the oldest
• Bituminous
• Lignite: soft coal and the youngest
• Further classification: semi- anthracite, semi-
bituminous, and sub-bituminous

2
Grafik Coalification
•2.5
•Dehydration
•Demethanation
•Decarboxylation
•2
•H/C atomic ratio (-)

•Raw Bamboo
•200℃
•1.5 • ◆ •◆
•240℃ •◆ •◆ •180℃
•◆ •220℃
•280℃ •◆
•1 •260℃
•◆ •◆ •Cellulose
•300℃ •Peat
•Lignite
•0.5
•Subbituminous
•Bituminous
•Anthracite
•0
•0 •0.2 •0.4 •0.6 •0.8 •1
•O/C atomic ratio (-)
Type of Fuels

Bahan Bakar Padat


 Physical properties
• Heating or calorific value (GCV)
• Moisture content
• Volatile matter
• Ash

 Chemical properties
• Chemical constituents: carbon, hydrogen, oxygen,
sulphur

4
Karakterisasi Bahan Bakar Padat
• Bahan bakar adalah Sumber energi di Industri

Apa yang dimaksud dengan karakterisasi Bahan


bakar?
Adalah kegiatan untuk menganalisis kandungan
energi atau nilai kalori dari suatu bahan bakar.
Analisis kandungan energi dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu: “Proximate analysis” dan
“Ultimate analysis”.
Proximate Analysis
Pada Proximate analysis, yang dicari adalah
kandungan air [moisture (M)], kandungan
kadar abu [Ash (A)] dan kadar zat
volatil/terbang [volatile matter (VM)].
selanjutnya Fixed carbon (FC) yang didapatkan
melalui persamaan berikut:

FC= 100 – (%M + %A + %VM) ..................1)


Proximate Analysis
• Analisa ini dilakukan pada bahan bakar padat yang didasarkan pada sifatnya yang dapat/ mudah menguap atau
membentuk gas (volatile), yaitu:

a. Fixed carbon
• Merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam reaktor pembakaran setelah bahan yang mudah menguap
didestilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi juga mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen
yang tidak terbawa gas. Fixed carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas bahan bakar.

b. Volatile matter
Bahan yang mudah menguap dalam bahan bakar seperti; metan, hidrokarbon, hidrogen, karbon monoksida,
dan gas-gas yang tidak mudah terbakar (karbon dioksida dan nitrogen). Bahan yang mudah menguap
merupakan indeks dari kandungan bahan bakar bentuk gas di dalam bahan bakar. Kandungan bahan yang
mudah menguap pada biomasa berkisar antara 60 – 80 %.

c. Kadar abu
Abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungan abu pada bahan bakar biomasa relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan bahan bakar batu bara, yaitu; berkisar antara 1 % - 6 %.Kandungan garam dasar
tersebut menghasilkan abu yang bersifat lengket. Hal ini yang biasanya banyak ditemui pada beberapa kasus
pada boiler menyebabkan deposit pada permukaan boiler.

d. Kadar air
Kandungan air yang tinggi di dalam bahan bakar dapat menurunkan efisiensi proses pembakaran dan
menurunkan kandungan panas per kg bahan bakar.
Proximate Analysis...
• Tahapan Proximate analysis:
1. Perhitungan kadar air (Moisture)
Pengeringan 1 gm bahan bakar dengan memanaskan pada temperatur 100-105 °C
%M = (berat yang hilang/berat awal BB) x 100%

2. Perhitungan kadar zat volatil (Volatile matter content)


adalah kehilangan zat yang terdapat dibahan bakar ketika 1 g bahan bakar dipanaskan
pada temperatur 110-950 °C selama 7 menit pada keadaan tanpa udara.

Total kehilangan berat moist BB= kehilangan berat volatile matter – kadar air

Kehilangan berat VM = Total kehilangan berat – kadar air

3. Perhitungan Kadar Abu


adalah kehilangan panas setelah pembakaran 1 g BB pada temperatur 700-900 °C

%A = Berat residu BB/ berat awal sampel x 100%


Proximate Analysis...
Ultimate Analysis
Elemen/unsur utama bahan kimia di bahan
bakar adalah C, O, H, N dan S. Analisis kimia
sangat penting dilakukan untuk menhitung
neraca material/bahan secara akurat dan
untuk perhitungan nilai kalori. Semua
perhitungan dilakukan pada keadaan bebas
kandungan air atau free moisture content.

