DEWI A. IRYANI
Disampaikan pada Kuliah:
Utilitas dan Penggerak Mula
Tipe Bahan Bakar
2
Grafik Coalification
•2.5
•Dehydration
•Demethanation
•Decarboxylation
•2
•H/C atomic ratio (-)
•Raw Bamboo
•200℃
•1.5 • ◆ •◆
•240℃ •◆ •◆ •180℃
•◆ •220℃
•280℃ •◆
•1 •260℃
•◆ •◆ •Cellulose
•300℃ •Peat
•Lignite
•0.5
•Subbituminous
•Bituminous
•Anthracite
•0
•0 •0.2 •0.4 •0.6 •0.8 •1
•O/C atomic ratio (-)
Type of Fuels
Chemical properties
• Chemical constituents: carbon, hydrogen, oxygen,
sulphur
4
Karakterisasi Bahan Bakar Padat
• Bahan bakar adalah Sumber energi di Industri
a. Fixed carbon
• Merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam reaktor pembakaran setelah bahan yang mudah menguap
didestilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi juga mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen
yang tidak terbawa gas. Fixed carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas bahan bakar.
b. Volatile matter
Bahan yang mudah menguap dalam bahan bakar seperti; metan, hidrokarbon, hidrogen, karbon monoksida,
dan gas-gas yang tidak mudah terbakar (karbon dioksida dan nitrogen). Bahan yang mudah menguap
merupakan indeks dari kandungan bahan bakar bentuk gas di dalam bahan bakar. Kandungan bahan yang
mudah menguap pada biomasa berkisar antara 60 – 80 %.
c. Kadar abu
Abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungan abu pada bahan bakar biomasa relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan bahan bakar batu bara, yaitu; berkisar antara 1 % - 6 %.Kandungan garam dasar
tersebut menghasilkan abu yang bersifat lengket. Hal ini yang biasanya banyak ditemui pada beberapa kasus
pada boiler menyebabkan deposit pada permukaan boiler.
d. Kadar air
Kandungan air yang tinggi di dalam bahan bakar dapat menurunkan efisiensi proses pembakaran dan
menurunkan kandungan panas per kg bahan bakar.
Proximate Analysis...
• Tahapan Proximate analysis:
1. Perhitungan kadar air (Moisture)
Pengeringan 1 gm bahan bakar dengan memanaskan pada temperatur 100-105 °C
%M = (berat yang hilang/berat awal BB) x 100%
Total kehilangan berat moist BB= kehilangan berat volatile matter – kadar air
Liquid Fuels
Thermal Systems/Fuels
Specific gravity
• Ratio of weight of oil volume to weight of same
water volume at a given temperature
• Specific gravity of water is 1
4. Flash point
• Temperatur terendah disaat bahan bakar ketika dipanaskan
akan menyala.
Karakterisasi Bahan Bakar Cair...
5. Pour point
• Temperature terendah ketika bahan bakar mrngalir
• Temperatur Indikasi nahan bakar dapat dipompa
6. Specific heat
• kCal dibutuhkan untuk menaikkan temperatur setiap 1 kg oil
terhadap 1oC (kcal/kgoC)
• Mengindikasikan seberapa banyak steam/daya listrik yang
dibutuhkan dihasilkan pada temperatur pemanasan tertentu
Karakterisasi Bahan Bakar Cair
7. Sulphur content
• Furnace oil: 2-4 % sulphur
• Sulphuric acid dapat menyebabkan terjadinya korosi
8. Ash content
• Inorganic material dalam bahan bakar
• kandungannya sekitar 0.03 - 0.07%
• Dapat menyebabkan korosi di burner dan menyebabkan
kerusakan peralatan ketika pemanasan pada temperatur
tinggi.
Karakterisasi Bahan Bakar Cair...
9. Carbon residue
• Kecenderungan bahan bakar cair untuk terdeposit dalam
bentuk deposit carbon/kerak pada permukaan peralatan.
• Residual oil: >1% carbon residue
Water content
• Normally low in furnace oil supplied (<1% at refinery)
• Free or emulsified form
• Can damage furnace surface and impact flame
Type of Fuels
Liquid Fuels
Thermal Systems/Fuels
Dimana,
• HHV = Nilai kalor atas (higher heating value) (kJ/kg)
• C = Kandungan karbon dalam bahan bakar (%)
• H2 = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar (%)
• O2 = Kandungan oksigen dalam bahan bakar (%)
• S = Kandungan sulfur dalam bahan bakar (%)
Nilai Kalor Bahan Bakar
b. Nilai kalor bawah
• Nilai kalor bawah disebut juga NCV (net calorific value), NHV (net heating
value) atau LHV (lower heating value), yaitu; kalor yang dihasilkan saat nilai
kalor bahan bakar ditentukan, mengingat bahwa air dalam bentuk uap.
Nilai LHVdapat dicari melalui persamaan Dulong (Muin, 1988), berikut;