%O = 100 (%C + %H + %N + %S + % ash)


Karakterisasi Bahan Bakar Cair
1.Untuk perhitungan kandungan C, H, O, N dan S dapat dilakukan dengan metode yang
sama yaitu ultimate analysis dengan karakterisasi bahan bakar padat.
2. Perhitungan spesific grafity (Sg)
Adalah rasio dari berat suatu volume minyak terhadap berat dengan jumlah volume yang
sama air pada temperatur 60 °F. Specific gravity adalah suatu rasio, dan tidak bersatuan.
SG dapat dicari dengan menggunakan hydrometer yang selanjutnya digunakan untuk
menghitung °API, yaitu:
Type of Fuels

Liquid Fuels
Thermal Systems/Fuels

 Specific gravity
• Ratio of weight of oil volume to weight of same
water volume at a given temperature
• Specific gravity of water is 1

Table 1. Specific gravity of various fuel oils (adapted


from Thermax India Ltd.)

Fuel oil LDO Furnace oil LSHS (Low Sulphur


type (Light Diesel Oil) Heavy Stock)
Specific 0.85-0.87 0.89-0.95 0.88-0.98
Gravity
12
Karakterisasi Bahan Bakar Cair...
3. Mencari viscosity
• ukuran fuel’s internal resistance untuk aliran/pemompaan
• Karakter yang penting untuk keperluan storage/penyimpanan
dan penggunaan
Diukur dengan menggunakan viscometer dan satuannya
dinyatakan dalam centipoise.

4. Flash point
• Temperatur terendah disaat bahan bakar ketika dipanaskan
akan menyala.
Karakterisasi Bahan Bakar Cair...
5. Pour point
• Temperature terendah ketika bahan bakar mrngalir
• Temperatur Indikasi nahan bakar dapat dipompa

6. Specific heat
• kCal dibutuhkan untuk menaikkan temperatur setiap 1 kg oil
terhadap 1oC (kcal/kgoC)
• Mengindikasikan seberapa banyak steam/daya listrik yang
dibutuhkan dihasilkan pada temperatur pemanasan tertentu
Karakterisasi Bahan Bakar Cair
7. Sulphur content
• Furnace oil: 2-4 % sulphur
• Sulphuric acid dapat menyebabkan terjadinya korosi

8. Ash content
• Inorganic material dalam bahan bakar
• kandungannya sekitar 0.03 - 0.07%
• Dapat menyebabkan korosi di burner dan menyebabkan
kerusakan peralatan ketika pemanasan pada temperatur
tinggi.
Karakterisasi Bahan Bakar Cair...
9. Carbon residue
• Kecenderungan bahan bakar cair untuk terdeposit dalam
bentuk deposit carbon/kerak pada permukaan peralatan.
• Residual oil: >1% carbon residue

 Water content
• Normally low in furnace oil supplied (<1% at refinery)
• Free or emulsified form
• Can damage furnace surface and impact flame
Type of Fuels

Liquid Fuels
Thermal Systems/Fuels

Typical specifications of fuel oils


(adapted from Thermax India Ltd.)

Properties Fuel Oils


Furnace Oil L.S.H.S L.D.O
Density (Approx. 0.89-0.95 0.88-0.98 0.85-0.87
g/cc at 150C)
Flash Point (0C) 66 93 66
Pour Point (0C) 20 72 18
G.C.V. (Kcal/kg) 10500 10600 10700
Sediment, % Wt. 0.25 0.25 0.1
Max.
Sulphur Total, % < 4.0 < 0.5 < 1.8
Wt. Max.
Water Content, % 1.0 1.0 0.25
Vol. Max.
Ash % Wt. Max. 0.1 0.1 0.02 17
Hubungan Proximate dan Ultimate Value

%C = 0.97FC+ 0.7(VM - 0.1A) - M(0.6-0.01M)


%H =0.036FC + 0.086 (VM -0.1xA) - 0.0035M 2 (1-
0.02M)
%N2 = 2.10 -0.020 VM
Dimana:
• C = % of fixed carbon
• A = % of ash
• VM = % of volatile matter
• M = % of moisture
Nilai Calori (CV) Bahan Bakar
• Untuk melakukan pembakaran diperlukan kalor, besarnya kalor
yang dibutuhkan disebut dengan nilai kalor (calorific value).
Jumlah nilai kalor yang dibutuhkan oleh setiap bahan bakar
berbeda-beda tergantung dari titik nyalanya (flash poin). Nilai
kalor juga dapat didefenisikan sebagai panas total yang
diberikan saat bahan bakar yang digunakan terbakar sempurna
dengan oksigen bebas.
• Nilai calori bahan bakar dapat dicari langsung dengan
menggunakan bom calorimeter atau dicari melalui metode
perhitungan berdasarkan komposisi kandungan bahan kimia
bahan bakar tersebut. Secara teoritik nilai CV dicari pada saat
tejadinya pembakaran sempurna pada keadaan standar.
NILAI KALOR BAHAN BAKAR
• Nilai kalor dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Nilai kalor atas


• Nilai kalor atas disebut juga GHV (gross heating value), GCV (gross calorific value)
atau HHV (higher heating value), yaitu; kalor laten yang dihasilkan dari uap air yang
dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang berguna yang ditambahkan ke dalam nilai
kalor bawah. Nilai HHVdapat dicari melalui persamaan Dulong (Muin, 1988), berikut;

HHV = 33.950C+144.200 [H2-(O2/8)]+9.400S …………….....2)

Dimana,
• HHV = Nilai kalor atas (higher heating value) (kJ/kg)
• C = Kandungan karbon dalam bahan bakar (%)
• H2 = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar (%)
• O2 = Kandungan oksigen dalam bahan bakar (%)
• S = Kandungan sulfur dalam bahan bakar (%)
Nilai Kalor Bahan Bakar
b. Nilai kalor bawah
• Nilai kalor bawah disebut juga NCV (net calorific value), NHV (net heating
value) atau LHV (lower heating value), yaitu; kalor yang dihasilkan saat nilai
kalor bahan bakar ditentukan, mengingat bahwa air dalam bentuk uap.
Nilai LHVdapat dicari melalui persamaan Dulong (Muin, 1988), berikut;

LHV = HHV – 2.400 (M + 9H2) ……………………... 3)


• Dimana,
• LHV = Nilai kalor rendah (low heating value) (kJ/kg)
• HHV = Nilai kalor atas (higher heating value) (kJ/kg)
• M = Kandungan air dalam bahan bakar (%)
• H2 = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar (%)
Nilai Kalor Bahan Bakar
• Berdasarkan hasil analisis proksimasi dan ultimasi, karakteristik bahan bakar
biomassa dari limbah padat pengolahan kelapa sawit disajikan seperti tampak
pada Tabel 1.
Perhitungan Nilai Kalor Bahan Bakar Gas
Perhitungan Nilai Kalor Bahan Bakar Gas
• Misalnya diketahui komposisi dalam 1kg gas adalah sbb:

Reaksi Pembakaran gas Metan:


CH4 (g) + 2O2 (g) => CO2 (g) + 2H2O (v)
Perbandingan Udara/Bahan Bakar (Air
Fuel Ratio)
1. Perbandingan Udara Bahan Bakar Teoritis
• Perbandingan udara bahan bakar teoritis atau stoikiometri menunjukkan
kebutuhan udara minimum untuk pembakaran sempurna suatu bahan bakar.
Perbandingan ini dapat dinyatakan dalam bentuk massa udara/massa bahan
bakar, mol udara/mol bahan bakar, ataupun dalam bentuk volume
udara/volume bahan bakar. Perbandingan ini dapat ditentukan dengan analisis
ultimasi begitu terbakar. Perbandingan ini dihitung dengan membuat
kesetimbangan massa oksigen pada reaktan dapat terbakar (karbon, hidrogen
dan sulfur).
Perbandingan Udara/Bahan Bakar (Air
Fuel Ratio)
2. Perbandingan Bahan Bakar dengan Udara Aktual
3. Perhitungan Udara Berlebih
Contoh Proses Pembakaran Bahan bakar
padat dan Gas

Anda mungkin juga menyukai